Potensial Raup Miliaran Rupiah, Investasi NFT Mesti Hati-hati

Senin, 17 Januari 2022 - 15:02 WIB
loading...
A A A
Selain itu perlu juga dipertimbangkan dampak kerusakan lingkungan karena proses komputansi terkait blockchain, kripto dan NFC membutuhkan konsumsi energi yang luar biasa besar. Analisis Universitas Cambridge menemukan bahwa penambangan bitcoin mengkonsumsi 121,36 terawatt-per jam per tahun.



Sebagai ilustrasi, jumlah ini mengalahkan konsumsi kumulatif aktivitas di Facebook, Microsoft dan Apple. Dampaknya dari penelitian Universitas Columbia, bitcoin dapat mendorong pemanasan global lebih dari 2 derajat celcius.

Data Digiconomist menunjukan, bitcoin menghasilkan sekitar 96 juta ton karbondioksida per tahun, setara jejak karbon negara-negara kecil. "Ini baru satu bitcoin dan belum menghitung kegiatan terkait blockchain," kata dia.

Sebagai produk digital, tidak ada batasan untuk menghasilkan kripto dan NFC yang lahir dari teknologi blockchain, namun sumber daya alam bumi untuk terus menerus memproduksi energi sebesar itu sangat terbatas. Baru-baru ini saja Indonesia sampai harus melarang ekspor produk batu bara karena PLN kekurangan pasokan. Larangan ini menyebabkan krisis listrik di berbagai negara lain.

"Jadi para calon investor dan investor perlu secara hati-hati menghitung apakah keuntungan dari blockchain, kripto dan NFC lebih banyak manfaat atau mudharatnya," kata dia.
(nng)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1603 seconds (0.1#10.140)