Sri Mulyani Waspadai Dampak Penurunan Impor Terhadap Manufaktur
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Keuangan (Keuangan) terus mewaspadai penurunan impor dan ekspor pada neraca perdagangan Mei kemarin. Sebagai informasi, nilai ekspor yang mencapai USD10,53 miliar mengalami penurunan sebesar 13,40%. Sementara, impor yang senilai USD8,44 miliar juga juga turun 42,20% jika dibandingkan bulan April.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, penuruan impor akan menghambat pemulihan pada industri manufaktur. ( Baca: Kondisi Ekspor-Impor Anjlok, Pertumbuhan Industri Perlu Diwaspadai )
"Dari sisi impor dan bahan baku impor kita turun tajam dan akan mempengaruhi kinerja manufaktur. Itu bisa menghambat sektor manufaktur karena impor turun mengahalangi mereka meningkatkan produksi," kata Sri Mulyani di Jakarta, Selasa (16/6/2020).
Dia melanjutkan, di sis lain impor barang konsusumi yang turun cukup tajam akan menguntungkan Indonesia. Pasalnya, industri lokal bisa memanfaatkannya, dan memperbaiki neraca dagang kita.
"Itu baik karena kita akan bisa memperbaiki neraca perdagangan," jelasnya.
Sri menambahkan, kinerja eskpor yang menurun dikarenakan negara tujuan mengalami keterlambatan, akibat pandemi virus Corona (Covid-19). Untuk itu perlu ada perbaikan agar ekspor tidak turun tajam.
"Kalau kita lihat di negara-negara tujuan, ekspor kita juga kontraksi double digit seperti Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat. Itu yang perlu kita waspadai," tandasnya.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, penuruan impor akan menghambat pemulihan pada industri manufaktur. ( Baca: Kondisi Ekspor-Impor Anjlok, Pertumbuhan Industri Perlu Diwaspadai )
"Dari sisi impor dan bahan baku impor kita turun tajam dan akan mempengaruhi kinerja manufaktur. Itu bisa menghambat sektor manufaktur karena impor turun mengahalangi mereka meningkatkan produksi," kata Sri Mulyani di Jakarta, Selasa (16/6/2020).
Dia melanjutkan, di sis lain impor barang konsusumi yang turun cukup tajam akan menguntungkan Indonesia. Pasalnya, industri lokal bisa memanfaatkannya, dan memperbaiki neraca dagang kita.
"Itu baik karena kita akan bisa memperbaiki neraca perdagangan," jelasnya.
Sri menambahkan, kinerja eskpor yang menurun dikarenakan negara tujuan mengalami keterlambatan, akibat pandemi virus Corona (Covid-19). Untuk itu perlu ada perbaikan agar ekspor tidak turun tajam.
"Kalau kita lihat di negara-negara tujuan, ekspor kita juga kontraksi double digit seperti Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat. Itu yang perlu kita waspadai," tandasnya.
(uka)