Entaskan Kemiskinan, Wapres Minta Program Pemberdayaan Tepat Sasaran dan Berkelanjutan

Rabu, 15 September 2021 - 15:29 WIB
loading...
Entaskan Kemiskinan,...
Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin meminta program pemberdayaan dalam pengentasan kemiskinan tepat sasaran serta berkelanjutan. Foto/Dok. SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pemerintah terus berupaya mempercepat penanggulangan kemiskinan ekstrem di dalam negeri. Hal itu untuk mencapai target menghilangkan kemiskinan ekstrem di Indonesia pada akhir tahun 2024.

Guna mewujudkan target tersebut, selain melalui program/kegiatan dalam rangka mengurangi beban pengeluaran kelompok miskin ekstrem dalam bentuk bantuan sosial dan subsidi, program pemberdayaan pun dilakukan untuk meningkatkan produktivitas dalam rangka meningkatkan kapasitas ekonomi kelompok miskin tersebut.



Program pemberdayaan ini penting untuk memperluas dampak dari program bantuan sosial yang menyasar rumah tangga miskin ekstrem agar cepat keluar dari kemiskinan ekstrem serta memastikan keberlanjutan agar tetap berada di atas garis kemiskinan. Oleh karena itu, program pemberdayaan harus tepat sasaran dan berkelanjutan.

"Kunci keberhasilan dari suatu program/kegiatan (pemberdayaan) adalah ketepatannya dalam menyasar wilayah dan rumah tangga yang berhak," tegas Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin saat memimpin rapat tentang Pemberdayaan Masyarakat di Lokasi Prioritas dalam rangka Penurunan Kemiskinan Ekstrem di 35 Kabupaten/Kota di 7 Provinsi, di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (15/9/2021).

Dalam rapat yang mengangkat tema Identifikasi dan Penajaman Sasaran Program atau Kegiatan Pemberdayaan (UMKM, Pelatihan, Vokasi, Padat Karya) ini, Wapres menyampaikan bahwa berdasarkan identifikasi yang dilakukan oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), telah dialokasikan anggaran pada setiap bentuk program pemberdayaan, seperti program dalam rangka membantu UMKM, pelatihan dan vokasi, serta padat karya. Untuk itu, Wapres menekankan bahwa anggaran bukan menjadi isu utama, namun keefektifan penyalurannya yang harus menjadi prioritas.

"Sehingga isu utamanya bukan anggaran, namun memastikan bagaimana program/anggaran dapat efektif dalam mengurangi kemiskinan ekstrem," ungkap Wapres.

Sesuai dengan arahan Presiden, untuk tahun 2021 terdapat 7 provinsi yang menjadi wilayah prioritas, dimana setiap provinsi tersebut dipilih 5 kabupaten sehingga total berjumlah 35 Kabupaten yang mewakili 20 persen atau 2,1 juta jiwa dari total 10,4 juta jiwa total jumlah penduduk miskin ekstrem secara nasional. Ketujuh provinsi tersebut antara lain Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua Barat, dan Papua.

Karenanya, pada kesempatan ini, Wapres mengimbau agar jajaran terkait dapat memerhatikan dua hal, pertama program diarahkan pada kabupaten prioritas pengurangan kemiskinan ekstrem dan kedua, meningkatkan kualitas implementasi program.

"Saya menyadari bahwa anggaran untuk pelaksanaan program TA 2021 tersebut telah dialokasikan, tapi saya mohon, agar tetap dapat diusahakan untuk diarahkan pada 35 kabupaten prioritas pada tahun 2021, karena ini sudah menjadi arahan Presiden. Selanjutnya untuk tahun 2022, sejak awal diarahkan untuk 212 Kabupaten/Kota prioritas," ujar Wapres.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Transformasi ESG Berbasis...
Transformasi ESG Berbasis Teknologi, Envicount Luncurkan Platform Inovatif
Lippo Karawaci Dorong...
Lippo Karawaci Dorong Efisiensi Material dan Inisiatif Ramah Lingkungan
Lippo Karawaci Berkomitmen...
Lippo Karawaci Berkomitmen Mengejar Pertumbuhan Berkelanjutan
CEO Philip Morris: Keberlanjutan...
CEO Philip Morris: Keberlanjutan Ciptakan Hasil Kinerja Bisnis yang Positif
Lippo Untuk Indonesia...
Lippo Untuk Indonesia PASTI Berkomitmen Mendukung Agenda Keberlanjutan Indonesia
Menko Airlangga Dorong...
Menko Airlangga Dorong Kolaborasi Inovatif Berkelanjutan saat The World Governments Summit 2025
Meet The CEO 2025: PNM...
Meet The CEO 2025: PNM Perkuat Sinergi, Wujudkan Pertumbuhan Berkelanjutan
ESG 2024, Kawasan IMIP...
ESG 2024, Kawasan IMIP Rumuskan Kerangka Pembangunan Berkelanjutan Industri Nikel
Strategi Pupuk Kaltim...
Strategi Pupuk Kaltim Mendukung Pembangunan Berkelanjutan
Rekomendasi
White Paper Baru China...
White Paper Baru China Hindari Kata Tibet, Diganti dengan Xizang
Pesawat Capung Mendarat...
Pesawat Capung Mendarat Darurat di Pantai Pangandaran Akibat Gagal Mesin
Pangeran Harry Klaim...
Pangeran Harry Klaim Dirinya dan Meghan Markle Dipaksa Mundur dari Keluarga Kerajaan
Berita Terkini
Penyitaan Lahan Sawit,...
Penyitaan Lahan Sawit, Pengacara Kalteng Kirim Surat ke Presiden Prabowo
19 menit yang lalu
BPS: Neraca Dagang RI...
BPS: Neraca Dagang RI Surplus USD4,33 Miliar per Maret 2025
37 menit yang lalu
Pengusaha China Ejek...
Pengusaha China Ejek Tarif Trump: Barang Mewah di AS Dibuat dengan Cost Murah
42 menit yang lalu
Migrasi NGBS Sukses,...
Migrasi NGBS Sukses, KB Bank Komitmen Beri Layanan Terbaik untuk Nasabah
1 jam yang lalu
ETH Sentuh Posisi Terendah,...
ETH Sentuh Posisi Terendah, Tether Siapkan Stablecoin Baru
1 jam yang lalu
Rusia Genjot Ekspor...
Rusia Genjot Ekspor Gandum ke Afrika, Awal Tahun Tembus 11,8 Juta Ton
1 jam yang lalu
Infografis
Qatar, UEA, dan Israel...
Qatar, UEA, dan Israel Gelar Latihan Militer Bersama
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved