Saat Jokowi Kesal, Indonesia Kaya Gas Tapi Impor LPG Jalan Terus
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini kembali menunjukkan kekesalannya lantaran impor Liquefied Petroleum Gas (LPG) terus meningkat tajam. Wajar saja Jokowi kesal, karena beban impor LPG yang ditanggung negara mencapai Rp 80 triliun dengan volume 6-7 juta ton per tahun.
Mengutip data Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia 2020, jumlah impor LPG nasional mencapai 6,4 juta ton pada 2020 atau sekitar 80% dari total kebutuhan LPG nasional sebesar 8,02 juta ton. Jokowi pun terbelangak melihat beban negara dari impor LPG yang jumlahnya sangat besar.
"Memang kita ini sudah berpuluh-puluh tahun nyaman dengan impor, memang duduk di zona nyaman paling enak. Rutinitas impor terus, nggak berpikir negara dirugikan, rakyat dirugikan," kata Presiden Jokowi, belum lama ini.
Padahal, jika Indonesia bisa memanfaatkan potensi gas alam yang dimiliki, impor LPG pasti dapat ditekan bahkan dihilangkan. Berdasarkan data SKK Migas, jumlah cadangan terbukti gas alam Indonesia mencapai 42,93 triliun kaki kubik per 31 Desember 2021 lalu.
Dengan asumsi produksi 6.000 juta kaki kubik per hari, cadangan tersebut masih cukup hingga 19,6 tahun ke depan. Apalagi, jika eksplorasi gas alam terus dilakukan tentu waktunya akan semakin lama.
Baca Juga: Sepakat! RI Impor LPG dari Abu Dhabi Senilai Rp28 Triliun
Berdasarkan laporan Ditjen Migas Kementerian ESDM, pemanfaatan gas domestik sebesar 66% sisanya masih di ekspor. Kendala minimnya pemanfaatan tersebut karena infarstruktur pipa gas yang masih terbatas, sehingga pemerintah perlu melakukan percepatan pembangunan.
Mengutip data Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia 2020, jumlah impor LPG nasional mencapai 6,4 juta ton pada 2020 atau sekitar 80% dari total kebutuhan LPG nasional sebesar 8,02 juta ton. Jokowi pun terbelangak melihat beban negara dari impor LPG yang jumlahnya sangat besar.
"Memang kita ini sudah berpuluh-puluh tahun nyaman dengan impor, memang duduk di zona nyaman paling enak. Rutinitas impor terus, nggak berpikir negara dirugikan, rakyat dirugikan," kata Presiden Jokowi, belum lama ini.
Padahal, jika Indonesia bisa memanfaatkan potensi gas alam yang dimiliki, impor LPG pasti dapat ditekan bahkan dihilangkan. Berdasarkan data SKK Migas, jumlah cadangan terbukti gas alam Indonesia mencapai 42,93 triliun kaki kubik per 31 Desember 2021 lalu.
Dengan asumsi produksi 6.000 juta kaki kubik per hari, cadangan tersebut masih cukup hingga 19,6 tahun ke depan. Apalagi, jika eksplorasi gas alam terus dilakukan tentu waktunya akan semakin lama.
Baca Juga: Sepakat! RI Impor LPG dari Abu Dhabi Senilai Rp28 Triliun
Berdasarkan laporan Ditjen Migas Kementerian ESDM, pemanfaatan gas domestik sebesar 66% sisanya masih di ekspor. Kendala minimnya pemanfaatan tersebut karena infarstruktur pipa gas yang masih terbatas, sehingga pemerintah perlu melakukan percepatan pembangunan.
(nng)