Sentimen Iran Bikin Harga Minyak Mentah Dunia Turun

Kamis, 04 November 2021 - 11:15 WIB
loading...
Sentimen Iran Bikin...
Harga minyak mentah dunia tergelincir pada perdagangan, Kamis (4/11/2021) yang dipicu kabar bahwa Iran dan beberapa negara termasuk Amerika Serikat sepakat untuk melanjutkan pembicaraan tentang nuklir. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Harga minyak mentah dunia tergelincir pada perdagangan, Kamis (4/11/2021) hingga membawa harga kontrak berjangka di pasar derivatif sempat bergerak di bawah USD80 per barel.

Salah satu pemicunya datang dari kabar bahwa Iran dan beberapa negara termasuk Amerika Serikat sepakat untuk melanjutkan pembicaraan tentang nuklir . Hal ini membawa kemungkinan adanya komunikasi yang mengarah terhadap penghapusan sanksi AS terhadap komoditas andalan Iran itu, yang dapat meningkatkan pasokan global.



Bertambahnya pasokan di pasar secara otomatis membuat harganya menjadi murah. Hingga pukul 10:21 WIB, minyak West Texas Intermediate (WTI) turun -1,06% di harga USD80 per barel dan sempat merosot hingga USD79,75/barel.

Sedangkan minyak berjangka Brent anjlok -0,79% di angka USD81,34 per barel dan mencapai titik terendahnya di USD81,07/barel.

Kedua harga acuan itu mencatatkan persentase penurunan harian terbesar sejak awal Agustus, dengan Brent ditutup pada level terendah sejak 7 Oktober dan WTI sejak 13 Oktober. Adapun data stok mingguan dari Biro Energi dan Administrasi AS menunjukkan adanya kenaikan stok yang lebih besar dari perkiraan.

"Penurunan harga minyak kemungkinan terjadi karena kenaikan stok minyak AS," kata Analis Komoditas Commonwealth Bank Vivek Dhar dalam sebuah catatan, dilansir Reuters, Kamis (4/11/2021).



Vivek mencermati bahwa komunikasi Iran dan AS dapat menghidupkan kembali kesepakatan nuklir. Diketahui, pihak Teheran dan enam negara akan memulai perundingan kesepakatan nuklir Iran pada 29 November mendatang. Iran menuntut AS agar menghapuskan sanksinya terkait pembatasan ekspor minyak.

"Pendorong yang lebih dominan dari penurunan harga minyak adalah adanya kabar bahwa AS dan Iran akan melanjutkan pembicaraan terkait menghidupkan kembali kesepakatan nuklir." lanjut Vivek.

Di samping itu, sentimen juga datang dari negara-negara pengekspor minyak bumi alias OPEC yang berencana akan mengadakan pertemuan. Agenda tersebut diperkirakan akan menegaskan kembali rencana untuk menjaga kenaikan pasokan bulanan agar tetap stabil meskipun ada seruan untuk percepatan produksi.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2079 seconds (0.1#10.140)