Gawat! Dunia Bisa Alami Krisis Energi Seperti Tahun 1970-an

Jum'at, 04 Maret 2022 - 13:47 WIB
loading...
Gawat! Dunia Bisa Alami...
Pakar dari IHS Markit menilai dunia dihadapkan pada kemungkinan krisis energi berskala besar seperti krisis minyak tahun 1970-an akibat konflik Rusia-Ukraina. Foto/Ilustrasi/Reuters
A A A
JAKARTA - Perang Rusia-Ukraina dinilai dapat memicu krisis energi pada skala krisis minyak besar tahun 1970-an. Hal itu berkaitan dengan status Rusia sebagai salah satu pengekspor minyak mentah besar dunia.

Vice Chairman IHS Markit Daniel Yergin mengatakan, pengenaan sanksi oleh AS dan sekutunya terhadap sistem keuangan Rusia telah memicu reaksi terhadap minyak mentah Rusia dari bank, pembeli, dan pengirim.

Kendati komoditas energi Rusia tidak dikenai sanksi oleh AS dan sekutunya, kata Yergin, ada kemungkinan minyak Rusia akan menghilang dalam jumlah besar di pasar. Rusia tercatat mengekspor sekitar 7,5 juta barel per hari minyak dan produk olahan.



"Ini akan menjadi gangguan yang sangat besar dalam hal logistik, dan orang-orang akan berebut (pasokan minyak)," kata Yergin. "Ini adalah krisis pasokan. Ini adalah krisis logistik. Ini adalah krisis pembayaran, dan ini bisa terjadi (seperti) pada skala (krisis minyak) tahun 1970-an," ungkapnya seperti dilansir CNBC, Jumat (4/3/2022).

Menurut dia, komunikasi yang kuat antara pemerintah yang memberlakukan sanksi dan industri dapat mencegah skenario terburuk. "Pemerintah perlu memberikan kejelasan," kata Yergin. Yergin mencatat bahwa anggota NATO menerima sekitar setengah dari ekspor Rusia. "Beberapa bagian dari itu akan terganggu," tegasnya.

Yergin mengatakan ada sanksi "de facto" yang membatasi masuknya minyak Rusia ke pasar, meski komoditas energi tidak secara khusus dikenai sanksi. Hal itu terjadi karena pembeli mewaspadai minyak Rusia karena penolakan dari bank, pelabuhan, dan perusahaan pelayaran yang tidak ingin melanggar sanksi.

JPMorgan memperkirakan bahwa 66% minyak Rusia sedang berjuang untuk menemukan pembeli, dan bahwa harga minyak mentah bisa mencapai USD185 per barel pada akhir tahun jika pasokan minyak Rusia tetap terganggu.

"Ini bisa menjadi krisis terburuk sejak embargo minyak Arab dan revolusi Iran pada 1970-an," kata Yergin. Kedua peristiwa tersebut merupakan kejutan minyak utama dalam dekade itu.

Pada tahun 1973, produsen minyak Timur Tengah memutus pasokan dari AS dan negara-negara Barat lainnya sebagai pembalasan karena membantu Israel selama perang Arab-Israel tahun itu. Pasar segera kekurangan pasokan, dan orang Amerika mengantre di pompa bensin untuk membeli bensin yang harganya meroket. Kejutan lainnya adalah akibat dari revolusi Iran 1978-1979, yang berujung pada penggulingan Syah Iran.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Perang Dagang dan Penurunan...
Perang Dagang dan Penurunan Pendapatan Minyak Bikin Menkeu Rusia Was-was
Impor Batu Bara China...
Impor Batu Bara China dari Rusia Melesat 6% pada Maret, Indonesia Turun Tajam
10 Negara Penghasil...
10 Negara Penghasil Emas Terbesar di Dunia, Indonesia Urutan ke Berapa?
Rusia Genjot Ekspor...
Rusia Genjot Ekspor Gandum ke Afrika, Awal Tahun Tembus 11,8 Juta Ton
Putin Kena Imbas Perang...
Putin Kena Imbas Perang Dagang, Seret Minyak Rusia ke Jalur Neraka
Rusia Derita Kerugian...
Rusia Derita Kerugian Rp6.745 Triliun, Putin Hadapi Tekanan Berat
Rusia Klaim Punya Cadangan...
Rusia Klaim Punya Cadangan Energi Terbesar di Dunia, Bisa Berproduksi 500 Tahun
Kadin Indonesia dan...
Kadin Indonesia dan Rusia Perkuat Kerja Sama Dagang dan Investasi
Indonesia-Rusia Makin...
Indonesia-Rusia Makin Mesra di Tengah Meningkatnya Tensi Perang Dagang AS
Rekomendasi
Kornas Kawan Indonesia...
Kornas Kawan Indonesia Desak Penegak Hukum Usut Tuntas Orang Tamak Dalam Program MBG
Pengakuan Jujur Eliano...
Pengakuan Jujur Eliano Reijnders: Indonesia Negara Sepak Bola Terindah dan Tergila!
Bak di Film Laga, 4...
Bak di Film Laga, 4 Pencuri Mobil Kejar-kejaran dengan Polisi di Tol Jakarta-Cikampek
Berita Terkini
Penertiban Kawasan Hutan...
Penertiban Kawasan Hutan Diminta Utamakan Kepastian Hukum dan Data Valid
21 menit yang lalu
Mendorong Hilirisasi...
Mendorong Hilirisasi Industri Berbasis Sumber Daya Lokal di Maluku Utara
37 menit yang lalu
Perluas Portofolio,...
Perluas Portofolio, Home Credit Tawarkan Pembiayaan Modal Usaha hingga Rp50 Juta
1 jam yang lalu
Rekor Belanja Militer...
Rekor Belanja Militer Dunia Capai Rp45.356 Triliun, AS Sumbang 37%
1 jam yang lalu
Saling Silang AS-China...
Saling Silang AS-China Soal Tarif, Rupiah Terguncang ke Rp16.855
1 jam yang lalu
3 Bandara Kembali Berstatus...
3 Bandara Kembali Berstatus Internasional, Ini Daftarnya
1 jam yang lalu
Infografis
10 Negara Penghasil...
10 Negara Penghasil Emas Terbesar di Dunia, Termasuk Indonesia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved