Kaleidoskop 2021: 5 BUMN dengan Utang Paling Besar
loading...
A
A
A
5. PT Angkasa Pura I (Persero)
PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I tengah mengalami tekanan keuangan. Perkaranya, perseroan mencatatkan utang sebesar Rp35 triliun. Akibat utang tersebut, manajemen mengakui bila perseroan mengalami tekanan kinerja operasional dan finansial sepanjang pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga kini.
Meski begitu, manajemen tengah menyiapkan program restrukturisasi operasional dan finansial perusahaan yang diharapkan rampung pada Januari 2022 mendatang sehingga perusahaan dapat bangkit dalam beberapa waktu ke depan.
Direktur Utama Angkasa Pura I, Faik Fahmi menyebut, pihaknya akan melakukan upaya asset recycling, intensifikasi penagihan piutang, pengajuan restitusi pajak, efisiensi operasional seperti layanan bandara berbasis trafik, simplifikasi organisasi, penundaan program investasi serta mendorong anak usaha untuk mencari sumber-sumber pendapatan baru (transformasi bisnis).
Kondisi itu membuat AP I akan membuka opsi pensiun dini bagi karyawannya demi menyehatkan keuangan perusahaan yang tengah dilanda utang hingga Rp28 triliun. Faik Fahmi menyatakan program pensiun dini akan mulai direalisasikan pada tahun 2022.
Penerapan program ini secara paralel akan disesuaikan dengan jumlah pergerakan penumpang di 15 bandar udara (bandara) kelolaan AP I. "Belum (pensiun dini karyawan), itu kan rencana kita di tahun 2022. Sambil secara paralel melihat perkembangan traffic di AP I (bandara)," ujarnya saat ditemui wartawan di kawasan Hotel Sari Pacific, Jakarta, Senin (13/12).
Lihat Juga: Sokong Ekonomi Kerakyatan, Kredit UMKM BRI Tembus Rp1.105,70 Triliun hingga Akhir Triwulan III 2024
PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I tengah mengalami tekanan keuangan. Perkaranya, perseroan mencatatkan utang sebesar Rp35 triliun. Akibat utang tersebut, manajemen mengakui bila perseroan mengalami tekanan kinerja operasional dan finansial sepanjang pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga kini.
Meski begitu, manajemen tengah menyiapkan program restrukturisasi operasional dan finansial perusahaan yang diharapkan rampung pada Januari 2022 mendatang sehingga perusahaan dapat bangkit dalam beberapa waktu ke depan.
Direktur Utama Angkasa Pura I, Faik Fahmi menyebut, pihaknya akan melakukan upaya asset recycling, intensifikasi penagihan piutang, pengajuan restitusi pajak, efisiensi operasional seperti layanan bandara berbasis trafik, simplifikasi organisasi, penundaan program investasi serta mendorong anak usaha untuk mencari sumber-sumber pendapatan baru (transformasi bisnis).
Kondisi itu membuat AP I akan membuka opsi pensiun dini bagi karyawannya demi menyehatkan keuangan perusahaan yang tengah dilanda utang hingga Rp28 triliun. Faik Fahmi menyatakan program pensiun dini akan mulai direalisasikan pada tahun 2022.
Penerapan program ini secara paralel akan disesuaikan dengan jumlah pergerakan penumpang di 15 bandar udara (bandara) kelolaan AP I. "Belum (pensiun dini karyawan), itu kan rencana kita di tahun 2022. Sambil secara paralel melihat perkembangan traffic di AP I (bandara)," ujarnya saat ditemui wartawan di kawasan Hotel Sari Pacific, Jakarta, Senin (13/12).
Lihat Juga: Sokong Ekonomi Kerakyatan, Kredit UMKM BRI Tembus Rp1.105,70 Triliun hingga Akhir Triwulan III 2024
(akr)