Hadapi New Normal, Perubahan Model Usaha Jadi Jurus Saat Pandemi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Di tengah pandemi Covid-19 yang belum bisa diprediksi kapan berakhirnya, para pengusaha khususnya di industri makanan mengalami tekanan yang luar biasa dalam upaya mempertahankan eksistensi bisnisnya. Salah satu upaya untuk mempertahankan usaha industri makanan yang tengah lesu dan menghindarkan diri dari ancaman kebangkrutan adalah membuat pivot bisnis.
Pivot bisnis merupakan sebuah aktivitas pengembangan bisnis dengan mengubah model bisnis itu sendiri, namun tetap berpijak pada visi bisnis yang dimiliki. Tetapi ketika pelaku usaha menghidupkan kembali bisnisnya, ada kekhawatiran umum seperti keselamatan, permintaan konsumen, mempekerjakan kembali dan membayar karyawan dan biaya lainnya.
Untuk itu, Bidang Perdagangan, Perindustrian dan ESDM Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) mengadakan acara Webinar F&B Series 1 - Adapting to New Normal dengan tema "F&B Brands Pivotal Strategy to Success in the New Normal". Ketua Umum BPP HIPMI Mardani H. Maming memiliki beberapa saran untuk pelaku usaha khususnya di industri makanan.
Dia mengatakan, strategi pivot bisnis tepat digunakan, terutama di saat pandemi terjadi seperti saat ini. Ia menyakini, pengusaha pasti banyak strategi-strateginya dalam menghadapi new normal meskipun tingkat keberhasilannya juga belum pasti.
"Mudah-mudahan dari narasumber memberikan masukan kepada anak-anak HIPMI khususnya yang bergerak di bidang makanan khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), bagaimana berbisnis dalam menghadapi new normal atau berbisnis dengan gaya baru yang kita semua tidak menyadari atau tidak pernah mendapatkan pengalaman ini dalam 100 tahun," ujar Maming di Jakarta, Jumat (5/6/2020).
Menurutnya, hal ini terjadi di masa dimana semua harus beradaptasi dengan keadaan pandemi Covid-19 yang dimaksud dengan pemerintah untuk kehidupan bisnis baru dengan new normal. Strategi pivot bisnis tersebut ada baiknya juga dicoba agar UMKM-UMKM dapat bertahan di tengah ekonomi yang terkena dampak pandemi Covid-19.
"Yang mana dulu kita melakukan pertemuan seperti ini webinar bisa melakukan di dalam gedung, sekarang kita bisa melakukan dengan simpel hanya bisa di rumah masing-masing, ada yang di kantor dengan menentukan jam-nya kita bisa langsung bertatap muka dan kita bisa langsung ngobrol apa yang menjadi permasalahan ke depan. Sehingga, ini membuat kita semakin mudah dan semakin gampang," ucapnya.
Mantan Bupati Tanah Bumbu Kalimantan Selatan itu melanjutkan, perubahan model bisnis tersebut menjadi salah satu strategi bisnis yang bisa dilakukan pengusaha saat menemui kondisi krisis seperti pandemi Covid-19 saat ini. Khususnya ketika produk yang dijalankan tidak dapat dilakukan.
Pivot bisnis merupakan sebuah aktivitas pengembangan bisnis dengan mengubah model bisnis itu sendiri, namun tetap berpijak pada visi bisnis yang dimiliki. Tetapi ketika pelaku usaha menghidupkan kembali bisnisnya, ada kekhawatiran umum seperti keselamatan, permintaan konsumen, mempekerjakan kembali dan membayar karyawan dan biaya lainnya.
Untuk itu, Bidang Perdagangan, Perindustrian dan ESDM Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) mengadakan acara Webinar F&B Series 1 - Adapting to New Normal dengan tema "F&B Brands Pivotal Strategy to Success in the New Normal". Ketua Umum BPP HIPMI Mardani H. Maming memiliki beberapa saran untuk pelaku usaha khususnya di industri makanan.
Dia mengatakan, strategi pivot bisnis tepat digunakan, terutama di saat pandemi terjadi seperti saat ini. Ia menyakini, pengusaha pasti banyak strategi-strateginya dalam menghadapi new normal meskipun tingkat keberhasilannya juga belum pasti.
"Mudah-mudahan dari narasumber memberikan masukan kepada anak-anak HIPMI khususnya yang bergerak di bidang makanan khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), bagaimana berbisnis dalam menghadapi new normal atau berbisnis dengan gaya baru yang kita semua tidak menyadari atau tidak pernah mendapatkan pengalaman ini dalam 100 tahun," ujar Maming di Jakarta, Jumat (5/6/2020).
Menurutnya, hal ini terjadi di masa dimana semua harus beradaptasi dengan keadaan pandemi Covid-19 yang dimaksud dengan pemerintah untuk kehidupan bisnis baru dengan new normal. Strategi pivot bisnis tersebut ada baiknya juga dicoba agar UMKM-UMKM dapat bertahan di tengah ekonomi yang terkena dampak pandemi Covid-19.
"Yang mana dulu kita melakukan pertemuan seperti ini webinar bisa melakukan di dalam gedung, sekarang kita bisa melakukan dengan simpel hanya bisa di rumah masing-masing, ada yang di kantor dengan menentukan jam-nya kita bisa langsung bertatap muka dan kita bisa langsung ngobrol apa yang menjadi permasalahan ke depan. Sehingga, ini membuat kita semakin mudah dan semakin gampang," ucapnya.
Mantan Bupati Tanah Bumbu Kalimantan Selatan itu melanjutkan, perubahan model bisnis tersebut menjadi salah satu strategi bisnis yang bisa dilakukan pengusaha saat menemui kondisi krisis seperti pandemi Covid-19 saat ini. Khususnya ketika produk yang dijalankan tidak dapat dilakukan.
(akr)