Pasrah, Slovakia Siap Bayar Gas Rusia Pakai Rubel

Senin, 04 April 2022 - 14:40 WIB
loading...
Pasrah, Slovakia Siap...
Menteri Ekonomi Slovakia Richard Sulik menegaskan bahwa negara itu akan membayar gas alam Rusia dalam rubel jika itu memang diperlukan. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Slovakia akan membayar gas alam Rusia dalam rubel jika itu yang diperlukan untuk menjaga agar gas tetap mengalir ke negara tersebut. Hal itu ditegaskan Menteri Ekonomi Slovakia Richard Sulik di televisi nasional.

"Jika ada syarat untuk membayar dalam rubel, maka kami akan membayar dalam rubel," kata Sulik seperti dikutip dari RT.com, Senin (4/4/2022).



Dia menekankan bahwa impor Rusia menyumbang sekitar 85% dari semua pasokan gas Slovakia, sehingga otoritas negara akan tetap pragmatis dalam masalah ini. "Kita tidak bisa terputus dari gas (Rusia)," tegas Sulik.

Sulik juga mendesak seluruh Eropa untuk bersama-sama mencari solusi atas masalah ini. Hampir semua negara Uni Eropa, di mana Slovakia menjadi anggotanya, memberikan sanksi ekonomi kepada Rusia selama sebulan terakhir, membahayakan kemampuan Rusia untuk menerima pembayaran dari mitra dagang dalam mata uang Eropa.

Sebagai tanggapan, Presiden Rusia Vladimir Putin pekan lalu menandatangani dekrit yang memperkenalkan mekanisme pembayaran gas dalam rubel.

Meskipun dipandang oleh beberapa pihak bertentangan dengan kontrak yang ada, mekanisme tersebut tidak menyiratkan perubahan mata uang pembayaran. Ini memungkinkan pembeli untuk membuka rekening rubel dengan Gazprombank Rusia untuk memfasilitasi transfer pembayaran perusahaan Eropa ke pemasok Rusia.



Menurut sekretaris pers Putin Dmitry Peskov, secara de facto tidak ada yang akan berubah untuk perusahaan-perusahaan Erop. "Mereka akan membayar, seperti dulu, dalam euro, mata uang yang sama yang ditunjukkan dalam kontrak, tetapi penjual, eksportir gas utama Rusia Gazprom , akan dapat menerima dana dalam mata uang nasional Rusia," katanya.

Terlepas dari penjelasan yang luas, banyak pembeli Rusia merasa bingung dengan perubahan itu. Reaksi awal sebagian besar berupa protes, dengan negara-negara mengklaim mereka tidak akan membayar gas dalam rubel.

Menteri ekonomi Slovakia, bersama dengan sejumlah politisi Eropa lainnya, mengatakan situasi tersebut membutuhkan diversifikasi pemasok. Namun dia mengatakan ini mungkin memakan waktu bertahun-tahun, sementara Slovakia hanya memiliki waktu dua bulan untuk menyelesaikan masalah pembelian bahan bakar saat ini.

(fai)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1912 seconds (0.1#10.140)