Idul Fitri Tak Biasa, Inflasi Mei 2020 Hanya 0,07%
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi sepanjang Mei 2020 hanya sebesar 0,07%. Uniknya, pandemi Covid-19 membuat penurunan daya beli di sejumlah daerah sehingga pola inflasi saat lebaran atau Idul Fitri 2020 berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Merujuk pola historis, inflasi biasanya mencapai puncak pada ramadan dan menjelang lebaran. Namun, adanya pandemi mengubah pola ini.
"Jika dibandingkan tahun lalu sangat jauh perbedaannya yang 0,68% (inflasi Mei 2019). Hal ini terjadi karena Covid-19, kejadian tidak biasa ini, berbeda jauh dengan tahun-tahun sebelumnya," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers secar virtual, Selasa (2/6/2020). (Baca : Inflasi Ramadhan 2020 Rendah Hanya 0,09% Saat Permintaan Menyusut )
Menurut dia, inflasi yang rendah ini disebabkan banyaknya harga komoditas yang turun serta melemahnya daya beli masyarakat selama pandemi Covid-19.
BPS mencatat inflasi Mei 2020 ini lebih rendah dari inflasi April 2020 yang sebesar 0,08%. Adapun inflasi tahun kalender (Januari-Mei) 2020 sebesar 0,90% dan inflasi tahun ke tahun (Mei 2020 terhadap Mei 2019) sebesar 2,19%.
Suhariyanto menerangkan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,09%. Selanjutnya adalah kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,04%.
Lalu kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,10%, serta kelompok kesehatan sebesar 0,27% dan kelompok transportasi sebesar 0,87%.
Sementara itu, dari 90 kota yang dipantau BPS, 67 kota tercatat mengalami inflasi dan 23 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan 1,2%, sedangkan deflasi terendah terjadi di Manado.
Merujuk pola historis, inflasi biasanya mencapai puncak pada ramadan dan menjelang lebaran. Namun, adanya pandemi mengubah pola ini.
"Jika dibandingkan tahun lalu sangat jauh perbedaannya yang 0,68% (inflasi Mei 2019). Hal ini terjadi karena Covid-19, kejadian tidak biasa ini, berbeda jauh dengan tahun-tahun sebelumnya," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers secar virtual, Selasa (2/6/2020). (Baca : Inflasi Ramadhan 2020 Rendah Hanya 0,09% Saat Permintaan Menyusut )
Menurut dia, inflasi yang rendah ini disebabkan banyaknya harga komoditas yang turun serta melemahnya daya beli masyarakat selama pandemi Covid-19.
BPS mencatat inflasi Mei 2020 ini lebih rendah dari inflasi April 2020 yang sebesar 0,08%. Adapun inflasi tahun kalender (Januari-Mei) 2020 sebesar 0,90% dan inflasi tahun ke tahun (Mei 2020 terhadap Mei 2019) sebesar 2,19%.
Suhariyanto menerangkan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,09%. Selanjutnya adalah kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,04%.
Lalu kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,10%, serta kelompok kesehatan sebesar 0,27% dan kelompok transportasi sebesar 0,87%.
Sementara itu, dari 90 kota yang dipantau BPS, 67 kota tercatat mengalami inflasi dan 23 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan 1,2%, sedangkan deflasi terendah terjadi di Manado.
(ind)