Menikmati Harga Batu Bara yang Terus Melejit, PTBA Manfaatkan Peluang Ekspor

Senin, 07 Maret 2022 - 14:20 WIB
loading...
Menikmati Harga Batu...
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk, atau PTBA, Ismail Arsal mengakui perusahaannya menikmati kenaikan harga batu bara akibat gejolak atau perang Rusia dan Ukraina. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk , atau PTBA, Ismail Arsal mengakui perusahaannya menikmati kenaikan harga batu bara akibat gejolak atau perang Rusia dan Ukraina . Konflik kedua negara menyebabkan harga batu bara dunia meroket hingga USD446 per metrik ton sejak awal Maret 2022.



Tercatat, saham PTBA yang dipublikasikan Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga Senin (7/3/2022) pukul 09.14 WIB menjadi +3,95%, ke Rp 3.680/unit. Artinya, saham emiten batu bara pelat merah ini melesat di awal perdagangan pekan ini.

"Harapannya dengan ada konflik ini (Rusia-Ukraina) PTBA kami ikut menikmati dengan kenaikan harga (batu bara) pada tahun ini," ujar Ismail Arsal dalam konferensi pers, Senin (7/3/2022).

Arsal juga berharap, harga batu bara dunia sepanjang tahun ini relatif baik. Hanya saja manajemen belum memiliki proyeksi pasti seiring dengan dinamika politik, sosial, dan ekonomi global yang terus memanas, dampak peperangan.

Menurutnya, peperangan Rusia dan Ukraina di luar perkiraan PTBA yang menjadi pendorong utama kenaikan harga batu bara sejak awal Maret tahun ini. Dalam perhitungannya, pemulihan ekonomi dunia dan Indonesia menjadi instrumen fundamental utama kenaikan harga komoditas tersebut.



Di luar peperangan kedua negara Barat itu, manajemen memperkirakan pada 2022 harga batu bara relatif seperti tahun lalu atau berada di kisaran 10%-24%. Hanya saja, Arsal memandang selama konflik berlangsung, maka kenaikan menjadi sangat jauh atau tinggi.

"Tahun ini memang dengan adanya gejolak Uni Soviet (Rusia) dan Ukraina membuat batu bara menjadi naik. Tadinya kami tidak memperhitungkan ada peperangan atau konflik, kami pikir keadaan ekonomi sudah mulai stabil. Kalau di tahun 2021 harganya memang jauh melonjak karena kebutuhan atau demand, bersamaan sehingga supply dan demand, lebih banyak supply berkurang, harganya naik," kata dia.

PTBA juga tetap menjaga kebutuhan batu bara dalam negeri. Dimana, emiten tetap memasok 25% atas domestik market obligation (DMO) yang ditetapkan pemerintah. Di samping itu, manajemen juga terus memanfaatkan peluang ekspor batu bara.

"Peluang ekspor juga kami tetap manfaatkan, semuanya dengan terukur, karena kontrak kami berdasarkan formula dan kami sudah mulai dari awal-akhir tahun, kami punya kontrak jangka panjang," tutur dia.

(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2306 seconds (0.1#10.140)