Dapat Restu Indonesia, Kapasitas Proyek PLTS Raksasa Australia Digenjot 40%
loading...
A
A
A
Pasokan listrik berbasis pembangkit terbarukan itu juga akan menghasilkan pengurangan emisi karbon total yang diperkirakan mencapai 8,6 juta ton CO2e per tahun.
Griffin menegaskan, persetujuan Indonesia atas izin survei bawah laut untuk memasang kabel melalui perairannya telah membawa proyek ini selangkah lebih dekat ke keberhasilan. "Indonesia adalah komponen penting dari kesuksesan proyek di masa depan," kata Griffin.
Dia menjelaskan, sebagian besar jalur kabel bawah laut perusahaan akan melewati perairan Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Karena itu, imbuh dia, wajar jika Indonesia sangat mempertimbangkan di mana struktur ini dipasang di perairannya, sehingga bisa disesuaikan dengan rencana nasional yang dimiliki negara ini.
Sebagai imbalannya, Griffin menyatakan bahwa Sun Cable akan menginvestasikan sekitar USD2,5 miliar atau sekira AUD3,44 miliar (sekitar Rp35 triliun) di Indonesia berupa pengadaan peralatan melalui barang-barang seperti trafo, switchgear, dan kabel darat.
"Dan yang terpenting - mengingat kami sedang mengembangkan baterai terbesar di dunia - ini adalah kesempatan untuk secara efektif menjamin pembentukan kemampuan manufaktur baterai stasioner baru di Indonesia," tambahnya.
Griffin menegaskan, persetujuan Indonesia atas izin survei bawah laut untuk memasang kabel melalui perairannya telah membawa proyek ini selangkah lebih dekat ke keberhasilan. "Indonesia adalah komponen penting dari kesuksesan proyek di masa depan," kata Griffin.
Dia menjelaskan, sebagian besar jalur kabel bawah laut perusahaan akan melewati perairan Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Karena itu, imbuh dia, wajar jika Indonesia sangat mempertimbangkan di mana struktur ini dipasang di perairannya, sehingga bisa disesuaikan dengan rencana nasional yang dimiliki negara ini.
Sebagai imbalannya, Griffin menyatakan bahwa Sun Cable akan menginvestasikan sekitar USD2,5 miliar atau sekira AUD3,44 miliar (sekitar Rp35 triliun) di Indonesia berupa pengadaan peralatan melalui barang-barang seperti trafo, switchgear, dan kabel darat.
"Dan yang terpenting - mengingat kami sedang mengembangkan baterai terbesar di dunia - ini adalah kesempatan untuk secara efektif menjamin pembentukan kemampuan manufaktur baterai stasioner baru di Indonesia," tambahnya.
(fai)