Saham BBCA Resmi Dijual dengan Harga Baru, Analis: Cocok untuk Investasi Jangka Panjang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pada hari ini secara resmi diperdagangkan dengan harga baru setelah sebelumnya mendapatkan persetujuan jadwal stock split dari Bursa Efek Indonesia (BEI).
Aksi korporasi stock split ini sebelumnya telah disetujui dengan rasio 1 : 5 (1 saham dipecah menjadi 5 saham baru). Nilai nominal per saham BBCA sebelum stock split adalah Rp62,5 sedangkan nilai nominal per saham BBCA setelah stock split menjadi sebesar Rp12,5.
Head of Research PT Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma mengatakan, stock split dengan rasio 1:5 yang dilakukan BBCA menjadi peluang untuk investor ritel. Di mana, sebelumnya BBCA tidak pernah melakukan stock split dengan rasio tersebut.
“Sebelumnya stock split itu 1:2 gitu ya. Nah, ini baru pertama kalinya 1:5. Kenapa ini terjadi? Mungkin kalau perkiraan saya, untuk menyasar investor ritel. Investor ritel itu kan sangat dominan di pasar kita,” ujarnya dalam Power Breakfast IDX Channel, Rabu (13/10/2021).
Terpisah, Founder Finansialku Melvin Mumpuni berpendapat, saham BBCA yang telah resmi diperdagangkan dengan harga baru cocok untuk investasi jangka panjang.
"Saya melihat BBCA lebih cocok untuk investasi jangka panjang karena BCA merupakan empat bank besar dengan kondisi keuangan perusahaan yang sehat dan bertumbuh. Saham BBCA bisa menjadi salah satu core stock di portofolio investasi," ungkapnya.
Senada, analis Indo Premier Mino mengatakan, meski bisa untuk keperluan trading, saham BBCA lebih baik dimanfaatkan untuk investasi jangka panjang. Menurut dia, harga saham BBCA yang kini relatif lebih terjangkau juga menjadi kesempatan emas bagi investor.
"Kalau menurut saya BBCA lebih cocok untuk investasi jangka panjang, dan betul pasca-stock split dengan harga nominal yang lebih murah, merupakan kesempatan bagi investor untuk beli," paparnya.
Menurut Mino, prospek BCA juga dianggap sangat baik ke depan karena sangat siap beradaptasi dengan transformasi layanan digital perbankan yang saat ini tengah terus dipersiapkan.
BCA juga dinilai konsisten mencetak laba dan memberikan dividen kepada pemegang saham. Mino bilang, pergerakan harga sahamnya pun sangat eksponensial di bursa saham, yang mengindikasikan prospek positif bagi investor.
Sebagai catatan, harga saham BBCA pada saat pembukaan perdagangan hari ini tercatat di Rp7.320 per saham atau setaraRp36.600 per saham sebelum stock split. Kemudian pada penutupan perdagangan, saham BBCA naik Rp200 atau 2,73 persen ke Rp7.525 per saham dengan 210,89 juta lembar saham diperdagangkan dan transaksi perdagangan mencapai Rp1,60 triliun.
Aksi korporasi stock split ini sebelumnya telah disetujui dengan rasio 1 : 5 (1 saham dipecah menjadi 5 saham baru). Nilai nominal per saham BBCA sebelum stock split adalah Rp62,5 sedangkan nilai nominal per saham BBCA setelah stock split menjadi sebesar Rp12,5.
Head of Research PT Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma mengatakan, stock split dengan rasio 1:5 yang dilakukan BBCA menjadi peluang untuk investor ritel. Di mana, sebelumnya BBCA tidak pernah melakukan stock split dengan rasio tersebut.
“Sebelumnya stock split itu 1:2 gitu ya. Nah, ini baru pertama kalinya 1:5. Kenapa ini terjadi? Mungkin kalau perkiraan saya, untuk menyasar investor ritel. Investor ritel itu kan sangat dominan di pasar kita,” ujarnya dalam Power Breakfast IDX Channel, Rabu (13/10/2021).
Terpisah, Founder Finansialku Melvin Mumpuni berpendapat, saham BBCA yang telah resmi diperdagangkan dengan harga baru cocok untuk investasi jangka panjang.
"Saya melihat BBCA lebih cocok untuk investasi jangka panjang karena BCA merupakan empat bank besar dengan kondisi keuangan perusahaan yang sehat dan bertumbuh. Saham BBCA bisa menjadi salah satu core stock di portofolio investasi," ungkapnya.
Senada, analis Indo Premier Mino mengatakan, meski bisa untuk keperluan trading, saham BBCA lebih baik dimanfaatkan untuk investasi jangka panjang. Menurut dia, harga saham BBCA yang kini relatif lebih terjangkau juga menjadi kesempatan emas bagi investor.
"Kalau menurut saya BBCA lebih cocok untuk investasi jangka panjang, dan betul pasca-stock split dengan harga nominal yang lebih murah, merupakan kesempatan bagi investor untuk beli," paparnya.
Menurut Mino, prospek BCA juga dianggap sangat baik ke depan karena sangat siap beradaptasi dengan transformasi layanan digital perbankan yang saat ini tengah terus dipersiapkan.
BCA juga dinilai konsisten mencetak laba dan memberikan dividen kepada pemegang saham. Mino bilang, pergerakan harga sahamnya pun sangat eksponensial di bursa saham, yang mengindikasikan prospek positif bagi investor.
Sebagai catatan, harga saham BBCA pada saat pembukaan perdagangan hari ini tercatat di Rp7.320 per saham atau setaraRp36.600 per saham sebelum stock split. Kemudian pada penutupan perdagangan, saham BBCA naik Rp200 atau 2,73 persen ke Rp7.525 per saham dengan 210,89 juta lembar saham diperdagangkan dan transaksi perdagangan mencapai Rp1,60 triliun.
(ind)