Daftar Produk Rusia yang Diboikot Usai Invasi ke Ukraina

Jum'at, 01 April 2022 - 22:20 WIB
loading...
A A A
Produk Rusia berikutnya yang diboikot adalah Berlian. Menurut situs Town & Country, Rusia merupakan salah satu negara pemasok berlian terbesar di dunia dan berada di peringkat kelima. Hampir semua produksi berlian Ukraina dihasilkan pertambangan Alrosa yang mengoperasikan tambang di seluruh wilayah Yakutia di Siberia.

Dalam hal ini, beberapa waktu yang lalu Presiden Amerika Serikat, Joe Biden telah melarang impor berlian dari Rusia sebagai lanjutan dari berbagai sanksi atas invasi Rusia ke Ukraina. Biden sendiri mengatakan bahwa sanksi ini diambil berdasarkan koordinasi dengan sekutu NATO, Uni Eropa, dan anggota G7.

3. Kaviar

Produk Rusia selanjutnya yang diboikot adalah Kaviar. Kaviar merupakan salah satu jenis olahan laut yang menjadi salah satu makanan termahal di dunia. Dalam hal ini, Rusia juga dikenal sebagai salah satu negara yang memproduksi berbagai jenis kaviar yang cukup terkenal di dunia.

Menyusul sanksi lanjutan untuk Rusia atas invasinya ke Ukraina, beberapa negara di dunia yang tergabung dalam G7 melancarkan boikot dan larangan impor terhadap beberapa produk dari Rusia.

Dilansir situs Fortune, Presiden AS, Joe Biden melarang impor beberapa produk Rusia seperti vodka, berlian, hingga Kaviar. Hal tersebut dilakukannya sebagai bentuk hukuman bagi Vladimir Putin yang masih enggan untuk mengakhiri invasinya dari Ukraina

4. Sumber Daya Alam

Setelah menerapkan sanksi ekonomi bersama dengan sekutunya, Amerika bergerak cepat langsung melarang impor sumber daya alam Rusia seperti, minyak, gas hingga batu bara. Kebijakan itu terpantau telah memotong sekitar 60% impor AS dari negara yang dipimpin Vladimir Putin.

Pada tahun 2021, AS tercatat mengimpor sekitar 245 juta barel minyak mentah dan produk minyak bumi dari Rusia, dimana dalam satu tahun itu terjadi peningkatan sebesar 24%, menurut Administrasi Informasi Energi AS.

"Ini adalah langkah penting untuk menunjukkan kepada Rusia bahwa energi ada di atas meja," kata Max Bergmann, mantan pejabat Departemen Luar Negeri.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1890 seconds (0.1#10.140)