KLHK dan ITTO Gelar Workshop Regional Asia-Pasifik di Bogor
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama International Tropical Timber Organization (ITTO) mengadakan kegiatan Workshop yang bertema "Pemberdayaan masyarakat kehutanan dalam pengelolaan cagar biosfer yang berkelanjutan di kawasan Asia Pasifik" yang berlangsung di Bogor, pada Kamis (20/1/2022).
Cagar Biosfer adalah situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerjasama program Man and The Biosphere (MAB-UNESCO) untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan, berdasarkan atas upaya masyarakat lokal dan ilmu pengetahuan yang handal. Usulan penetapan Cagar Biosfer diajukan oleh pemerintah nasional. Setiap calon cagar harus memenuhi kriteria tertentu dan sesuai dengan persyaratan minimum sebelum dimasukkan ke dalam jaringan dunia.
Cagar biosfer adalah kawasan yang ideal untuk menguji dan mendemonstrasikan pendekatan-pendekatan yang mengarah kepada pembangunan berkelanjutan pada tingkat regional. Pengelolaan Cagar Biosfer dibagi menjadi 3 zona yang saling berhubungan, yaitu area inti (Core Area), zona penyangga (Buffer zone), dan area transisi (Transition zone).
Indonesia saat ini mempunyai 19 Cagar Biosfer antara lain Cagar Biosfer Cibodas. Cagar Biosfer Cibodas (CBC) merupakan salah satu cagar biosfer tertua di Indonesia dan ditetapkan pada tahun 1977 oleh UNESCO.
Cagar Biosfer Cibodas ditetapkan pada bulan juni tahun 1977 oleh UNESCO dengan nama Cagar Biosfer Cibodas dengan luas 106.000 Ha dimana Area intinya adalah Cagar Alam Cibodas yang selanjutnya menjadi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang ditunjuk oleh menteri pertanian pada tanggal 6 maret 1980 sebagai salah satu dari Taman Nasional pertama dan tertua di Indonesia.
Pada tahun 2012 Cagar Biosfer Cibodas melaksanakan zonasi ulang dengan memperluas Area Inti (tidak Hanya TNGGP) juga TWA dan CA Jemebr dan Telaga Warna KSDA Jawa Barat sehingga total areanya menjadi 167.000 hektar, terletak di Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur.
Kawasan area inti Cagar Biosfer Cibodas (TNGGP dan KSDA Jawa Barat) memiliki fungsi penting dalam siklus hidrologi yaitu menjadi hulu dari 4 DAS Prioritas (DAS Citarum, Cisadane, Ciliwung dan Cimandiri) dan menjadi menara air bagi 30 juta penduduk di sekitarnya; merupakan hutan tropis dataran tinggi pulau Jawa yang tersisa; dan sebagai penyeimbang ekosistem kawasan Jabodetabek, Cianjur dan Sukabumi.
Kawasan Cagar Biosfer Cibodas juga berperan penting dalam penyediaan air permukaan maupun air bawah tanah karena didalam kawasan ini terdapat ± 50 sungai dan anak sungai.
Pada umumnya sungai-sungai tersebut mengalir sepanjang tahun dengan debit yang relative tetap dengan fluktuasi yang tidak tinggi (Kamiharja 2001 dalam Suparman 2012).
Sungai-sungai ini tersebut merupakan sumber pasokan air dan pengairan untuk pertanian di Kabupaten Cianjur, Sukabumi dan Bogor.
CBC merupakan salah satu pioner CB Indonesia yang telah memiliki sistem zonasi, kelembagaan pengelola, Integrasi Rencana Pengelolaan dan Rencana Aksi, penerapan sistem branding dan aspek legal yang telah masuk ke dalam sistem rencana pengelolaan daerah yaitu RPJMD Provinsi Jawa Barat dan menjadi contoh bagi cagar biosfer lainnya di Indonesia.
Saat ini, sesuai Grand Agreement antara International Tropical Timber Organization (ITTO) dengan Pemerintah Indonesia Cq KLHK dan Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango bekerjasama dalam kegiatan hibah barang dan jasa melalui kegiatan ITTO PD 777/15 Rev. 3 (F) “Accelerating the Restoration of Cibodas Biosphere Reserve (CBR) Functions through Proper Management of Landscapes Involving Local Stakeholders“.
Kegiatan kerjasama ini melibatkan beberapa pihak terkait, memiliki tujuan umum untuk berkontribusi dalam memulihkan fungsi konservasi dan pengembangan Cagar Biosfer Cibodas, dan tujuan khusus untuk meningkatkan konservasi dan pengelolaan berkelanjutan keanekaragaman hayati dan ekosistem di Cagar Biosfer Cibodas (CBC) melalui penerapan rencana strategis pengelolaan terpadu. Kerjasama ini dilaksanakan selama 3,5 tahun, dimulai pada September 2018 dan akan berakhir pada Februari 2022.
Salah satu kegiatan yang dilaksanakan terkait kerjasama ini adalah penyelenggaraan regional workshop “Empowering Forestry Communities in Sustainable Management of Biosphere Reserves in the Asia-Pacific Region” yang diselenggarakan pada 20 Januari 2022 di Bogor, Jawa Barat, Indonesia.
Workshop ini bertujuan umum untuk meningkatkan kapasitas dalam mewujudkan pengelolaan cagar biosfer yang berkelanjutan, dan bertujuan khusus untuk bertukar pengalaman dan pembelajaran di antara para pengelola cagar biosfer di kawasan Asia-Pasifik.
Workshop dilaksanakan secara metode hybrid, dengan dihadiri oleh peserta on-site total 45 orang dan online dengan kapasitas maximum 500 peserta. Peserta workshop berasal dari lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Komite Nasional MAB – UNESCO Asia Pasifik, Perguruan Tinggi, Pihak Swasta, Organisasi Internasional, Media, dan lainnya.
Pada workshop tersebut, para narasumber berbagi pengalaman dan pembelajaran dalam pengelolaan Cagar Biosfer di wilayah Asia Pasifik, mulai dari restorasi, ekonomi masyarakat lokal, branding, teknologi monitoring keanekaragaman hayati, bio-prospecting, promosi kolaborasi multipihak, dan kontribusi pihak swasta terhadap pengembangan mata pencaharian lokal.
Seluruh peserta baik on-site dan online berpartisipasi aktif dalam diskusi yang bernilai manfaat dan masukan terhadap keberlanjutan pengelolaan cagar biosfer. Pada akhir workshop, direncanakan akan membuat “Cibodas Declaration of Commitment to Enhancing Sustainable Management of Biosphere Reserves, 2022” yang akan disampaikan kepada UNESCO dan dapat dicontoh oleh cagar biosfer lainya di negara-negara Asia Pasifik.
Cagar Biosfer adalah situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerjasama program Man and The Biosphere (MAB-UNESCO) untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan, berdasarkan atas upaya masyarakat lokal dan ilmu pengetahuan yang handal. Usulan penetapan Cagar Biosfer diajukan oleh pemerintah nasional. Setiap calon cagar harus memenuhi kriteria tertentu dan sesuai dengan persyaratan minimum sebelum dimasukkan ke dalam jaringan dunia.
Cagar biosfer adalah kawasan yang ideal untuk menguji dan mendemonstrasikan pendekatan-pendekatan yang mengarah kepada pembangunan berkelanjutan pada tingkat regional. Pengelolaan Cagar Biosfer dibagi menjadi 3 zona yang saling berhubungan, yaitu area inti (Core Area), zona penyangga (Buffer zone), dan area transisi (Transition zone).
Indonesia saat ini mempunyai 19 Cagar Biosfer antara lain Cagar Biosfer Cibodas. Cagar Biosfer Cibodas (CBC) merupakan salah satu cagar biosfer tertua di Indonesia dan ditetapkan pada tahun 1977 oleh UNESCO.
Cagar Biosfer Cibodas ditetapkan pada bulan juni tahun 1977 oleh UNESCO dengan nama Cagar Biosfer Cibodas dengan luas 106.000 Ha dimana Area intinya adalah Cagar Alam Cibodas yang selanjutnya menjadi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang ditunjuk oleh menteri pertanian pada tanggal 6 maret 1980 sebagai salah satu dari Taman Nasional pertama dan tertua di Indonesia.
Pada tahun 2012 Cagar Biosfer Cibodas melaksanakan zonasi ulang dengan memperluas Area Inti (tidak Hanya TNGGP) juga TWA dan CA Jemebr dan Telaga Warna KSDA Jawa Barat sehingga total areanya menjadi 167.000 hektar, terletak di Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur.
Kawasan area inti Cagar Biosfer Cibodas (TNGGP dan KSDA Jawa Barat) memiliki fungsi penting dalam siklus hidrologi yaitu menjadi hulu dari 4 DAS Prioritas (DAS Citarum, Cisadane, Ciliwung dan Cimandiri) dan menjadi menara air bagi 30 juta penduduk di sekitarnya; merupakan hutan tropis dataran tinggi pulau Jawa yang tersisa; dan sebagai penyeimbang ekosistem kawasan Jabodetabek, Cianjur dan Sukabumi.
Kawasan Cagar Biosfer Cibodas juga berperan penting dalam penyediaan air permukaan maupun air bawah tanah karena didalam kawasan ini terdapat ± 50 sungai dan anak sungai.
Pada umumnya sungai-sungai tersebut mengalir sepanjang tahun dengan debit yang relative tetap dengan fluktuasi yang tidak tinggi (Kamiharja 2001 dalam Suparman 2012).
Sungai-sungai ini tersebut merupakan sumber pasokan air dan pengairan untuk pertanian di Kabupaten Cianjur, Sukabumi dan Bogor.
CBC merupakan salah satu pioner CB Indonesia yang telah memiliki sistem zonasi, kelembagaan pengelola, Integrasi Rencana Pengelolaan dan Rencana Aksi, penerapan sistem branding dan aspek legal yang telah masuk ke dalam sistem rencana pengelolaan daerah yaitu RPJMD Provinsi Jawa Barat dan menjadi contoh bagi cagar biosfer lainnya di Indonesia.
Saat ini, sesuai Grand Agreement antara International Tropical Timber Organization (ITTO) dengan Pemerintah Indonesia Cq KLHK dan Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango bekerjasama dalam kegiatan hibah barang dan jasa melalui kegiatan ITTO PD 777/15 Rev. 3 (F) “Accelerating the Restoration of Cibodas Biosphere Reserve (CBR) Functions through Proper Management of Landscapes Involving Local Stakeholders“.
Kegiatan kerjasama ini melibatkan beberapa pihak terkait, memiliki tujuan umum untuk berkontribusi dalam memulihkan fungsi konservasi dan pengembangan Cagar Biosfer Cibodas, dan tujuan khusus untuk meningkatkan konservasi dan pengelolaan berkelanjutan keanekaragaman hayati dan ekosistem di Cagar Biosfer Cibodas (CBC) melalui penerapan rencana strategis pengelolaan terpadu. Kerjasama ini dilaksanakan selama 3,5 tahun, dimulai pada September 2018 dan akan berakhir pada Februari 2022.
Salah satu kegiatan yang dilaksanakan terkait kerjasama ini adalah penyelenggaraan regional workshop “Empowering Forestry Communities in Sustainable Management of Biosphere Reserves in the Asia-Pacific Region” yang diselenggarakan pada 20 Januari 2022 di Bogor, Jawa Barat, Indonesia.
Workshop ini bertujuan umum untuk meningkatkan kapasitas dalam mewujudkan pengelolaan cagar biosfer yang berkelanjutan, dan bertujuan khusus untuk bertukar pengalaman dan pembelajaran di antara para pengelola cagar biosfer di kawasan Asia-Pasifik.
Workshop dilaksanakan secara metode hybrid, dengan dihadiri oleh peserta on-site total 45 orang dan online dengan kapasitas maximum 500 peserta. Peserta workshop berasal dari lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Komite Nasional MAB – UNESCO Asia Pasifik, Perguruan Tinggi, Pihak Swasta, Organisasi Internasional, Media, dan lainnya.
Pada workshop tersebut, para narasumber berbagi pengalaman dan pembelajaran dalam pengelolaan Cagar Biosfer di wilayah Asia Pasifik, mulai dari restorasi, ekonomi masyarakat lokal, branding, teknologi monitoring keanekaragaman hayati, bio-prospecting, promosi kolaborasi multipihak, dan kontribusi pihak swasta terhadap pengembangan mata pencaharian lokal.
Seluruh peserta baik on-site dan online berpartisipasi aktif dalam diskusi yang bernilai manfaat dan masukan terhadap keberlanjutan pengelolaan cagar biosfer. Pada akhir workshop, direncanakan akan membuat “Cibodas Declaration of Commitment to Enhancing Sustainable Management of Biosphere Reserves, 2022” yang akan disampaikan kepada UNESCO dan dapat dicontoh oleh cagar biosfer lainya di negara-negara Asia Pasifik.
(nng)