Bahlil Sebut Para Hantu Bikin Mangkrak Investasi Rp708 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah tengah menyempurnakan sistem perizinan melalui Online Single Submission ( OSS ). Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadia mengungkapkan, perizinan yang dilakukan melalui OSS lebih mudah dan transparan.
Bahlil bercerita, saat dirinya baru menjadi Kepala BKPM, terdapat investasi mangkrak yang nilainya mencapai Rp708 triliun. Bahlil merasa ada yang salah dengan situasi itu.
"Saya heran, saya tanya ini investasi kenapa mangkrak. Karena kalau kita pengusaha, kalau ada opportunity yang bagus kenapa enggak kita tangkap," ujarnya dalam Indonesia Economic Outlook 2022 HIPMI, Selasa (25/1/2022).
Awalnya, dia mengira rencana investasi asing ini tersendat kendala bahasa. Menurut pemahamannya, untuk mengurus perizinan investasi, minimal petugasnya harus menguasai lima bahasa.
"Tapi ternyata, Rp708 triliun mangkrak ini bukan persoalan bahasa. Tapi aturan tumpang tindih pusat dan daerah, ego sektoral dan 'hantu-hantu', pemain lapangan, urusan tanah dan lain-lain," katanya.
Menurut Bahlil "hantu-hantu" itu membuat proses investasi yang awalnya sudah rumit karena birokrasi menjadi semakin rumit. Lanjut Bahlil, ide mengembangkan sistem perizinan OSS menjadi solusi "mengusir hantu-hantu" tersebut.
"Saya punya keyakinan, yang bisa menyelesaikan ini orang yang pernah jadi 'hantu' atau pernah belajar jadi 'hantu' dan itu tidak ada sekolahnya," pungkasnya.
Bahlil bercerita, saat dirinya baru menjadi Kepala BKPM, terdapat investasi mangkrak yang nilainya mencapai Rp708 triliun. Bahlil merasa ada yang salah dengan situasi itu.
"Saya heran, saya tanya ini investasi kenapa mangkrak. Karena kalau kita pengusaha, kalau ada opportunity yang bagus kenapa enggak kita tangkap," ujarnya dalam Indonesia Economic Outlook 2022 HIPMI, Selasa (25/1/2022).
Awalnya, dia mengira rencana investasi asing ini tersendat kendala bahasa. Menurut pemahamannya, untuk mengurus perizinan investasi, minimal petugasnya harus menguasai lima bahasa.
"Tapi ternyata, Rp708 triliun mangkrak ini bukan persoalan bahasa. Tapi aturan tumpang tindih pusat dan daerah, ego sektoral dan 'hantu-hantu', pemain lapangan, urusan tanah dan lain-lain," katanya.
Menurut Bahlil "hantu-hantu" itu membuat proses investasi yang awalnya sudah rumit karena birokrasi menjadi semakin rumit. Lanjut Bahlil, ide mengembangkan sistem perizinan OSS menjadi solusi "mengusir hantu-hantu" tersebut.
"Saya punya keyakinan, yang bisa menyelesaikan ini orang yang pernah jadi 'hantu' atau pernah belajar jadi 'hantu' dan itu tidak ada sekolahnya," pungkasnya.
(uka)