Pupuk Kaltim Garap Bisnis Produksi Suku Cadang hingga Pemeliharaan Pabrik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pupuk Kaltim siap menggarap peluang bisnis produksi suku cadang lintas industri hingga jasa pemeliharaan pabrik. Ekspansi bisnis tersebut guna memanfaatkan kapasitas perusahaan yang dimiliki perusahaan.
Berdasarkan laporan perusahaan, saat ini Pupuk Kaltim memiliki 5 unit pabrik urea kapasitas 3,4 juta ton per tahun, 5 unit pabrik amoniak kapasitas 2,78 juta ton per tahun dan pabrik NPK kapasitas 350 ribu ton per tahun.
"Kami memiliki Jasa Pelayanan Pabrik (JPP) dengan potensi bisnis yang bisa dikembangkan perusahaan. Sebab itu, kami mencanangkan JPP sebagai strategi bisnis unit dan mengkomersilkan layanan kepada industri dan perusahaan lain yang membutuhkan," kata Direktur Operasi dan Produksi Pupuk Kaltim Hanggara Patrianta melalui pernyataan resmi yang dikutip SINDOnews, Senin (24/10/2021).
Menurut dia keberadaan JPP tersebut sebagai strategi bisnis unit guna mencukupi kebutuhan perawatan pabrik secara internal. Apalagi, sebagai produsen pupuk, memiliki pabrik dengan tingkat kompleksitas operasional yang tinggi yang tentunya membutuhkan tenaga ahli dan tim khusus yang berpengalaman, mulai dari mengoperasikan pabrik hingga melakukan pemeliharaan.
JPP merupakan unit kerja untuk pemeliharaan pabrik-pabrik internal Pupuk Kaltim. Tugasnya adalah memastikan bahwa operasional pabrik dapat terus berjalan lancar, dengan memberikan pemeliharaan berkala bersama para engineer berpengalaman, hingga fabrikasi suku cadang permesinan secara mandiri.
Unit usaha tersebut dapat memberikan layanan komersial seputar perancangan dan pembuatan suku cadang serta peralatan pabrik, serta jasa pemeliharaan dan perawatan pabrik bagi perusahaan dari berbagai industri.
Pengalaman JPP Pupuk Kaltim yang mumpuni sejak 1992 dalam pemeliharaan pabrik-pabrik Pupuk Kaltim membuat perusahaan tidak memerlukan proses pengadaan suku cadang dari pihak dari luar. Adapun pengalaman itu juga turut membuat JPP Pupuk Kaltim mampu memberikan standar tinggi dalam jasa fabrikasi suku cadang dan pemeliharaan pabrik.
Lihat Juga: Ekspansi ke Indonesia, Delta Electronics Tawarkan Solusi Teknologi Terbaik dan Berkelanjutan
Berdasarkan laporan perusahaan, saat ini Pupuk Kaltim memiliki 5 unit pabrik urea kapasitas 3,4 juta ton per tahun, 5 unit pabrik amoniak kapasitas 2,78 juta ton per tahun dan pabrik NPK kapasitas 350 ribu ton per tahun.
"Kami memiliki Jasa Pelayanan Pabrik (JPP) dengan potensi bisnis yang bisa dikembangkan perusahaan. Sebab itu, kami mencanangkan JPP sebagai strategi bisnis unit dan mengkomersilkan layanan kepada industri dan perusahaan lain yang membutuhkan," kata Direktur Operasi dan Produksi Pupuk Kaltim Hanggara Patrianta melalui pernyataan resmi yang dikutip SINDOnews, Senin (24/10/2021).
Menurut dia keberadaan JPP tersebut sebagai strategi bisnis unit guna mencukupi kebutuhan perawatan pabrik secara internal. Apalagi, sebagai produsen pupuk, memiliki pabrik dengan tingkat kompleksitas operasional yang tinggi yang tentunya membutuhkan tenaga ahli dan tim khusus yang berpengalaman, mulai dari mengoperasikan pabrik hingga melakukan pemeliharaan.
JPP merupakan unit kerja untuk pemeliharaan pabrik-pabrik internal Pupuk Kaltim. Tugasnya adalah memastikan bahwa operasional pabrik dapat terus berjalan lancar, dengan memberikan pemeliharaan berkala bersama para engineer berpengalaman, hingga fabrikasi suku cadang permesinan secara mandiri.
Unit usaha tersebut dapat memberikan layanan komersial seputar perancangan dan pembuatan suku cadang serta peralatan pabrik, serta jasa pemeliharaan dan perawatan pabrik bagi perusahaan dari berbagai industri.
Pengalaman JPP Pupuk Kaltim yang mumpuni sejak 1992 dalam pemeliharaan pabrik-pabrik Pupuk Kaltim membuat perusahaan tidak memerlukan proses pengadaan suku cadang dari pihak dari luar. Adapun pengalaman itu juga turut membuat JPP Pupuk Kaltim mampu memberikan standar tinggi dalam jasa fabrikasi suku cadang dan pemeliharaan pabrik.
Lihat Juga: Ekspansi ke Indonesia, Delta Electronics Tawarkan Solusi Teknologi Terbaik dan Berkelanjutan
(nng)