Bukan untuk Mass Tourism, Raja Ampat Akan Terapkan Protokol Pariwisata
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dalam rangka memasuki fase New Normal pasca-penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyiapkan protokol New Normal pariwisata Raja Ampat dengan mengacu pada protokol kesehatan.
Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (PRL) Aryo Hanggono di Jakarta mengingatkan bahwa Kabupaten Raja Ampat sejak awal diperkenalkan kepada masyarakat internasional sebagai destinasi pariwisata ekologis yang tidak menerapkan mass tourism.
“Kabupaten Raja Ampat telah menerapkan pariwisata berkelanjutan dengan adanya dokumen daya dukung kegiatan pariwisata pada setiap spot wisata, code of conduct pariwisata, dan Raja Ampat mooring system,” jelas Aryo dalam keterangan resminya, Selasa (16/6/2020). ( Baca: Maskapai Dapat Lampu Hijau Naikkan Harga Tiket Pesawat )
Aryo menambahkan, bahwa upaya konservasi bertujuan untuk mendukung pariwisata dan kegiatan pariwisata berfungsi sebagai mekanisme pendanaan berkelanjutan dari kegiatan konservasi itu sendiri. Jadi keseimbangan antar-elemen dapat menjadi perhatian dalam pelaksanaan New Normal di Kabupaten Raja Ampat.
Sementara itu, Kepala BKKPN Kupang Ikram M. Sangadji menyampaikan dalam menghadapi pariwisata New Normal akan disusun timeline kegiatan pariwisata yang dijadwalkan akan dibuka pada Desember 2020 mendatang. Pedoman umum pariwisata New Normal antara lain berupa pembuatan pedoman New Normal, pembuatan sistem satu pintu untuk pariwisata Raja Ampat, pengecekan wisatawan pada pintu masuk bandara/pelabuhan dan digitalisasi sistem reservasi.
Selain itu juga akan dilakukan penguatan sarana prasarana kesehatan untuk mendukung kegiatan pariwisata New Normal dengan pengembangan sentra kesehatan di tingkat distrik. Penguatan puskesmas terpadu yang berada di dalam kawasan serta penyiapan SDM medis dan paramedis yang berkualitas.
“Protokol kesehatan new normal harus diterapkan secara terpadu dan konsisten oleh semua stakeholder. BKKPN Kupang telah membuat protokol new normal pariwisata alam perairan kawasan konservasi perairan nasional yang dapat menjadi masukan dalam pembuatan protokol pariwisata new normal di Raja Ampat” jelas Ikram.
Lihat Juga: Kementerian BUMN dan Eagle Hills UEA Teken Perjanjian Pengembangan Pariwisata USD3 Miliar
Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (PRL) Aryo Hanggono di Jakarta mengingatkan bahwa Kabupaten Raja Ampat sejak awal diperkenalkan kepada masyarakat internasional sebagai destinasi pariwisata ekologis yang tidak menerapkan mass tourism.
“Kabupaten Raja Ampat telah menerapkan pariwisata berkelanjutan dengan adanya dokumen daya dukung kegiatan pariwisata pada setiap spot wisata, code of conduct pariwisata, dan Raja Ampat mooring system,” jelas Aryo dalam keterangan resminya, Selasa (16/6/2020). ( Baca: Maskapai Dapat Lampu Hijau Naikkan Harga Tiket Pesawat )
Aryo menambahkan, bahwa upaya konservasi bertujuan untuk mendukung pariwisata dan kegiatan pariwisata berfungsi sebagai mekanisme pendanaan berkelanjutan dari kegiatan konservasi itu sendiri. Jadi keseimbangan antar-elemen dapat menjadi perhatian dalam pelaksanaan New Normal di Kabupaten Raja Ampat.
Sementara itu, Kepala BKKPN Kupang Ikram M. Sangadji menyampaikan dalam menghadapi pariwisata New Normal akan disusun timeline kegiatan pariwisata yang dijadwalkan akan dibuka pada Desember 2020 mendatang. Pedoman umum pariwisata New Normal antara lain berupa pembuatan pedoman New Normal, pembuatan sistem satu pintu untuk pariwisata Raja Ampat, pengecekan wisatawan pada pintu masuk bandara/pelabuhan dan digitalisasi sistem reservasi.
Selain itu juga akan dilakukan penguatan sarana prasarana kesehatan untuk mendukung kegiatan pariwisata New Normal dengan pengembangan sentra kesehatan di tingkat distrik. Penguatan puskesmas terpadu yang berada di dalam kawasan serta penyiapan SDM medis dan paramedis yang berkualitas.
“Protokol kesehatan new normal harus diterapkan secara terpadu dan konsisten oleh semua stakeholder. BKKPN Kupang telah membuat protokol new normal pariwisata alam perairan kawasan konservasi perairan nasional yang dapat menjadi masukan dalam pembuatan protokol pariwisata new normal di Raja Ampat” jelas Ikram.
Lihat Juga: Kementerian BUMN dan Eagle Hills UEA Teken Perjanjian Pengembangan Pariwisata USD3 Miliar
(uka)