NFT dan Kripto Naik Daun, Kominfo Gelar Program Edukasi Generasi Muda
loading...
![NFT dan Kripto Naik...](https://pict.sindonews.net/dyn/732/pena/news/2022/02/25/34/696967/nft-dan-kripto-naik-daun-kominfo-gelar-program-edukasi-generasi-muda-dky.jpg)
Aset kripto dan NFT tengah naik daun. Foto/pexels/olya korbus
A
A
A
JAKARTA - Popularitas NFT atau Non-Fungible Token yang melejit dalam dua bulan terakhir turut menjadi perhatian pemerintah. Untuk itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) melalui Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi baru-baru ini memperkenalkan seri webinar yang memuat berbagai pengetahuan tentang NFT dan blockchain.
Program yang diluncurkan sebagai bagian dari kampanye #MakinCakapDigital ini bertujuan mengedukasi publik, khususnya dalam merespons lonjakan minat terhadap aset mata uang kripto atau cryptocurrency dan blockchain di kalangan anak muda Indonesia.
Bertajuk “Obral Obrol liTerasi Digital (OOTD)”, program ini ditayangkan perdana di YouTube pada 17 Februari dengan topik “Mengenal Dunia NFT dan Blockchain.”
Seri perdana ini menghadirkan Syammas P Sarbini dari Komunitas NFT Indonesia, Bhredipta Socarana dari Youth IGF (forum tata kelola Internet), dan kolektor NFT Indonesia Dennis Adhiswara.
Seiring perkembangan cryptocurrency di seluruh dunia, Indonesia telah mengalami peningkatan signifikan khususnya dalam mengadopsi teknologi baru.
Tahun lalu, sebuah laporan dari startup pendidikan blockchain Australia menempatkan Indonesia pada peringkat tertinggi dalam daftar negara dengan minat terbesar pada crypto.
Menurut laporan tersebut, jumlah pencarian Google pada cryptocurrency, NFT, dan blockchain di Indonesia melonjak selama 12 bulan terakhir dibandingkan dengan negara lain. Indonesia juga mengalami salah satu peningkatan tertinggi terkait keterlibatan dengan artikel crypto secara global.
Meningkatnya minat ini juga dibuktikan lewat acara webinar ini, di mana ratusan peserta hadir secara live di YouTube dan hingga saat ini ribuan orang telah menonton rekaman video webinar ini.
Pada webinar tersebut, Syammas P Sarbini dari Komunitas NFT Indonesia membuka diskusi dengan topik mengenai dasar-dasar NFT dan penerapannya di dunia saat ini.
Sementara itu, Bhredipta Socarana dari Indonesian Youth IGF berbicara tentang literasi digital seputar sistem blockchain, penerapannya, serta sejauh mana pengguna di Indonesia paham mengenai manfaat dan potensinya. Pada tahun 2021, tercatat lebih dari 7,4 juta pemilik cryptocurrency di Indonesia atau meningkat 85% dibanding tahun 2020.
Pada awal tahun ini, Indonesia juga menjadi sorotan global setelah seorang mahasiswa, Sultan Gustaf Al Ghozali, berhasil menjual swafoto dirinya dalam bentuk NFT “Ghozali Everyday” dan meraup untung hingga USD1 juta. Meski begitu, Syammas P Sarbini mengingatkan masyarakat agar tidak latah atau terburu-buru dalam berinvestasi.
“Ghozali Everyday adalah anomali. Siapa pun yang ingin menjelajahi dunia NFT dan blockchain perlu fokus pada komunitas dan pertumbuhan, bukan pada menghasilkan uang dengan mudah,” ujarnya, dikutip Jumat (25/2/2022).
Syammas pun menekankan pentingnya memahami platform, baik risiko maupun peluang, dibandingkan hanya sekadar mengikuti arus.
Senada, Dennis Adhiswara yang juga kolektor NFT pada kesempatan tersebut berbagi pengalaman dalam memilih dan mengoleksi karya seni NFT. Menurut dia, nilai dan potensi nyata NFT terletak pada teknologinya.
“Masyarakat perlu memahami dan mengetahui seluk beluk teknologi yang mendukungnya, memahami tantangannya, dan melindungi diri dari penipuan,” tuturnya.
Guna mengantisipasi risiko dalam berinvestasi NFT, pemerintah telah menjalankan berbagai program literasi digital untuk mengedukasi masyarakat Indonesia.
Sosialisasi dan edukasi tersebut terutama terkait keamanan navigasi teknologi dan keterampilan digital yang diperlukan untuk dapat mengoptimalkan inovasi.
Bagi masyarakat yang ingin mengetahui lebih lanjut terkait Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi bisa mengunjungi laman http://info.literasidigital.id dan media sosial @siberkreasi.
Melalui program literasi digital ini diharapkan dapat bermanfaat meningkatkan kemampuan bangsa dan memajukan kreativitas anak bangsa.
Program yang diluncurkan sebagai bagian dari kampanye #MakinCakapDigital ini bertujuan mengedukasi publik, khususnya dalam merespons lonjakan minat terhadap aset mata uang kripto atau cryptocurrency dan blockchain di kalangan anak muda Indonesia.
Bertajuk “Obral Obrol liTerasi Digital (OOTD)”, program ini ditayangkan perdana di YouTube pada 17 Februari dengan topik “Mengenal Dunia NFT dan Blockchain.”
Seri perdana ini menghadirkan Syammas P Sarbini dari Komunitas NFT Indonesia, Bhredipta Socarana dari Youth IGF (forum tata kelola Internet), dan kolektor NFT Indonesia Dennis Adhiswara.
Seiring perkembangan cryptocurrency di seluruh dunia, Indonesia telah mengalami peningkatan signifikan khususnya dalam mengadopsi teknologi baru.
Tahun lalu, sebuah laporan dari startup pendidikan blockchain Australia menempatkan Indonesia pada peringkat tertinggi dalam daftar negara dengan minat terbesar pada crypto.
Menurut laporan tersebut, jumlah pencarian Google pada cryptocurrency, NFT, dan blockchain di Indonesia melonjak selama 12 bulan terakhir dibandingkan dengan negara lain. Indonesia juga mengalami salah satu peningkatan tertinggi terkait keterlibatan dengan artikel crypto secara global.
Meningkatnya minat ini juga dibuktikan lewat acara webinar ini, di mana ratusan peserta hadir secara live di YouTube dan hingga saat ini ribuan orang telah menonton rekaman video webinar ini.
Pada webinar tersebut, Syammas P Sarbini dari Komunitas NFT Indonesia membuka diskusi dengan topik mengenai dasar-dasar NFT dan penerapannya di dunia saat ini.
Sementara itu, Bhredipta Socarana dari Indonesian Youth IGF berbicara tentang literasi digital seputar sistem blockchain, penerapannya, serta sejauh mana pengguna di Indonesia paham mengenai manfaat dan potensinya. Pada tahun 2021, tercatat lebih dari 7,4 juta pemilik cryptocurrency di Indonesia atau meningkat 85% dibanding tahun 2020.
Pada awal tahun ini, Indonesia juga menjadi sorotan global setelah seorang mahasiswa, Sultan Gustaf Al Ghozali, berhasil menjual swafoto dirinya dalam bentuk NFT “Ghozali Everyday” dan meraup untung hingga USD1 juta. Meski begitu, Syammas P Sarbini mengingatkan masyarakat agar tidak latah atau terburu-buru dalam berinvestasi.
“Ghozali Everyday adalah anomali. Siapa pun yang ingin menjelajahi dunia NFT dan blockchain perlu fokus pada komunitas dan pertumbuhan, bukan pada menghasilkan uang dengan mudah,” ujarnya, dikutip Jumat (25/2/2022).
Syammas pun menekankan pentingnya memahami platform, baik risiko maupun peluang, dibandingkan hanya sekadar mengikuti arus.
Senada, Dennis Adhiswara yang juga kolektor NFT pada kesempatan tersebut berbagi pengalaman dalam memilih dan mengoleksi karya seni NFT. Menurut dia, nilai dan potensi nyata NFT terletak pada teknologinya.
“Masyarakat perlu memahami dan mengetahui seluk beluk teknologi yang mendukungnya, memahami tantangannya, dan melindungi diri dari penipuan,” tuturnya.
Guna mengantisipasi risiko dalam berinvestasi NFT, pemerintah telah menjalankan berbagai program literasi digital untuk mengedukasi masyarakat Indonesia.
Sosialisasi dan edukasi tersebut terutama terkait keamanan navigasi teknologi dan keterampilan digital yang diperlukan untuk dapat mengoptimalkan inovasi.
Bagi masyarakat yang ingin mengetahui lebih lanjut terkait Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi bisa mengunjungi laman http://info.literasidigital.id dan media sosial @siberkreasi.
Melalui program literasi digital ini diharapkan dapat bermanfaat meningkatkan kemampuan bangsa dan memajukan kreativitas anak bangsa.
(ind)