Wall Street Dibuka Variatif, Investor Masih Tunggu Rilis Inflasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tiga indeks acuan Wall Street dibuka variatif (mixed) pada perdagangan Selasa (8/2/2022) malam. Dow Jones Industrial Average (DJI) naik 69,55 poin atau 0,20% di 35.160,68.
S&P 500 (SPX) dibuka lebih rendah 3,85 poin atau 0,09% di 4.480,02, sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) turun 31,24 poin atau 0,22% menjadi 13.984,43 saat bel pembukaan.
SPX dan IXIC dibuka lebih rendah menyusul rilis kinerja keuangan sejumlah emiten yang beragam dan terpuruknya saham Meta Platform menambah kegelisahan pasar.
Terlebih, investor pasar modal Amerika Serikat (AS) saat ini sedang menunggu rilis data inflasi yang diperkirakan akan diumumkan pada Kamis (10/2/2022), yang dapat memberikan petunjuk terkait arah suku bunga dari Federal Reserve.
Kendati pergerakan masih tidak menentu, data tenaga kerja AS yang belakangan ini dirilis menjadi katalis positif bagi pasar, dilansir Reuters, Selasa (8/2/2022).
Pasar juga masih mencermati perkembangan terbaru krisis geopolitik antara Rusia dan Ukraina, serta mencerna kenaikan harga komoditas, terutama minyak mentah yang mulai bergerak di atas USD90 per barel.
S&P 500 (SPX) dibuka lebih rendah 3,85 poin atau 0,09% di 4.480,02, sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) turun 31,24 poin atau 0,22% menjadi 13.984,43 saat bel pembukaan.
SPX dan IXIC dibuka lebih rendah menyusul rilis kinerja keuangan sejumlah emiten yang beragam dan terpuruknya saham Meta Platform menambah kegelisahan pasar.
Terlebih, investor pasar modal Amerika Serikat (AS) saat ini sedang menunggu rilis data inflasi yang diperkirakan akan diumumkan pada Kamis (10/2/2022), yang dapat memberikan petunjuk terkait arah suku bunga dari Federal Reserve.
Kendati pergerakan masih tidak menentu, data tenaga kerja AS yang belakangan ini dirilis menjadi katalis positif bagi pasar, dilansir Reuters, Selasa (8/2/2022).
Pasar juga masih mencermati perkembangan terbaru krisis geopolitik antara Rusia dan Ukraina, serta mencerna kenaikan harga komoditas, terutama minyak mentah yang mulai bergerak di atas USD90 per barel.
(ind)