Deretan Negara yang Berutang ke China, Nomor 3 Terpaksa Lepas Tanah 1.000 Km2
loading...
A
A
A
Menurut Hassan Abbas, seorang sarjana Pakistan-Amerika dalam studi Asia Selatan dan Timur Tengah, tertunda-tundanya proyek kemungkinan akan meningkatkan biaya hingga USD98 miliar. Dengan akumulasi bunga hampir USD5 miliar per tahun, Pakistan harus membayar hampir USD200 miliar selama 20 tahun ke China.
Para ahli berpendapat bahwa utang tersebut dapat memberikan pengaruh yang tidak semestinya kepada China dalam urusan internal Pakistan. Bagian dari perjanjian itu dibatalkan oleh Pakistan pada akhir 2017 karena keberatan dengan persyaratannya.
3. Tajikistan
Tajikistan juga merupakan salah satu negara yang berutang ke China. Sebanyak 77% dari total portofolio pinjaman Tajikistan terdiri dari pinjaman China. Pada tahun 2011, parlemen Tajikistan setuju untuk menyerahkan sekitar 1.000 km2 (390 mil persegi) tanah ke China dengan imbalan pembebasan utang yang belum dibayar sebesar ratusan juta dolar.
Utang Tajikistan pada tahun 2018 kepada kreditur asing diperkirakan mencapai USD2,9 miliar, di antaranya USD1,2 miliar merupakan utang kepada Bank Exim (Ekspor-Impor) China. Tahun itu, laporan menunjukkan bahwa TBEA yang berbasis di Xinjiang diberikan konsesi tambang emas sebagai imbalan atas biaya perusahaan untuk membangun pembangkit listrik 400 megawatt (MW) di Dushanbe.
Pada akhir tahun 2020, total utang luar negeri Tajikistan mendekati USD3,1 miliar; dari jumlah ini, USD1,12 miliar atau sekitar 37% dari totalnya terutang kepada Exim Bank of China.
4. Sejumlah negara di Afrika
Sejumlah negara di Afrika juga berutang ke China. Negara-negara tersebut meningkatkan pinjaman mereka dari China antara tahun 2000 dan 2014 (dengan total nilai USD94,5 miliar atau sekira Rp1.351,35 triliun) saat mereka berusaha untuk mengakhiri ketergantungan pada IMF dan Bank Dunia, yang menuntut liberalisasi pasar sebagai imbalan atas pinjaman.
China adalah pemangku kepentingan proyek utama dalam ekonomi banyak negara Afrika, yang secara signifikan mempengaruhi banyak urusan di benua tersebut. Menurut penelitian yang dilakukan sebagai bagian dari Kampanye Utang Jubilee pada Oktober 2018, utang Afrika ke China naik dari USD10 miliar pada 2010 menjadi lebih dari USD30 miliar pada 2016.
Pada tahun 2020, negara-negara Afrika dengan utang China terbesar adalah Angola (USD25 miliar), Ethiopia (USD13,5 miliar), Zambia (USD7,4 miliar), Republik Kongo (USD7,3 miliar), dan Sudan (USD6,4 miliar). Total sebesar USD143 miliar untuk pemerintah Afrika dan perusahaan milik negara antara tahun 2000 dan 2017.
5. Negara-negara lainnya
Di luar negara-negara di atas, China juga telah memberikan pinjaman ke Kirgistan, Laos dan Mongolia. Negara itu juga memberikan pinjaman sebesar USD115 juta ke Tonga untuk membangun kembali infrastrukturnya, dan USD2 miliar pinjaman ke Papua Nugini (yang nilainya hampir seperempat dari utang nasional negara itu).
Para ahli berpendapat bahwa utang tersebut dapat memberikan pengaruh yang tidak semestinya kepada China dalam urusan internal Pakistan. Bagian dari perjanjian itu dibatalkan oleh Pakistan pada akhir 2017 karena keberatan dengan persyaratannya.
3. Tajikistan
Tajikistan juga merupakan salah satu negara yang berutang ke China. Sebanyak 77% dari total portofolio pinjaman Tajikistan terdiri dari pinjaman China. Pada tahun 2011, parlemen Tajikistan setuju untuk menyerahkan sekitar 1.000 km2 (390 mil persegi) tanah ke China dengan imbalan pembebasan utang yang belum dibayar sebesar ratusan juta dolar.
Utang Tajikistan pada tahun 2018 kepada kreditur asing diperkirakan mencapai USD2,9 miliar, di antaranya USD1,2 miliar merupakan utang kepada Bank Exim (Ekspor-Impor) China. Tahun itu, laporan menunjukkan bahwa TBEA yang berbasis di Xinjiang diberikan konsesi tambang emas sebagai imbalan atas biaya perusahaan untuk membangun pembangkit listrik 400 megawatt (MW) di Dushanbe.
Pada akhir tahun 2020, total utang luar negeri Tajikistan mendekati USD3,1 miliar; dari jumlah ini, USD1,12 miliar atau sekitar 37% dari totalnya terutang kepada Exim Bank of China.
4. Sejumlah negara di Afrika
Sejumlah negara di Afrika juga berutang ke China. Negara-negara tersebut meningkatkan pinjaman mereka dari China antara tahun 2000 dan 2014 (dengan total nilai USD94,5 miliar atau sekira Rp1.351,35 triliun) saat mereka berusaha untuk mengakhiri ketergantungan pada IMF dan Bank Dunia, yang menuntut liberalisasi pasar sebagai imbalan atas pinjaman.
China adalah pemangku kepentingan proyek utama dalam ekonomi banyak negara Afrika, yang secara signifikan mempengaruhi banyak urusan di benua tersebut. Menurut penelitian yang dilakukan sebagai bagian dari Kampanye Utang Jubilee pada Oktober 2018, utang Afrika ke China naik dari USD10 miliar pada 2010 menjadi lebih dari USD30 miliar pada 2016.
Pada tahun 2020, negara-negara Afrika dengan utang China terbesar adalah Angola (USD25 miliar), Ethiopia (USD13,5 miliar), Zambia (USD7,4 miliar), Republik Kongo (USD7,3 miliar), dan Sudan (USD6,4 miliar). Total sebesar USD143 miliar untuk pemerintah Afrika dan perusahaan milik negara antara tahun 2000 dan 2017.
5. Negara-negara lainnya
Di luar negara-negara di atas, China juga telah memberikan pinjaman ke Kirgistan, Laos dan Mongolia. Negara itu juga memberikan pinjaman sebesar USD115 juta ke Tonga untuk membangun kembali infrastrukturnya, dan USD2 miliar pinjaman ke Papua Nugini (yang nilainya hampir seperempat dari utang nasional negara itu).