Harga CPO Anjlok Lebih dari 7%, Minyak Kedelai Ikut Loyo

Senin, 14 Maret 2022 - 14:22 WIB
loading...
Harga CPO Anjlok Lebih...
Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) hari ini mengalami penurunan. Foto/Dok SINDOnews/Yorri Farli
A A A
JAKARTA - Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) hari ini mengalami penurunan cukup tajam pada perdagangan Senin (14/3/2022) siang.

Menurut data Bursa Derivatif Malaysia hingga pukul 12:37 WIB, harga CPO kontrak Mei 2022 turun 507 poin atau minus 7,55% di level MYR6.200 per ton. Kontrak Juni 2022 jatuh 6,38% di MYR5.820 per ton, sama seperti kontrak Juli 2022 merosot 5,52% di MYR 5.621 per ton.

Technical Analyst Reuters Wang Tao memprediksi harga CPO kontrak Mei 2022 masih akan bertahan pada kisaran MYR6.696 per ton. "Masih stabil di sekitar 6.696 ringgit per ton," ujarnya dikutip dari Reuters, Senin (14/3/2022).



Adapun penurunan hari ini memperpanjang kerugian sebanyak tiga sesi beruntun, meskipun sempat mengalami reli cukup tajam dalam beberapa hari terakhir.

Jatuhnya harga CPO mengikuti harga beberapa minyak nabati sejenis yang juga ikut merosot di bursa lainnya seperti Dalian Commodity Exchange.

Harga minyak kedelai (soy oil) di Bursa Dalian turun 2,3%, serta harga CPO-nya jatuh 6,1%. Sementara itu, harga soy oil di Chicago Board of Trade juga tertekan 1,3%.

Sebagai catatan, harga CPO mendapat pengaruh oleh pergerakan harga minyak sejenis karena persaingan untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.

Secara fundamental harga CPO masih bergerak konsolidatif. Indonesia sendiri sebagai eksportir terbesar telah mengeksekusi kebijakan baru dengan meningkatkan persentase Domestic Market Obligation (DMO) sebesar 30%.



Konsumsi CPO yang tinggi di tingkat domestik dinilai masih akan menjadi salah satu faktor yang melambungkan harga. Menurut data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), pasokan CPO bulan Januari 2022 merosot 23,8% secara tahunan (year-on-year/yoy) sebesar 2,17 juta ton.

Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono mengatakan, penurunan ekspor merupakan pola musiman dan produksi yang terbatas. "Penurunan ekspor itu merupakan pola musiman tetapi kali ini juga diperkirakan karena produksi yang sangat terbatas dan harga yang sangat tinggi," kata Mukti dalam siaran pers, Jumat (11/3/2022).



Sebelumnya, pemerintah Indonesia menegaskan bahwa harga CPO di tingkat global tidak dapat mengatur harga domestik. “Kita harus memastikan produk Indonesia menjadi bagian dari pilar ekonomi global, tapi bukan berarti kita bisa didikte oleh dunia,” tandas Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutifi, Kamis (10/3/2022).
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1970 seconds (0.1#10.140)