Kolaborasi Dorong Pengembangan Ekosistem OMAI di Sulsel
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Pengembangan ekosistem Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) sangat potensial, termasuk di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel). Hal itu berkat kekayaan alam yang mendukung bahan baku pembuatan obat herbal dan OMAI.
Daerah yang kini menjadi penyedia bahan baku OMAI di Sulsel adalah Maros. Kabupaten ini menyuplai ikan gabus sebagai salah satu bahan baku dalam pembuatan Asimor, obat yang berkhasiat untuk meningkatkan kualitas air susu ibu. Obat itu diproduksi oleh perusahaan farmasi Dexa Medica.
Corporate Affairs Director Dexa Group, Krestijanto Pandji, mengungkapkan Indonesia menempati urutan kedua di dunia sebagai negara dengan biodiversitas terbesar. Sehingga pengembangan industri OMAI sangat potensial karena tersedia bahan baku yang melimpah.
"Potensi daerah termasuk Sulsel luar biasa. Kami ada produk Asimor, salah satu bahan bakunya berasal dari Kabupaten Maros, yaitu ikan gabus. Lalu ada Stimuno, bahan baku dari meniran, kami bekerja sama dengan petani di Blora dan Gresik," urai Pandji.
Dexa Medica berkomitmen untuk mengembangkan obat herbal dan OMAI. Salah satunya dengan memperkuat kolaborasi agar terjadi multiplier efek yang berimbas pada kesejahteraan petani dan nelayan sekaligus bertumbuhnya perekonomian nasional.
Komitmen itu juga tercermin dari partisipasi Dexa Medica dalam gelaran Bangga Buatan Indonesia dan Bangga Berwisata Indonesia (BBIBWI) Sulsel 2022 yang berlangsung di Anjungan Pantai Losari, Kamis (24/2/2022).
Kegiatan itu dihadiri oleh Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Anggota Komisi XI DPR RI Amir Uskara, dan lain-lain.
"Dexa Group berpartisipasi di acara Bangga Buatan Indonesia ini karena penting sekali untuk meningkatkan kerja sama industri farmasi dengan UMKM, tidak hanya di Sulsel tapi seluruh Indonesia. Tujuannya meningkatkan kesejahteraan UMKM. Lalu membuat kemandirian obat nasional," ungkap Pandji.
Dia melanjutkan, obat herbal dan OMAI juga bisa menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan obat dalam negeri sehingga bisa mengurangi ketergantungan terhadap obat kimia yang 90 persen bahan bakunya diimpor.
Pandji berharap, pemerintah bisa melirik penggunaan obat herbal pada pengobatan formal, misalnya dimasukkan dalam fasilitas Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang bisa diresepkan oleh dokter kepada pasien.
"Kalau masuk ke JKN, maka otomatis akan terjadi ekosistem baru, di mana kami dari industri farmasi akan bekerja sama dengan UMKM dan perbankan dalam melakukan investasi untuk bahan baku," jelas Pandji.
Diketahui, pada gelaran BBIBWI Sulsel 2022, Dexa Group turut memberikan donasi obat-obatan yang akan disalurkan oleh Pemerintah Provinsi Sulsel . Bantuan tersebut dibawa menggunakan kapal Pinisi dari Pantai Losari menuju Pelabuhan Galesong.
Menko Marves, Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan, sebagai bentuk dukungan terhadap UMKM, dalam waktu dekat Presiden akan meluncurkan program yang mewajibkan belanja pemerintah melalui e-katalog yang juga menyediakan produk dari UMKM.
"Kita tidak hanya melihat (usaha) besar saja, tapi mulai dari bawah dan menengah. Baik itu alat industri dan lain-lain, bisa masuk e-katalog. Ini akan terus kita evaluasi agar lebih baik," pungkas Luhut.
Daerah yang kini menjadi penyedia bahan baku OMAI di Sulsel adalah Maros. Kabupaten ini menyuplai ikan gabus sebagai salah satu bahan baku dalam pembuatan Asimor, obat yang berkhasiat untuk meningkatkan kualitas air susu ibu. Obat itu diproduksi oleh perusahaan farmasi Dexa Medica.
Corporate Affairs Director Dexa Group, Krestijanto Pandji, mengungkapkan Indonesia menempati urutan kedua di dunia sebagai negara dengan biodiversitas terbesar. Sehingga pengembangan industri OMAI sangat potensial karena tersedia bahan baku yang melimpah.
"Potensi daerah termasuk Sulsel luar biasa. Kami ada produk Asimor, salah satu bahan bakunya berasal dari Kabupaten Maros, yaitu ikan gabus. Lalu ada Stimuno, bahan baku dari meniran, kami bekerja sama dengan petani di Blora dan Gresik," urai Pandji.
Dexa Medica berkomitmen untuk mengembangkan obat herbal dan OMAI. Salah satunya dengan memperkuat kolaborasi agar terjadi multiplier efek yang berimbas pada kesejahteraan petani dan nelayan sekaligus bertumbuhnya perekonomian nasional.
Komitmen itu juga tercermin dari partisipasi Dexa Medica dalam gelaran Bangga Buatan Indonesia dan Bangga Berwisata Indonesia (BBIBWI) Sulsel 2022 yang berlangsung di Anjungan Pantai Losari, Kamis (24/2/2022).
Kegiatan itu dihadiri oleh Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Anggota Komisi XI DPR RI Amir Uskara, dan lain-lain.
"Dexa Group berpartisipasi di acara Bangga Buatan Indonesia ini karena penting sekali untuk meningkatkan kerja sama industri farmasi dengan UMKM, tidak hanya di Sulsel tapi seluruh Indonesia. Tujuannya meningkatkan kesejahteraan UMKM. Lalu membuat kemandirian obat nasional," ungkap Pandji.
Dia melanjutkan, obat herbal dan OMAI juga bisa menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan obat dalam negeri sehingga bisa mengurangi ketergantungan terhadap obat kimia yang 90 persen bahan bakunya diimpor.
Pandji berharap, pemerintah bisa melirik penggunaan obat herbal pada pengobatan formal, misalnya dimasukkan dalam fasilitas Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang bisa diresepkan oleh dokter kepada pasien.
"Kalau masuk ke JKN, maka otomatis akan terjadi ekosistem baru, di mana kami dari industri farmasi akan bekerja sama dengan UMKM dan perbankan dalam melakukan investasi untuk bahan baku," jelas Pandji.
Diketahui, pada gelaran BBIBWI Sulsel 2022, Dexa Group turut memberikan donasi obat-obatan yang akan disalurkan oleh Pemerintah Provinsi Sulsel . Bantuan tersebut dibawa menggunakan kapal Pinisi dari Pantai Losari menuju Pelabuhan Galesong.
Menko Marves, Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan, sebagai bentuk dukungan terhadap UMKM, dalam waktu dekat Presiden akan meluncurkan program yang mewajibkan belanja pemerintah melalui e-katalog yang juga menyediakan produk dari UMKM.
"Kita tidak hanya melihat (usaha) besar saja, tapi mulai dari bawah dan menengah. Baik itu alat industri dan lain-lain, bisa masuk e-katalog. Ini akan terus kita evaluasi agar lebih baik," pungkas Luhut.
(tri)