Dihantam Kebijakan Keras Beijing, Harta 3 Pengusaha Properti Papan Atas China Raib Rp428,6 T

Rabu, 02 Februari 2022 - 10:24 WIB
loading...
A A A
Pemerintah China menyadari bahwa perombakan real estat bakal berdampak pada semua orang. Tetapi penyesuaian kebijakan baru-baru ini tidak boleh menyurutkan tekad, kata Qu Hongbin, kepala ekonom China dan co-head Asia Economics di HSBC di Hong Kong.

"Tekad tetap besar dan kekuatan reformasi belum pernah terjadi sebelumnya," katanya.

Namun untuk menghindari meluasnya dampak negatif ke banyak sektor, yang menurut beberapa perkiraan bisa mencapai 5% dari PDB China. Merespons hal itu, pihak berwenang telah mengeluarkan arahan mempercepat persetujuan hipotek, memudahkan pendanaan untuk merger dan akuisisi tertentu.

Ditambah serta memotong suku bunga utama untuk pertama kalinya dalam hampir dua tahun untuk membantu meningkatkan ekonomi secara keseluruhan. Penurunan sektor real estat, wabah virus corona yang berkepanjangan serta perlambatan pertumbuhan ekspor terus membayangi ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Pada bulan Desember, penjualan rumah menyusut 19,6% dari tahun sebelumnya, dan investasi properti menurun sebesar 14%. Sementara pembiayaan yang diterima oleh pengembang real estat turun sebanyak 19,3%.

Beberapa analis telah mendesak kehati-hatian dalam mereformasi pasar properti. "Mengingat tantangan yang saat ini dalam ekonomi secara keseluruhan, merombak sektor real estat seharusnya dilanjutkan dengan lebih hati-hati," kata Shen Meng, direktur di bank investasi Chanson &Co yang berbasis di Beijing.

(akr)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1435 seconds (0.1#10.140)