Kemenko Marves Gandeng Telkomsel Luncurkan Film 'Mangi-Mangi', Luhut: Wajib Tonton!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) memproduksi film seri berjudul 'Mangi-Mangi' yang diluncurkan secara virtual pada Rabu (8/9/2021).
Film yang berlatar di kawasan ekowisata mangrove Pandansari di Desa Kaliwlingi, Brebes ini dibuat guna meningkatkan literasi maritim, budaya bahari, serta peluang ekonomi yang bisa digali dari sektor kemaritiman.
Film 'Mangi-mangi' yang berarti mangrove menceritakan persahabatan tiga anak pesisir yang sedang dalam proses mencari jati diri serta membangun perekonomian melalui budidaya kepiting soka.
"Sebagai bangsa yang mengaku memiliki nenek moyang pelaut, wajib bagi kita untuk meneruskan cita-cita mulia para pendahulu. Menjadikan laut sebagai kehidupan, namun juga menjaganya untuk masa depan," ujar Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan dalam sambutannya, dikutip Kamis (9/9/2021).
Melalui film berdurasi 31 menit itu juga terselip pesan untuk menjaga laut dan kawasan pesisir dari abrasi, salah satunya melalui penanaman dan konservasi mangrove.
Luhut pun berpesan kepada generasi muda khususnya generasi milenial dan generasi Z, dengan adanya film 'Mangi-Mangi' ini, sudah saatnya peduli dan sadar apa arti laut sesungguhnya. Untuk itu, menurut dia, film tersebut "wajib" untuk ditonton.
"Kalian yang ramah dengan gadget dan dunia internet, sepertinya wajib menonton film seri 'Mangi-Mangi' persembahan kami. Tentang suka duka persahabatan anak-anak pesisir yang sedang mencari jati diri. Saya jamin, pasti kalian merasa ada, bahkan menjadi mereka, yang galau dan resah dengan masa depan," tuturnya.
Sesmenko Marves Agung Kuswandono menambahkan, sebagai negara kepulauan terbesar sektor kemaritiman Indonesia punya peluang besar. Namun, hingga kini pemanfaatannya belum dilakukan secara optimal.
"Banyak permasalahan di Indonesia yang dapat diselesaikan dengan pemanfaatan sumber daya kelautan, misalnya stunting (gizi buruk) yang dapat diatasi dengan protein dari laut, pengangguran, kebutuhan garam nasional yang besar potensinya namun pemanfaatannya sampai saat ini belum begitu optimal," paparnya.
Film yang berlatar di kawasan ekowisata mangrove Pandansari di Desa Kaliwlingi, Brebes ini dibuat guna meningkatkan literasi maritim, budaya bahari, serta peluang ekonomi yang bisa digali dari sektor kemaritiman.
Film 'Mangi-mangi' yang berarti mangrove menceritakan persahabatan tiga anak pesisir yang sedang dalam proses mencari jati diri serta membangun perekonomian melalui budidaya kepiting soka.
"Sebagai bangsa yang mengaku memiliki nenek moyang pelaut, wajib bagi kita untuk meneruskan cita-cita mulia para pendahulu. Menjadikan laut sebagai kehidupan, namun juga menjaganya untuk masa depan," ujar Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan dalam sambutannya, dikutip Kamis (9/9/2021).
Melalui film berdurasi 31 menit itu juga terselip pesan untuk menjaga laut dan kawasan pesisir dari abrasi, salah satunya melalui penanaman dan konservasi mangrove.
Luhut pun berpesan kepada generasi muda khususnya generasi milenial dan generasi Z, dengan adanya film 'Mangi-Mangi' ini, sudah saatnya peduli dan sadar apa arti laut sesungguhnya. Untuk itu, menurut dia, film tersebut "wajib" untuk ditonton.
"Kalian yang ramah dengan gadget dan dunia internet, sepertinya wajib menonton film seri 'Mangi-Mangi' persembahan kami. Tentang suka duka persahabatan anak-anak pesisir yang sedang mencari jati diri. Saya jamin, pasti kalian merasa ada, bahkan menjadi mereka, yang galau dan resah dengan masa depan," tuturnya.
Sesmenko Marves Agung Kuswandono menambahkan, sebagai negara kepulauan terbesar sektor kemaritiman Indonesia punya peluang besar. Namun, hingga kini pemanfaatannya belum dilakukan secara optimal.
"Banyak permasalahan di Indonesia yang dapat diselesaikan dengan pemanfaatan sumber daya kelautan, misalnya stunting (gizi buruk) yang dapat diatasi dengan protein dari laut, pengangguran, kebutuhan garam nasional yang besar potensinya namun pemanfaatannya sampai saat ini belum begitu optimal," paparnya.