Kejar Nol Emisi, Perhutani dan Pertamina Hitung Cadangan Karbon
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perum Perhutani akan melakukan perhitungan cadangan karbon (carbon stock) di lahan milik perusahaan dan Inhutani di seluruh Indonesia. Langkah itu untuk merealisasikan target zero emission BUMN pada 2050. Perusahaan pun menggandeng PT Pertamina Power Indonesia (PPI) dalam melaksanakan penghitungan cadangan karbon.
Direktur Utama Perhutani Wahyu Kuncoro mengapresiasi upaya Pertamina Power Indonesia yang telah terlibat intens dalam aksi mitigasi perubahan iklim untuk mencapai target Net Zero Emission BUMN 2050 di wilayah Perum Perhutani.
“Sinergi ini adalah upaya mempercepat target Net Zero Emission BUMN pada tahun 2050 dan target Indonesia sebelum 2060 sesuai Kesepakatan Paris dan Pertemuan COP26 di Glasgow, akhir tahun lalu,” ujar Wahyu saat kick-off meeting “Pembahasan Net Zero Emission secara daring bersama Pertamina Power Indonesia, Jumat (11/2/2022).
Menurut Wahyu, proyek tersebut akan sukses dengan menggabungkan data dari lahan-lahan yang berpotensi menyerap gas karbon. Diantaranya, lahan hutan ataupun lahan gambut.
Dalam kegiatan itu Perhutani akan melibatkan anak perusahaan PT Inhutani I, II dan III yang memiliki wilayah konsesi hutan alam di Kalimantan dan Sulawesi.
Dia berharap agar Pertamina Power Indonesia bisa terus memantau proyek ini selama 3-5 tahun kedepan dan melakukan perhitungan dinamika carbon stock selama proyek berlangsung.
“Kami akan melibatkan Inhutani I sampai III karena mereka memiliki hutan alam yang cukup potensial menyerap gas karbon (cadangan karbon),” kata Wahyu.
Seperti diketahui, Cadangan Karbon adalah jumlah C yang disimpan dalam komponen biomassa dan nekromassa baik di atas permukaan tanah dan di dalam tanah (bahan organik tanah, akar tanaman dan mikroorganisme) per satuan luasan lahan.
Sementara itu, Direktur Pengembangan dan Perencanaan Strategis Pertamina Power Indonesia Fadli Rahman menjelaskan kerja sama kedua entitas merupakan titik kritikal karena Pertamina Power Indonesia memiliki SDM maupun teknologi yang mampu melakukan perhitungan Cadangan Karbon.
Fadli menyambut positif sikap Perum Perhutani yang telah mengambil langkah kerja sama dengan pihaknya. Pasal, PPI memang memiliki SDM dan teknologi perhitungan carbon stock yang kompeten.
“Kami akan melaksanakan Studi Kelayakan, jika perhitungan carbon stock sudah dilakukan di semua wilayah kerja Perum Perhutani dan Anak Perusahaannya,” jelas Fadli.
Untuk diketahui, Carbon Offset Asia mencatat selama ini perhitungan cadangan karbon hanya dilakukan di lahan gambut mengingat kemampuannya yang sangat besar dalam menyerap emisi.
Namun, karena Perhutani dan Anak Perusahaannya memiliki wilayah kerja yang luas untuk perhitungan cadangan gas karbon, disarankan agar hasil perhitungannya nanti menjadi data yang bersifat terbuka atau open source.
Direktur Utama Perhutani Wahyu Kuncoro mengapresiasi upaya Pertamina Power Indonesia yang telah terlibat intens dalam aksi mitigasi perubahan iklim untuk mencapai target Net Zero Emission BUMN 2050 di wilayah Perum Perhutani.
“Sinergi ini adalah upaya mempercepat target Net Zero Emission BUMN pada tahun 2050 dan target Indonesia sebelum 2060 sesuai Kesepakatan Paris dan Pertemuan COP26 di Glasgow, akhir tahun lalu,” ujar Wahyu saat kick-off meeting “Pembahasan Net Zero Emission secara daring bersama Pertamina Power Indonesia, Jumat (11/2/2022).
Menurut Wahyu, proyek tersebut akan sukses dengan menggabungkan data dari lahan-lahan yang berpotensi menyerap gas karbon. Diantaranya, lahan hutan ataupun lahan gambut.
Dalam kegiatan itu Perhutani akan melibatkan anak perusahaan PT Inhutani I, II dan III yang memiliki wilayah konsesi hutan alam di Kalimantan dan Sulawesi.
Dia berharap agar Pertamina Power Indonesia bisa terus memantau proyek ini selama 3-5 tahun kedepan dan melakukan perhitungan dinamika carbon stock selama proyek berlangsung.
“Kami akan melibatkan Inhutani I sampai III karena mereka memiliki hutan alam yang cukup potensial menyerap gas karbon (cadangan karbon),” kata Wahyu.
Seperti diketahui, Cadangan Karbon adalah jumlah C yang disimpan dalam komponen biomassa dan nekromassa baik di atas permukaan tanah dan di dalam tanah (bahan organik tanah, akar tanaman dan mikroorganisme) per satuan luasan lahan.
Sementara itu, Direktur Pengembangan dan Perencanaan Strategis Pertamina Power Indonesia Fadli Rahman menjelaskan kerja sama kedua entitas merupakan titik kritikal karena Pertamina Power Indonesia memiliki SDM maupun teknologi yang mampu melakukan perhitungan Cadangan Karbon.
Fadli menyambut positif sikap Perum Perhutani yang telah mengambil langkah kerja sama dengan pihaknya. Pasal, PPI memang memiliki SDM dan teknologi perhitungan carbon stock yang kompeten.
“Kami akan melaksanakan Studi Kelayakan, jika perhitungan carbon stock sudah dilakukan di semua wilayah kerja Perum Perhutani dan Anak Perusahaannya,” jelas Fadli.
Untuk diketahui, Carbon Offset Asia mencatat selama ini perhitungan cadangan karbon hanya dilakukan di lahan gambut mengingat kemampuannya yang sangat besar dalam menyerap emisi.
Namun, karena Perhutani dan Anak Perusahaannya memiliki wilayah kerja yang luas untuk perhitungan cadangan gas karbon, disarankan agar hasil perhitungannya nanti menjadi data yang bersifat terbuka atau open source.
(ind)