Rusia Bakal Kehilangan Pelanggan, Lithuania Ancam Stop Impor Minyak dan Gas

Jum'at, 18 Maret 2022 - 02:43 WIB
loading...
Rusia Bakal Kehilangan...
Presiden Lithuania, Gitanas Nauseda mengatakan, negaranya bersedia menghentikan impor minyak dan gas Rusia, sebagai respons terbaru tentang bagaimana beberapa negara Uni Eropa berencana untuk meningkatkan hukuman terhadap Moskow. Foto/Dok Ilustrasi
A A A
VILNIUS - Presiden Lithuania , Gitanas Nauseda mengatakan, negaranya bersedia menghentikan impor minyak dan gas Rusia , sebagai respons terbaru tentang bagaimana beberapa negara Uni Eropa berencana untuk meningkatkan hukuman terhadap Moskow karena menyerang Ukraina .

"Ini akan menciptakan beberapa masalah, tetapi tidak sampai kritis," kata Presiden Gitanas Nauseda.

Lithuania sendiri mendapatkan sekitar 63% pasokan minyaknya impor dari Rusia pada 2019. Namun Presiden Nauseda merevisi dengan mengungkapkan, angka itu sekarang telah menyusut setelah kilang minyaknya berhenti membeli minyak mentah Rusia.



Negara-negara Barat telah menyerang Moskow dengan beragam sanksi sejak akhir bulan lalu sebagai respons atas invasi Rusia ke Ukraina. Dimana Amerika Serikat (AS) telah melarang impor energi Rusia, sementara Inggris menghentikan impor minyak Rusia secara bertahap.

Uni Eropa, yang mendapat sekitar 40% kiriman gasnya dari Rusia, mengutarakan bakal mengurangi ketergantungan pada sumber bahan bakar ini sebesar dua pertiga dalam setahun.

Ketika tiba gilirannya untuk Lithuania, Presiden Nauseda mengatakan, kepada BBC: "Tentu saja, itu tergantung pada waktu: Berapa lama kita perlu menyesuaikan (untuk memotong impor Rusia).

"Tapi saya akan mengatakannya dengan kata lain: Kami lebih siap untuk pemotongan sumber daya energi Rusia daripada banyak negara lain di UE (Uni Eropa)," tegasnya.

Pada 3 Maret, pemilik kilang Mazeikiai Lithuania, Orlen Lietuva mengumumkan, telah menyetujui kesepakatan dengan Saudi Aramco untuk lima kapal tanker tambahan dari komoditas yang diambil dari Laut Utara. Hal itu, katanya bakal memastikan pasokan alternatif untuk Lithuania, Polandia dan Republik Ceko.

Empat hari kemudian, perusahaan mengatakan, bahwa melihat situasi di Ukraina, Ia telah "siap untuk skenario apa pun, termasuk penangguhan lengkap pasokan dari arah timur."
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1930 seconds (0.1#10.140)