Bos JPMorgan Minta Maaf ke China Usai Dianggap Melecehkan Partai Komunis

Kamis, 25 November 2021 - 15:51 WIB
loading...
Bos JPMorgan Minta Maaf ke China Usai Dianggap Melecehkan Partai Komunis
CEO JPMorgan, Jamie Dimon mengucapkan permintaan maaf setelah dianggap menyinggung Partai Komunis China (PKC). Meski Ia menyatakan komentarnya hanya sebatas candaan. Foto/Dok Reuters
A A A
NEW YORK - CEO JPMorgan, Jamie Dimon mengucapkan permintaan maaf setelah mengatakan, bank investasi dan raksasa keuangan Wall Street itu bakal bertahan lebih lama dari Partai Komunis China (PKC). Pernyataan yang disampaikan dalam sebuah acara di AS itu telah memicu kemarahan di China .

Dilansir BBC, para ahli memperingatkan komentar Jamie Dimon bisa membahayakan ambisi JPMorgan untuk tumbuh di China. Dimon mengatakan: "Saya menyesal dan seharusnya tidak membuat komentar itu," dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Rabu (24/11) waktu setempat.

Dia menambahkan bahwa dia hanya mencoba "menekankan kekuatan" bank.



Sementara itu kalangan akademisi menyarankan permintaan maaf dilakukan dengan cepat untuk menghindari aksi balasan. Sebagai informasi pada bulan Agustus, JP Morgan mendapatkan izin untuk pertama kalinya menjadi pemilik asing secara penuh dari broker sekuritas di China.

Dimon membuat pernyataan tersebut di Boston College pada hari Selasa, ketika Ia ambil bagian dalam serangkaian wawancara dengan kepala eksekutif. "Saya membuat lelucon tempo hari bahwa Partai Komunis merayakan ulang tahun ke-100 - begitu juga JPMorgan," katanya.

"Saya akan membuat taruhan bahwa kami bertahan lebih lama," katanya dalam acara tersebut. "Saya tidak bisa mengatakan itu di China. Mereka mungkin juga mendengarkan," tambahnya.

Komentar itu memicu reaksi cepat, saat editor surat kabar Global Times, Hu Xijin yang didukung negaranya menulis di Twitter: "Pikirkan jangka panjang! Dan saya yakin BPK (Partai Komunis China) akan bertahan lebih lama dari AS."

Juru bicara kementerian luar negeri China Zhao Lijian mengatakan pada konferensi pers pada hari Rabu: "Mengapa aksi publisitas dilakukan dengan beberapa pernyataan yang luar biasa?"

Dimon lalu meminta maaf dengan mengatakan: "Saya menyesali komentar saya baru-baru ini karena hal itu hanya sebatas candaan, tidak serius. Saya tidak ingin merendahkan sekelompok orang, apakah itu negara, kepemimpinannya, atau bagian dari masyarakat dan budaya," ucapnya.

Eksekutif perusahaan global biasanya memilih kata-kata mereka dengan hati-hati ketika membahas China, di mana perusahaan asing kadang-kadang menjadi sasaran reaksi atas pendapat yang dilontarkan.

Seperti masalah yang menimpa Bank Swiss UBS pada tahun 2019, setelah pernyataan salah satu ekonom seniornya tentang inflasi bahan makan dan flu babi ditafsirkan sebagai komentar rasis. Dia diskors selama tiga bulan dan UBS kehilangan kontrak keuangan yang menguntungkan.



Sedangkan pada awal tahun ini, raksasa mode Swedia H&M dan Nike yang berbasis di AS menghadapi serangan balik dari media pemerintah China dan platform e-commerce setelah menyatakan keprihatinan tentang tuduhan kerja paksa di Xinjiang.

Profesor di Cornell University, Eswar Prasad mengatakan, permintaan maaf Dimon yang cepat dimaksudkan untuk mengurangi kerugian yang ditimbulkan dari pernyataannya.

"Permintaan maaf Dimon menunjukkan penghormatan investor asing harus ditunjukkan kepada pemerintah China agar tetap menjaga akses pasar ke negara tersebut," ungkapnya.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1044 seconds (0.1#10.140)