Pengusaha Pribumi Buka Suara Soal Wacana Penundaan Pilpres 2024

Selasa, 11 Januari 2022 - 23:49 WIB
loading...
Pengusaha Pribumi Buka...
Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI Jakarta Sarman Simanjorang. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengatakan, wacana Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 diundur merupakan kebijakan pemerintah. Adapun pengusaha tidak memiliki kewenangan dan peran apa pun dalam kebijakan tersebut.

Sejauh hal tersebut merupakan keputusan politik yang demokratis dan untuk kepentingan bangsa dan negara yang lebih besar, kata Sarman, pelaku usaha tidak pada posisi menolak.



Hal itu disampaikan Sarman menanggapi pernyataan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yang menyebut pelaku usaha cenderung setuju atas usulan Pilpres 2024 diundur.

"Bagi dunia usaha yang paling penting adalah apapun bentuk keputusan politik nasional dalam konteks suksesi kepemimpinan harus dapat memberikan jaminan kepada pelaku usaha yaitu keamanan,kenyamanan berusaha, iklim usaha dan investasi yang kondusif dan tidak menimbulkan kegaduhan yang mengganggu aktivitas perekonomian," kata Sarman kepada MNC Portal Indonesia (MPI), Selasa (11/1/2022).



Dia menyebut pelaku usaha saat ini baru mulai merangkak dari keterpurukan sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Pasalnya, hampir dua tahun dunia usaha merasakan tekanan yang luar biasa di mana hal itu membuat arus kas sangat sekarat. "Tidak sedikit yang melakukan PHK, merumahkan karyawan, bahkan banyak pelaku UMKM yang harus tutup," tukasnya.

Ketika saat ini pemerintah membuka ruang kelonggaran yang lebih luas, geliat ekonomi mulai bangkit, dan tentunya pelaku usaha sangat mengharapkan agar kondisi ini tetap terjaga.

Menurut dia, jika dalam kondisi seperti ini persiapan atau tahapan Pilpres 2024 sudah akan dimulai, konsentrasi pemerintah akan terbagi dua yakni antara persiapan Pilpres dan pemulihan ekonomi. "Jika hal ini terjadi tentu akan memperlambat proses pemulihan ekonomi nasional," cetusnya.

Selain itu, Sarman menilai, jika warga negara sudah memasuki tahapan Pemilu, maka akan sulit menghindari terjadinya kerumunan massa. Terlebih sangat berpotensi menjadi kluster penularan Covid-19.



Dia memandang, pemerintah selama dua tahun ini, baik di pusat maupun daerah, banyak program pembangunan yang tertunda akibat anggaran yang dialihkan untuk penanganan Covid-19.

Hal-hal tersebut menjadi pertimbangan apakah memang pengunduran Pilpres menjadi solusi terbaik untuk masa depan bangsa dan negara, baik dari sisi pengendalian penularan Covid-19, percepatan pemulihan perekonomian nasional dan mewujudkan berbagai program pembangunan pemerintah yang sempat tertunda.

Tentunya, tandas Sarman, hal itu sepenuhya menjadi kewenangan pemerintah. "Dunia usaha dapat memahami jika memang hal itu menjadi pilihan yang akan diambil," pungkasnya.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1472 seconds (0.1#10.140)