Indonesia Hadapi 3 Tekanan Sekaligus, Masyarakat Harus Adaptasi

Jum'at, 19 November 2021 - 23:03 WIB
loading...
Indonesia Hadapi 3 Tekanan Sekaligus, Masyarakat Harus Adaptasi
Transformasi digital di pasar tradisional melalui penggunaan fitur scan QRIS. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/nz
A A A
JAKARTA - Indonesia tengah menghadapi tekanan akibat transformasi teknologi yang berujung pada disrupsi atau perubahan tatanan sosial dan ekonomi secara signifikan.

Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan, transisi yang terjadi saat ini merupakan perubahan terberat yang dihadapi Indonesia. Pasalnya, teknologi dan disrupsi terjadi manakalah Indonesia tengah menguatkan pondasi ketahanan kesehatan.

"Saat ini kita menghadapi tekanan satu globalisasi, dua disrupsi dari teknologi, di mana digitalisasi menjadi sebuah hal yang amat menekan kita semua, dan ketiga ketahanan kesehatan. Tiga ini datangnya bersamaan," kata Erick pada Digital Technopreneur Fest & Socio Technopreneur Campus 2021, Jumat (19/11/2021).



Menurut dia, transformasi teknologi membawa perubahan pada aspek ekonomi dan sektor lain. Misalnya, bermunculan e-commerce sebagai platform digital transaksi jual beli, kemudian edutech, healthtech, hingga fintech yang harus diadaptasi oleh masyarakat.

"Kita melihat first wave perubahan sudah ada yang namanya ekonomi digital seperti e-commerce dan turunannya. Hari ini kita bicara second wave. Kalo e-commerce kita bisa tidak membeli. Tapi kalau bicara edutech, healthtech, fintech itu sehari-hari kita," tuturnya.

Dia menegaskan, penting bagi Indonesia memosisikan diri dengan ketiga aspek tersebut. Erick meyakini Indonesia memiliki potensi besar dalam mengadaptasikan diri dengan transmisi digital ketahanan kesehatan hingga disrupsi.



"Kalau kita lihat, tadi saya tidak mengulangi apa yang disampaikan Pak Mendag (Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi), sama disrupsi ekonomi 10-15 tahun terakhir terjadi transisi yang luar biasa di 10 perusahaan besar di Amerika Serikat. Yang dulu kita biasanya bicara retail, kita bicara oil dan gas, sekarang 10,7 perusahaan teknologi," ungkapnya.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1861 seconds (0.1#10.140)