Perusahaan-perusahaan Besar Ini Tolak Stop Berjualan di Pasar Rusia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Di tengah deretan sanksi yang diberikan terhadap Rusia, sejumlah perusahaan besar yang sebagian berbasis di negara-negara pemberi sanksi tersebut menolak untuk meninggalkan pasar Rusia.
Salah satunya adalah perusahaan barang konsumen Amerika, Procter & Gamble (P&G). Meski mengumumkan akan mengurangi jumlah produk yang dijual serta menghentikan semua investasi baru di negara itu, P&G memastikan tidak akan menarik diri dari pasar Rusia sepenuhnya.
Dalam sebuah surat kepada karyawan pada hari Senin (7/3), CEO Jon Moeller mengatakan P&G akan "terus mendukung" rakyat Rusia dan karyawannya di negara tersebut. Akan tetapi konflik Rusia dengan Ukraina - dan sanksi selanjutnya terhadap Rusia dari Barat - akan membutuhkan implementasi "perubahan penting segera dan dari waktu ke waktu."
"Kami telah menghentikan semua investasi modal baru di Rusia dan menangguhkan semua media, iklan, dan aktivitas promosi," ungkap Moeller seperti dilansir RT.com, Selasa (8/3/2022). Dia menambahkan bahwa perusahaan juga akan secara signifikan mengurangi portofolio produk Rusianya.
Meskipun demikian, Moeller mengumumkan bahwa P&G akan terus memproduksi barang-barang kesehatan, kebersihan, dan perawatan pribadi dasar yang dibutuhkan oleh banyak keluarga Rusia dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Sementara banyak perusahaan Barat telah menarik diri dari Rusia sepenuhnya di tengah konflik Rusia dengan Ukraina, beberapa perusahaan besar terus beroperasi, di antaranya Coca-Cola, Pepsi, McDonald's, dan ritel pakaian Jepang Uniqlo.
Tadashi Yanai, CEO perusahaan induk Uniqlo Fast Retailing Co., membela keputusan perusahaannya untuk terus beroperasi di Rusia. Dia mengatakan, orang Rusia memiliki "hak yang sama untuk hidup" seperti orang lain dan bahwa pakaian adalah "kebutuhan hidup."
Salah satunya adalah perusahaan barang konsumen Amerika, Procter & Gamble (P&G). Meski mengumumkan akan mengurangi jumlah produk yang dijual serta menghentikan semua investasi baru di negara itu, P&G memastikan tidak akan menarik diri dari pasar Rusia sepenuhnya.
Dalam sebuah surat kepada karyawan pada hari Senin (7/3), CEO Jon Moeller mengatakan P&G akan "terus mendukung" rakyat Rusia dan karyawannya di negara tersebut. Akan tetapi konflik Rusia dengan Ukraina - dan sanksi selanjutnya terhadap Rusia dari Barat - akan membutuhkan implementasi "perubahan penting segera dan dari waktu ke waktu."
"Kami telah menghentikan semua investasi modal baru di Rusia dan menangguhkan semua media, iklan, dan aktivitas promosi," ungkap Moeller seperti dilansir RT.com, Selasa (8/3/2022). Dia menambahkan bahwa perusahaan juga akan secara signifikan mengurangi portofolio produk Rusianya.
Meskipun demikian, Moeller mengumumkan bahwa P&G akan terus memproduksi barang-barang kesehatan, kebersihan, dan perawatan pribadi dasar yang dibutuhkan oleh banyak keluarga Rusia dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Sementara banyak perusahaan Barat telah menarik diri dari Rusia sepenuhnya di tengah konflik Rusia dengan Ukraina, beberapa perusahaan besar terus beroperasi, di antaranya Coca-Cola, Pepsi, McDonald's, dan ritel pakaian Jepang Uniqlo.
Tadashi Yanai, CEO perusahaan induk Uniqlo Fast Retailing Co., membela keputusan perusahaannya untuk terus beroperasi di Rusia. Dia mengatakan, orang Rusia memiliki "hak yang sama untuk hidup" seperti orang lain dan bahwa pakaian adalah "kebutuhan hidup."
(fai)