PLN Operasikan 3 Proyek Listrik Senilai Rp114 Miliar di Banten
loading...
A
A
A
Ketiga infrastruktur ketenagalistrikan tersebut mulai dibangun pada 2018. Pada perjalanannya, pembangunan tersebut cukup menantang, khususnya pada pembangunan SUTT 150 kV Sinar Sahabat – Inc. (Citra Habitat - Legok). Beberapa kendala yang terjadi dialami, yakni dari aspek mekanisme mitra rekanan maupun pandemi Covid-19 yang terjadi di awal 2020.
“Pada saat proses konstruksi terdapat tantangan di mana pabrikan penyedia material mengalami pailit sehingga menghambat proses pembangunan. Selain itu adanya pandemi Covid-19 menyebabkan perubahan jadwal Commercial Operation Date (COD) mundur menjadi ke tahun 2024 untuk memenuhi keseimbangan kapasitas pasokan listrik,” ujar Ratna.
Akan tetapi, pada September 2021 terjadi perubahan yang dinamis di mana terdapat permintaan daya baru dari Konsumen Prima di wilayah Banten, di antaranya dari PT Cels Teknologi Indonesia, PT Bhineka Berkat Sentosa, PT Buma, PT Karsa Sarana Bersama, PT Cipta Aset Digital, dan Data Center Summarecon Serpong.
Kondisi ini membuat PLN UIP JBB perlu melakukan percepatan pengoperasian pada instalasi GI 150 kV Sinar Sahabat yang sebelumnya ditargetkan di tahun 2024 menjadi tahun 2021.
Hal tersebut membuat proses kontruksi dipercepat dalam 3 bulan yang dimulai sejak awal Oktober hingga Desember 2021 dengan operasi awal Single Phi Sirkit #2 pada tanggal 12 Desember 2021.
“Kami melakukan serangkaian percepatan pembangunan konstruksi ini, di antaranya dengan mengoptimalkan Material Transmisi Utama (MTU) secara terpusat. Pelaksanaan percepatan konstruksi GI 150 kV Sinar Sahabat ini agar bisa beroperasi sesuai dengan harapan pelanggan dengan tetap menjaga mutu dan kualitas pembangunan,” tutur Ratna.
Pembangunan SUTT 150 kV Sinar Sahabat - Incomer (Citra Habitat - Legok) Sirkit #2 ini terdiri dari 4 set Incomer Tower, yang terdiri dari 1 Unit Tower DDR6 +3, 2 Unit Tower DDR6 +6, dan 1 Unit Tower DDR6 +15.
Proyek ini mendapatkan pasokan listrik dari Gardu Induk 150 kV Citra Habitat dan Gardu Induk 150 kV Legok yang merupakan Subsistem Lengkong 1 dan 2 dan Subsistem Balaraja 3 dan 4.
"Covid-19 di Indonesia telah menunjukkan tren penurunan dan gairah industri mulai naik kembali, sehingga harus didukung dengan kualitas listrik yang terbaik," jelas Ratna.