Yanti Airlangga: Mari Kita Dukung Generasi Bangga Batik
loading...
A
A
A
Dalam rangkaian pameran itu, YBI juga menyelenggarakan fashion show yang dibawakan oleh generasi milenial, serta atraksi dance K Pop. Pada fashion show yang digelar menjelang pameran berakhir, Sabtu, 16 Oktober dan Minggu, 17 Oktober lalu, hadir busana karya desainer muda [bi] dan Iyonono.
Kedua desainer itu dipilih, karena dianggap mewakili generasi muda perancang batik, yang mampu mengemas batik menjadi kekinian. Selain terlihat stylish dan tidak biasa, batik yang dirancang juga memberikan kebebasan dan kepraktisan bagi pemakainya.
Ini terlihat dari atraksi dance K Pop yang menggunakan kostum rancangan mereka, namun tetap leluasa untuk beratraksi.
Fashion show Healing Tree Batik Fever Exhibition sendiri dibawakan oleh generasi milenial. Anak-anak muda yang tidak canggung dalam pakaian batik dan tetap terlihat menarik.
Selain itu, Yayasan Batik Indonesia juga melibatkan sejumlah konten kreator dari generasi milenial. Mereka diajak mempopulerkan penggunaan outer batik bermotif Mega Mendung dengan kreativitas yang mereka ciptakan.
Mega Mendung dipilih, karena motif itu memiliki makna yang indah. Bentuk awan pada motif Mega Mendung bermakna pelindung dan pemberi kesejukan, seperti awan yang melindung bumi dari sinar matahari.
Meskipun setiap konten kreator mendapatkan kimono (outer) Mega Mendung dengan desain yang sama, ternyata tampilan mereka bisa begitu beragam dalam gaya dan sentuhan kreativitas yang unik.
Di Healing Tree Batik Fever Exhibition para pengunjung, khususnya generasi muda yang datang dengan menggunakan batik dalam sentuhan busananya mendapatkan bingkisan khusus dari YBI. Mereka juga diajak untuk mencoba cara membatik menggunakan canting tradisional, agar mengenal lebih dalam kerajinan batik Indonesia.
Berbagai kegiatan yang diadakan Yayasan Batik Indonesia memiliki semangat yang sama, yaitu menumbuhkan Generasi Bangga Berbatik. YBI berharap kegiatan-kegiatan ini dapat mengajak generasi muda untuk mulai memakai batik atau paling tidak memberikan sentuhan batik pada gaya busana mereka.
Kedua desainer itu dipilih, karena dianggap mewakili generasi muda perancang batik, yang mampu mengemas batik menjadi kekinian. Selain terlihat stylish dan tidak biasa, batik yang dirancang juga memberikan kebebasan dan kepraktisan bagi pemakainya.
Ini terlihat dari atraksi dance K Pop yang menggunakan kostum rancangan mereka, namun tetap leluasa untuk beratraksi.
Fashion show Healing Tree Batik Fever Exhibition sendiri dibawakan oleh generasi milenial. Anak-anak muda yang tidak canggung dalam pakaian batik dan tetap terlihat menarik.
Selain itu, Yayasan Batik Indonesia juga melibatkan sejumlah konten kreator dari generasi milenial. Mereka diajak mempopulerkan penggunaan outer batik bermotif Mega Mendung dengan kreativitas yang mereka ciptakan.
Mega Mendung dipilih, karena motif itu memiliki makna yang indah. Bentuk awan pada motif Mega Mendung bermakna pelindung dan pemberi kesejukan, seperti awan yang melindung bumi dari sinar matahari.
Meskipun setiap konten kreator mendapatkan kimono (outer) Mega Mendung dengan desain yang sama, ternyata tampilan mereka bisa begitu beragam dalam gaya dan sentuhan kreativitas yang unik.
Di Healing Tree Batik Fever Exhibition para pengunjung, khususnya generasi muda yang datang dengan menggunakan batik dalam sentuhan busananya mendapatkan bingkisan khusus dari YBI. Mereka juga diajak untuk mencoba cara membatik menggunakan canting tradisional, agar mengenal lebih dalam kerajinan batik Indonesia.
Berbagai kegiatan yang diadakan Yayasan Batik Indonesia memiliki semangat yang sama, yaitu menumbuhkan Generasi Bangga Berbatik. YBI berharap kegiatan-kegiatan ini dapat mengajak generasi muda untuk mulai memakai batik atau paling tidak memberikan sentuhan batik pada gaya busana mereka.