Direktur BEI I Gede Nyoman Kupas Tuntas Soal IPO, Mulai dari BUMN hingga Unicorn
loading...
A
A
A
Minat perusahaan di Indonesia untuk memobilisasi dana jangka panjang melalui pasar modal tampaknya bakal meningkat, meski di tengah kondisi tak menentu akibat pandemi Covid-19. Hal ini terlihat sepanjang tahun 2021 sebanyak 54 perusahaan telah mencatatkan saham atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) .
Tercatat total penggalangan dana yang dihimpun melalui IPO 54 perusahaan tersebut mencapai Rp62,61 triliun atau naik 1.022,35% dibandingkan tahun 2020. Pertumbuhan tren positif dengan tambahan 54 perusahaan itu membawa jumlah perusahaan tercatat di BEI sebanyak 766 perusahaan tercatat.
Indonesia pun masih menjadi Bursa dengan jumlah IPO terbanyak di Kawasan ASEAN selama 3 tahun berturut-turut sejak tahun 2019. Capaian ini ditopang oleh tingginya minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Total jumlah investor di pasar modal Indonesia per 29 Desember 2021 telah meningkat 92,7% menjadi 7,48 juta investor dari sebelumnya 3,88 juta investor per akhir Desember 2020. Jumlah ini meningkat hampir 7 kali lipat dibandingkan tahun 2017.
Lantas bagaimana proyeksi di tahun 2022 yang daftar emiten IPO sudah ditargetkan sebanyak 55 emiten baru. Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna berbicara khusus mengenai hal ini dan buka-bukaan kepada SINDOnews.com, soal siapa saja Unicorn yang siap melantai di bursa.
Tidak hanya itu, Ia juga menjelaskan seputar kebijakan-kebijakan terbaru dari BEI yang mendukung perusahaan-perusahaan yang akan IPO di tahun 2022 ini. Berikut wawancara lengkap SINDOnews.com bersama I Gede Nyoman Yetna tentang IPO, Unicorn hingga kebijakan terbaru BEI.
- Berapa target perusahaan IPO di BEI pada tahun ini? Apa yang membuat anda optimis terhadap target tersebut? Lalu, berapa target total penggalangan dana dari hasil IPO di tahun ini?
Kami yakin perkembangan kondisi new normal dan pemulihan ekonomi nasional yang semakin kondusif dapat menjadi driver korporasi melakukan ekspansi bisnis. Pasar modal hadir sebagai partner perusahaan Indonesia untuk tumbuh bersama dan mendukung ekspansi bisnis melalui sarana penggalangan dana masyarakat yang bukan hanya bermanfaat sebagai capital injection bagi perusahaan namun juga peningkatan akuntabilitas dan corporate image perusahaan.
Tercatat total penggalangan dana yang dihimpun melalui IPO 54 perusahaan tersebut mencapai Rp62,61 triliun atau naik 1.022,35% dibandingkan tahun 2020. Pertumbuhan tren positif dengan tambahan 54 perusahaan itu membawa jumlah perusahaan tercatat di BEI sebanyak 766 perusahaan tercatat.
Indonesia pun masih menjadi Bursa dengan jumlah IPO terbanyak di Kawasan ASEAN selama 3 tahun berturut-turut sejak tahun 2019. Capaian ini ditopang oleh tingginya minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Total jumlah investor di pasar modal Indonesia per 29 Desember 2021 telah meningkat 92,7% menjadi 7,48 juta investor dari sebelumnya 3,88 juta investor per akhir Desember 2020. Jumlah ini meningkat hampir 7 kali lipat dibandingkan tahun 2017.
Lantas bagaimana proyeksi di tahun 2022 yang daftar emiten IPO sudah ditargetkan sebanyak 55 emiten baru. Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna berbicara khusus mengenai hal ini dan buka-bukaan kepada SINDOnews.com, soal siapa saja Unicorn yang siap melantai di bursa.
Baca Juga
Tidak hanya itu, Ia juga menjelaskan seputar kebijakan-kebijakan terbaru dari BEI yang mendukung perusahaan-perusahaan yang akan IPO di tahun 2022 ini. Berikut wawancara lengkap SINDOnews.com bersama I Gede Nyoman Yetna tentang IPO, Unicorn hingga kebijakan terbaru BEI.
- Berapa target perusahaan IPO di BEI pada tahun ini? Apa yang membuat anda optimis terhadap target tersebut? Lalu, berapa target total penggalangan dana dari hasil IPO di tahun ini?
Kami yakin perkembangan kondisi new normal dan pemulihan ekonomi nasional yang semakin kondusif dapat menjadi driver korporasi melakukan ekspansi bisnis. Pasar modal hadir sebagai partner perusahaan Indonesia untuk tumbuh bersama dan mendukung ekspansi bisnis melalui sarana penggalangan dana masyarakat yang bukan hanya bermanfaat sebagai capital injection bagi perusahaan namun juga peningkatan akuntabilitas dan corporate image perusahaan.