Petani Milenial Merauke Jadi Perhatian Mentan Syahrul
loading...
A
A
A
“Pertanian itu kan skala ekonominya ada. Katakanlah satu hektare, kalau menghasilkan enam ton berarti hasilnya Rp30 juta. Kalian pakai pupuk dan lain-lain masih punya untung Rp9 juta,” katanya.
Mentan Syahrul menambahkan, masih ada Rp20 juta, bisa digunakan untuk mencicil alsintan atau pembuatan pupuk. Oleh karena itu kita tidak lagi bergantung pada pupuk subsidi. “Kita punya akses KUR sebagai modal,” katanya.
Untuk diketahui, Pelatihan ini melibatkan kelompok Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya ([P4S), Ikatan Alumni Magang Jepang (Ikamaja), Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA), Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan (DPM/DPA), Perhimpunan Penyuluh Pertanian (Perhiptani) dan insan pertanian lainnya yang akan dilaksanakan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan.
Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi menambahkan bahwa pelatihan tersebut merupakan program reguler maksimum yang dilaksanakan Kementan, dalam upaya meningkatkan pengetahuan petani dan penyuluh. Tujuannya, dapat mendorong generasi milenial dapat beradaptasi dan memitigasi perubahan iklim. “Sasaran peserta ditargetkan sekitar 1.568.483 orang bahkan lebih, yang terdiri dari petani dan insan pertanian lainnya,” ujarnya.
Mentan Syahrul menambahkan, masih ada Rp20 juta, bisa digunakan untuk mencicil alsintan atau pembuatan pupuk. Oleh karena itu kita tidak lagi bergantung pada pupuk subsidi. “Kita punya akses KUR sebagai modal,” katanya.
Untuk diketahui, Pelatihan ini melibatkan kelompok Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya ([P4S), Ikatan Alumni Magang Jepang (Ikamaja), Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA), Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan (DPM/DPA), Perhimpunan Penyuluh Pertanian (Perhiptani) dan insan pertanian lainnya yang akan dilaksanakan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan.
Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi menambahkan bahwa pelatihan tersebut merupakan program reguler maksimum yang dilaksanakan Kementan, dalam upaya meningkatkan pengetahuan petani dan penyuluh. Tujuannya, dapat mendorong generasi milenial dapat beradaptasi dan memitigasi perubahan iklim. “Sasaran peserta ditargetkan sekitar 1.568.483 orang bahkan lebih, yang terdiri dari petani dan insan pertanian lainnya,” ujarnya.
(dar)