Menggiurkan tapi Berisiko, Simak Tips Investasi Kripto dari Bobby Chen

Jum'at, 04 Februari 2022 - 18:08 WIB
loading...
A A A
“Tidak ada yang tahu pasti mana yang akan terjadi. Sekali lagi yang penting adalah money management kita, dan kalau kita lihat sejarahnya di Januari itu memang banyak merahnya, dan mulai bullish bulan Februari dan April,” urainya.



Lebih lanjut, dia kembali menekankan kepada siapapun untuk selalu mengetahui tujuan berinvestasi sedari awal. Harga yang naik kalau kita tidak take profit itu hanya ‘angka’ saja. Kalau mau trading harus pasang target take profitnya dan cutloss-nya, tapi kalau mau investasi jangka panjang harus bisa melihat jauh ke depan berdasarkan projek dan progress dari proyek kripto tersebut.

“Jadi harus jelas tujuan kita mau trading atau investasi long term. Karena banyak orang niatnya trading waktu harga naik nggak di-take profit bilangnya mau jadi ‘invest long term’, tapi waktu turun malah marah-marah, dan menyesal sendiri,” tukasnya.

Bobby menambahkan, kripto dulu dan sekarang berbeda. Sekarang banyak kripto yang kita bisa lihat dan analisa fundamentalnya. Contohnya crypto yang memiliki proyek game, metaverse dan lainnya. Biasanya, kata dia, proyek-proyek ini mencari pendanaan lewat kripto sebab jika IPO ribet, jadi kita sebagai investor seperti beli saham perusahaan “startup” tapi memang jauh lebih berisiko.

“Sekali lagi kita harus benar-benar tau risiko dunia kripto dan kripto apa yang kita beli sebelum kita berinvestasi di kripto tersebut,” tegas pria yang dalam waktu 6 bulan berhasil membuat komunitas kripto dan mengumpulkan 20.000 anggota di Telegram dengan topik ‘Diskusi Crypto & Saham’.

Bobby sendiri terjun ke dunia kripto dengan modal awal Rp50 juta di bulan Februari 2021, lalu dalam tempo dua minggu uangnya sudah menjadi Rp250 juta. Sekarang dia sudah berinvestasi hingga Rp1 miliar lebih. Tak mau tanggung, dia yang tadinya main saham akhirnya mengalihkan semua sahamnya ke kripto.

Sebelum dikenal sebagai investor kripto dan NFT, Bobby sempat mengalami jatuh bangun dan gagal dalam berbisnis. Dia juga pernah mengalami kerugian Rp500 juta lebih saat investasi di saham pada Januari 2021 lalu. Namun, pria yang mengawali karir sebagai seorang aktor itu pantang mundur.

“Saya awalnya mau main film lalu masuk sekolah akting. Dari figuran sampai dapat beberapa job iklan, tapi tak terkenal. Bikin beberapa perusahaan juga gagal. Empat kali usaha saya gagal,” kenangnya.

“Terakhir ada aplikasi Ayofit dan perusahaan IT yang saya kembangkan dengan teman-teman itu masih tetap bertahan, yang lainnya ambruk semua,” tukasnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1452 seconds (0.1#10.140)