7 Cara agar Investasi di Bursa Berjangka Tak Menuai Rugi
loading...
A
A
A
Terkait perdagangan berjangka komoditi di JFX, data dari KBI menyebutkan sepanjang tahun 2021 sampai dengan bulan November, tercatat transaksi sebanyak 8.092.953,1 lot, yang terdiri dari transaksi bilateral sebanyak 6.645.740,1 lot dan transaksi multilateral sebanyak 1.447.213 lot. Adapun kontrak yang ada meliputi Loco London, forex, Index, Kontrak Kopi, Kontrak Emas, Kontrak Olien dan lain-lain.
“Investasi di PBK tentunya bisa menjadi alternatif bagi masyarakat untuk berinvestasi. Industri ini memiliki potensi besar untuk berkembang di Indonesia. Namun, dalam hal investasi yang paling penting adalah edukasi, sehingga masyarakat dapat secara baik memahami investasi ini. Dengan edukasi yang baik, harapan kami tentunya adalah masyarakat dapat secara nyaman berinvestasi, dan tidak terjebak dalam investasi illegal,” jelas Fajar.
Terkait investasi, Dr. Yoyok Prasetyo, pengamat ekonomi dari Universitas Islam Nusantara Bandung sekaligus pengajar di FEBI UIN Sunan Gunung Djati Bandung mengatakan investasi apa pun pada prinsipnya investor memahami tentang risiko. Untuk itu, masyarakat diharapkan tidak tergiur oleh janji-janji keuntungan yang tinggi saja.
Setiap investasi memiliki potensi keuntungan, namun juga ada risikonya. Untuk itu, sebaiknya investor memperhatikan tingkat risiko yang ada sebelum mempertimbangkan tingkat keuntungan yang dijanjikan. Hal ini karena jika investor hanya fokus pada tingkat keuntungan yang dijanjikan menjadi peluang untuk masuknya penawaran investasi bodong.
"Dalam hal ini, tentunya menjadi tugas bersama semua pemangku kepentingan dalam hal investasi, untuk memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya terkait risiko investasi,” tutup Yoyok.
“Investasi di PBK tentunya bisa menjadi alternatif bagi masyarakat untuk berinvestasi. Industri ini memiliki potensi besar untuk berkembang di Indonesia. Namun, dalam hal investasi yang paling penting adalah edukasi, sehingga masyarakat dapat secara baik memahami investasi ini. Dengan edukasi yang baik, harapan kami tentunya adalah masyarakat dapat secara nyaman berinvestasi, dan tidak terjebak dalam investasi illegal,” jelas Fajar.
Terkait investasi, Dr. Yoyok Prasetyo, pengamat ekonomi dari Universitas Islam Nusantara Bandung sekaligus pengajar di FEBI UIN Sunan Gunung Djati Bandung mengatakan investasi apa pun pada prinsipnya investor memahami tentang risiko. Untuk itu, masyarakat diharapkan tidak tergiur oleh janji-janji keuntungan yang tinggi saja.
Setiap investasi memiliki potensi keuntungan, namun juga ada risikonya. Untuk itu, sebaiknya investor memperhatikan tingkat risiko yang ada sebelum mempertimbangkan tingkat keuntungan yang dijanjikan. Hal ini karena jika investor hanya fokus pada tingkat keuntungan yang dijanjikan menjadi peluang untuk masuknya penawaran investasi bodong.
"Dalam hal ini, tentunya menjadi tugas bersama semua pemangku kepentingan dalam hal investasi, untuk memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya terkait risiko investasi,” tutup Yoyok.
(uka)