Wall Street Dibuka Variatif, Saham Nvidia Nanjak 10 Persen
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tiga indeks acuan Wall Street dibuka variatif pada perdagangan Kamis (18/11/2021). Dibuka tepat pukul 21:30 WIB, Dow Jones Industrial Average (DJI) turun 43 poin, atau 0,1% di level 35.888.
S&P 500 naik 0,2%, dan Nasdaq Composite naik 0,3%, yang dipicu kenaikan saham Nvidia. Per 21:40 WIB, saham Nvidia menjadi saham yang paling aktif diperdagangkan di pasar. Alhasil emiten teknologi it naik lebih dari 10% di harga USD325,53.
Data terbaru di Amerika Serikat (AS) menunjukkan angka klaim pengangguran tidak mengalami perubahan sebesar 268.000 pada minggu lalu. Sebaliknya, indeks manufaktur bulanan yang dikeluarkan Federal Reserve wilayah Philadelphia mengirimkan gambaran secara umum yang lebih jelas tentang aktivitas di AS saat ini, yakni naik jauh di atas ekspektasi, dilansir Investing.com, Kamis (18/11/2021).
Sementara itu, data penjualan ritel negeri Paman Sam yang kuat awal pekan ini menghadirkan kekhawatiran atas tingkat inflasi. Hal ini menjadi momok bagi pasar dengan asumsi bahwa Federal Reserve bakal menaikkan suku bunga sekitar pertengahan tahun depan.
Meski demikian, ada secercah optimisme di pasar mencermati langkah bank sentral yang masih terus memantau apakah rekor inflasi AS yang menembus titik tertingginya ini akan turun seperti yang diharapkan.
S&P 500 naik 0,2%, dan Nasdaq Composite naik 0,3%, yang dipicu kenaikan saham Nvidia. Per 21:40 WIB, saham Nvidia menjadi saham yang paling aktif diperdagangkan di pasar. Alhasil emiten teknologi it naik lebih dari 10% di harga USD325,53.
Data terbaru di Amerika Serikat (AS) menunjukkan angka klaim pengangguran tidak mengalami perubahan sebesar 268.000 pada minggu lalu. Sebaliknya, indeks manufaktur bulanan yang dikeluarkan Federal Reserve wilayah Philadelphia mengirimkan gambaran secara umum yang lebih jelas tentang aktivitas di AS saat ini, yakni naik jauh di atas ekspektasi, dilansir Investing.com, Kamis (18/11/2021).
Sementara itu, data penjualan ritel negeri Paman Sam yang kuat awal pekan ini menghadirkan kekhawatiran atas tingkat inflasi. Hal ini menjadi momok bagi pasar dengan asumsi bahwa Federal Reserve bakal menaikkan suku bunga sekitar pertengahan tahun depan.
Meski demikian, ada secercah optimisme di pasar mencermati langkah bank sentral yang masih terus memantau apakah rekor inflasi AS yang menembus titik tertingginya ini akan turun seperti yang diharapkan.
(ind)