Gelar Konferensi, Gapki Dorong Peran Industri Sawit dalam Pemulihan Ekonomi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia ( Gapki ) menyelenggarakan acara tahunan 17th Indonesian Palm Oil Conference (IPC) and 2022 Price Outlook pada tanggal 1-2 Desember 2021 secara virtual.
Adapun tahun ini mengusung tema “Role of Palm Oil Industry towards Sustained Economic Recovery" yang membahas peran industri kelapa sawit dalam menyelamatkan perekonomian Indonesia di tengah pandemi Covid-19.
Ketua Umum Gapki Joko Supriyono mengatakan, ada dua hal yang dibahas, yaitu peran sawit dalam pemulihan ekonomi Indonesia dan harga sawit yang terus meningkat karena produksi di negara produsen yang sedang menurun.
"Ini konferensi penting karena saat ini kita menyaksikan harga sawit yang sangat tinggi, minyak goreng juga mahal, dan ini sampai kapan. Konferensi ini juga melihat sejauh mana Indonesia bisa mengambil peluang dari para pakar sawit, ekonomi, dan pemulihan di negara lain," ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (17/11/2021).
Dia mengatakan, IPOC tahun ini secara khusus mengundang beberapa Menteri terkait untuk memberikan pandangan dan informasi terkait strategi pemerintah dalam hal memulihkan perekonomian yang berkelanjutan. Selain itu dibahas pula peluang pasar minyak sawit dunia di beberapa negara tujuan utama ekspor, supply and demand minyak nabati dunia, tren pasar global, dan proyeksi harga minyak sawit untuk tahun berikutnya.
Presiden Joko Widodo juga dijadwalkan akan memberikan sambutan khusus di awal acara, dilanjutkan keynote speech dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang sekaligus membuka acara IPOC 2021 secara resmi.
Ketua Panitia Penyelenggara IPOC Mona Surya mengatakan, sebagai negara produsen utama kelapa sawit di dunia, kenaikan harga ini memberikan dampak positif pada peningkatan pendapatan petani serta menjaga neraca perdagangan Indonesia tetap positif di tengah pandemi Covid -19.
Baca Juga: Nagita Slavina Pilih Kamar Perawatan Persalinan Rafathar untuk Anak Kedua
Sepanjang 2021, harga rata-rata CPO di atas USD1.000 per metrik ton, bahkan mencapai puncak tertinggi yaitu USD1.390 per metrik ton pada Oktober lalu. "Industri sawit kembali memasuki masa keemasan di tahun 2021 dimana harga CPO global mencapai harga tertinggi dalam sejarah perdagangan minyak sawit dunia," ungkapnya.
Mona melanjutkan, saat ini harga sawit masih terus melejit karena produksi di negara produsen yang sedang menurun, di samping produksi minyak nabati lainnya yang juga mengalami perlambatan. Situasi ini tentu akan berubah jika produksi tinggi dan demand yang menurun. Jika terjadi berkepanjangan maka harga akan kembali turun karena stok yang melimpah.
"Untuk itu, diperlukan strategi yang tepat untuk menjaga kestabilan harga dan daya saing dalam situasi ini. Untuk itu, IPOC tahun ini akan membahas secara komprehensif mengenai strategi pemulihan ekonomi berkelanjutan kaitannya dengan peranan kelapa sawit," tandasnya.
Adapun tahun ini mengusung tema “Role of Palm Oil Industry towards Sustained Economic Recovery" yang membahas peran industri kelapa sawit dalam menyelamatkan perekonomian Indonesia di tengah pandemi Covid-19.
Ketua Umum Gapki Joko Supriyono mengatakan, ada dua hal yang dibahas, yaitu peran sawit dalam pemulihan ekonomi Indonesia dan harga sawit yang terus meningkat karena produksi di negara produsen yang sedang menurun.
"Ini konferensi penting karena saat ini kita menyaksikan harga sawit yang sangat tinggi, minyak goreng juga mahal, dan ini sampai kapan. Konferensi ini juga melihat sejauh mana Indonesia bisa mengambil peluang dari para pakar sawit, ekonomi, dan pemulihan di negara lain," ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (17/11/2021).
Dia mengatakan, IPOC tahun ini secara khusus mengundang beberapa Menteri terkait untuk memberikan pandangan dan informasi terkait strategi pemerintah dalam hal memulihkan perekonomian yang berkelanjutan. Selain itu dibahas pula peluang pasar minyak sawit dunia di beberapa negara tujuan utama ekspor, supply and demand minyak nabati dunia, tren pasar global, dan proyeksi harga minyak sawit untuk tahun berikutnya.
Presiden Joko Widodo juga dijadwalkan akan memberikan sambutan khusus di awal acara, dilanjutkan keynote speech dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang sekaligus membuka acara IPOC 2021 secara resmi.
Ketua Panitia Penyelenggara IPOC Mona Surya mengatakan, sebagai negara produsen utama kelapa sawit di dunia, kenaikan harga ini memberikan dampak positif pada peningkatan pendapatan petani serta menjaga neraca perdagangan Indonesia tetap positif di tengah pandemi Covid -19.
Baca Juga: Nagita Slavina Pilih Kamar Perawatan Persalinan Rafathar untuk Anak Kedua
Sepanjang 2021, harga rata-rata CPO di atas USD1.000 per metrik ton, bahkan mencapai puncak tertinggi yaitu USD1.390 per metrik ton pada Oktober lalu. "Industri sawit kembali memasuki masa keemasan di tahun 2021 dimana harga CPO global mencapai harga tertinggi dalam sejarah perdagangan minyak sawit dunia," ungkapnya.
Mona melanjutkan, saat ini harga sawit masih terus melejit karena produksi di negara produsen yang sedang menurun, di samping produksi minyak nabati lainnya yang juga mengalami perlambatan. Situasi ini tentu akan berubah jika produksi tinggi dan demand yang menurun. Jika terjadi berkepanjangan maka harga akan kembali turun karena stok yang melimpah.
"Untuk itu, diperlukan strategi yang tepat untuk menjaga kestabilan harga dan daya saing dalam situasi ini. Untuk itu, IPOC tahun ini akan membahas secara komprehensif mengenai strategi pemulihan ekonomi berkelanjutan kaitannya dengan peranan kelapa sawit," tandasnya.
(fai)