Bawang Merah hingga Gula Pasir Penyumbang Inflasi di Minggu Ketiga April 2020
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat inflasi hingga Minggu ketiga April 2020 menunjukkan sebesar 0,22% secara month to month (mtm) atau mencapai 2,8% secara year on year (yoy). Adapun bawang merah dan emas menjadi penyumbang terbesar inflasi pada minggu ketiga April.
Sedangkan sejumlah komoditas terpantau mengalami deflasi, yakni cabai merah, daging ayam dan telur. “Ini menunjukkan inflasi kita masih terkendali dan rendah. Kalau lihat komoditasnya bawang merah, perhiasan, dan gula pasir yang paling tinggi. Ada juga komoditas yang menyebabkan deflasi yakni cabai merah, ayam dan lainnnya,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Rabu (22/4/2020).
Perry mengungkapkan, beberapa faktor lain yang memengaruhi pergerakan inflasi antara lain musim panen. Hal ini dikarenaka masa panen telah membuat pasokan komoditas pokok terjamin dan cukup yang telah mendukung terkendalinya inflasi.
Selain itu, pada masa pandemi covid-19 saat ini permintaan barang dinilai akan lebih rendah dari biasanya dikarenakan keterbatasan pola aktivitas manusia yang akhirnya mendukung pengendalian inflasi. “Faktor itu mendasari inflasi akan rendah dan terkendali dan akan berada pada kisaran 3%+-1% itu prakiraan kami tahun ini,” pungkasnya.
Bank sentral juga memperkirakan inflasi akan berlanjut rendah dan terkendali saat puasa Ramadhan 1440 H dari April hingga Mei 2020. Sebab masa panen berlangsung hingga Mei 2020 dan pemerintah telah menjamin komoditas selama puasa dan Lebaran ada dan cukup.
Sedangkan sejumlah komoditas terpantau mengalami deflasi, yakni cabai merah, daging ayam dan telur. “Ini menunjukkan inflasi kita masih terkendali dan rendah. Kalau lihat komoditasnya bawang merah, perhiasan, dan gula pasir yang paling tinggi. Ada juga komoditas yang menyebabkan deflasi yakni cabai merah, ayam dan lainnnya,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Rabu (22/4/2020).
Perry mengungkapkan, beberapa faktor lain yang memengaruhi pergerakan inflasi antara lain musim panen. Hal ini dikarenaka masa panen telah membuat pasokan komoditas pokok terjamin dan cukup yang telah mendukung terkendalinya inflasi.
Selain itu, pada masa pandemi covid-19 saat ini permintaan barang dinilai akan lebih rendah dari biasanya dikarenakan keterbatasan pola aktivitas manusia yang akhirnya mendukung pengendalian inflasi. “Faktor itu mendasari inflasi akan rendah dan terkendali dan akan berada pada kisaran 3%+-1% itu prakiraan kami tahun ini,” pungkasnya.
Bank sentral juga memperkirakan inflasi akan berlanjut rendah dan terkendali saat puasa Ramadhan 1440 H dari April hingga Mei 2020. Sebab masa panen berlangsung hingga Mei 2020 dan pemerintah telah menjamin komoditas selama puasa dan Lebaran ada dan cukup.
(akr)