Bikin Pertemuan Rahasia, China Dag Dig Dug dengan Sektor Propertinya
loading...
A
A
A
Pertemuan itu sepertinya menangkap kekhawatiran para investor terhadap kesusahan likuiditas yang menyebar di sektor properti China, menyusul serangkaian default utang luar negeri, penurunan peringkat kredit, dan aksi jual di beberapa saham serta obligasi pengembang dalam beberapa pekan terakhir.
Masalah China Evergrande Group, yang berada di pusat krisis utang, telah mengguncang pasar global karena bergulat dengan kewajiban lebih dari USD300 miliar. Jika perkara Evergrande tidak dikelola, maka dapat menimbulkan risiko sistemik bagi sistem keuangan China.
Saat pertemuan, Kaisa Group mendesak perusahaan-perusahaan negara membantu korporasi swasta untuk meningkatkan likuiditas. Caranya melalui akuisisi proyek dan pembelian strategis.
Menanggapi permintaan itu, para pembisik kemudian membuat sebuah proposal kebijakan. Namun hanya sebatas proposal, karena mereka bukanlah lembaga pembuat kebijakan.
Sementara China Vanke, salah satu dari tiga pengembang teratas China, mengatakan meski keuangannya dalam kondisi bugar, mereka tetap menyerukan kebijakan yang stabil dalam upaya untuk menghindari risiko sistemik dan krisis likuiditas.
Reuters melaporkan, semua peserta pertemuan memilih bungkam ketika dikonfirmasi. Begitu pula dengan The State Council Information Office (Kantor Informasi Dewan Negara) yang tidak menanggapi permintaan komentar.
Lihat Juga: 5 Drama China Terpopuler pada November 2024, Rekomendasi Terbaik untuk Pecinta Serial Asia
Masalah China Evergrande Group, yang berada di pusat krisis utang, telah mengguncang pasar global karena bergulat dengan kewajiban lebih dari USD300 miliar. Jika perkara Evergrande tidak dikelola, maka dapat menimbulkan risiko sistemik bagi sistem keuangan China.
Saat pertemuan, Kaisa Group mendesak perusahaan-perusahaan negara membantu korporasi swasta untuk meningkatkan likuiditas. Caranya melalui akuisisi proyek dan pembelian strategis.
Menanggapi permintaan itu, para pembisik kemudian membuat sebuah proposal kebijakan. Namun hanya sebatas proposal, karena mereka bukanlah lembaga pembuat kebijakan.
Sementara China Vanke, salah satu dari tiga pengembang teratas China, mengatakan meski keuangannya dalam kondisi bugar, mereka tetap menyerukan kebijakan yang stabil dalam upaya untuk menghindari risiko sistemik dan krisis likuiditas.
Reuters melaporkan, semua peserta pertemuan memilih bungkam ketika dikonfirmasi. Begitu pula dengan The State Council Information Office (Kantor Informasi Dewan Negara) yang tidak menanggapi permintaan komentar.
Lihat Juga: 5 Drama China Terpopuler pada November 2024, Rekomendasi Terbaik untuk Pecinta Serial Asia
(uka)