Harga CPO Terus Melonjak, Semoga Minyak Goreng Tak Kembali Langka
loading...
A
A
A
JAKARTA - Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO ) melanjutkan kenaikan pada perdagangan awal pekan, Senin siang (7/3/2022). Berdasarkan data Bursa Derivatif Malaysia pukul 13:07 WIB, harga CPO kontrak Maret 2022 naik 3,39% di MYR7.010 per ton.
Sementara, kontrak April 2022 menguat 3,27% di MYR6.806 per ton, kontrak teraktif Mei 2022 melesat 2,69% di MYR6.445 per ton, dan kontrak Juni 2022 menanjak 2,03% di MYR6.170 per ton.
CPO kompak rebound, setelah dihantam tekanan jual pada sesi sebelumnya. Kenaikan siang ini merupakan respons pasar komoditas atas isu ketatnya pasokan minyak nabati di tengah konflik Rusia dan Ukraina.
"Harga minyak sawit secara umum terlihat diperdagangkan pada level tertinggi bulan ini, koreksi yang terjadi diperkirakan datang dari gangguan permintaan," kata Head of Research Sunvin Group, Anilkumar Bagani, dilansir Reuters, Senin (7/3/2022).
Bagani menilai pasar minyak nabati masih terus memanas, dipicu oleh kondisi pasar yang ketat menyusul penurunan stok minyak kedelai dan minyak lobak dari Amerika Serikat dan Kanada. Stok minyak biji matahari juga sedang berjuang untuk mempertahankan nilai ekspornya di tengah serangan Rusia ke Ukraina.
Kelompok Industri Minyak Nabati (FEDIOL) mencatat agresi militer Rusia telah menghentikan pengiriman minyak bunga matahari Ukraina ke Uni Eropa, yang biasanya mewakili sekitar 200.000 ton per bulan.
Stok yang rendah di Eropa, membuat permintaan minyak nabati dari Asia meningkat. Survei Reuters memperkirakan stok minyak sawit Malaysia pada akhir Februari bakal turun 11,4% dari bulan sebelumnya menjadi 1,38 juta ton.
Ini terjadi karena produksi yang rendah selama empat bulan berturut-turut sementara angka ekspor terus melonjak.
Selain di bursa Malaysia, harga kontrak teraktif minyak kedelai di Bursa Dalian China turun 1,2%, sementara kontrak CPOnya juga merosot 2%. Adapun harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade naik 2%. Harga CPO diperkirakan akan terus menanjak karena kelapa sawit menjadi pilihan yang lebih menarik untuk bahan baku biodiesel.
Jika harga CPO terus menanjak maka akan berdampak pada harga minyak goreng. Semoga kenaikan CPO itu tak membuat minyak goreng kembali menjadi langka.
Sementara, kontrak April 2022 menguat 3,27% di MYR6.806 per ton, kontrak teraktif Mei 2022 melesat 2,69% di MYR6.445 per ton, dan kontrak Juni 2022 menanjak 2,03% di MYR6.170 per ton.
CPO kompak rebound, setelah dihantam tekanan jual pada sesi sebelumnya. Kenaikan siang ini merupakan respons pasar komoditas atas isu ketatnya pasokan minyak nabati di tengah konflik Rusia dan Ukraina.
"Harga minyak sawit secara umum terlihat diperdagangkan pada level tertinggi bulan ini, koreksi yang terjadi diperkirakan datang dari gangguan permintaan," kata Head of Research Sunvin Group, Anilkumar Bagani, dilansir Reuters, Senin (7/3/2022).
Bagani menilai pasar minyak nabati masih terus memanas, dipicu oleh kondisi pasar yang ketat menyusul penurunan stok minyak kedelai dan minyak lobak dari Amerika Serikat dan Kanada. Stok minyak biji matahari juga sedang berjuang untuk mempertahankan nilai ekspornya di tengah serangan Rusia ke Ukraina.
Kelompok Industri Minyak Nabati (FEDIOL) mencatat agresi militer Rusia telah menghentikan pengiriman minyak bunga matahari Ukraina ke Uni Eropa, yang biasanya mewakili sekitar 200.000 ton per bulan.
Stok yang rendah di Eropa, membuat permintaan minyak nabati dari Asia meningkat. Survei Reuters memperkirakan stok minyak sawit Malaysia pada akhir Februari bakal turun 11,4% dari bulan sebelumnya menjadi 1,38 juta ton.
Ini terjadi karena produksi yang rendah selama empat bulan berturut-turut sementara angka ekspor terus melonjak.
Selain di bursa Malaysia, harga kontrak teraktif minyak kedelai di Bursa Dalian China turun 1,2%, sementara kontrak CPOnya juga merosot 2%. Adapun harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade naik 2%. Harga CPO diperkirakan akan terus menanjak karena kelapa sawit menjadi pilihan yang lebih menarik untuk bahan baku biodiesel.
Jika harga CPO terus menanjak maka akan berdampak pada harga minyak goreng. Semoga kenaikan CPO itu tak membuat minyak goreng kembali menjadi langka.
(uka)