BI: Inflasi Mei 2020 Masih Sesuai Target
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyatakan tingkat inflasi tetap berlangsung rendah dalam mendukung stabilitas perekonomian nasional. BI mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Mei 2020 sebesar 0,07% secara month to month (mtm), turun tipis dibandingkan bulan April 2020 sebesar 0,08% mtm.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan, tingkat inflasi pada Mei 2020 lebih rendah dibandingkan pola inflasi pada periode Ramadhan dan Idul Fitri, yang dalam lima tahun terakhir rata-rata tercatat 0,69% mtm. Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan, inflasi IHK Mei 2020 tercatat 2,19% year on year (yoy), menurun dibandingkan inflasi April sebesar 2,67% yoy.
"Berdasarkan komponen, inflasi inti menurun dipengaruhi melambatnya permintaan domestik dan konsistensi Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi sesuai target," kata Perry di Jakarta, Kamis (18/6/2020).
Perry menambahkan, untuk kelompok volatile food mencatatkan deflasi terutama dipengaruhi koreksi harga beberapa komoditas akibat melambatnya permintaan, memadainya pasokan dan terjaganya distribusi barang.
Sementara itu, kelompok administered prices mencatat inflasi terutama didorong peningkatan musiman tarif angkutan udara, tarif kereta api dan rokok kretek filter.
"Ke depan, Bank Indonesia konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, untuk mengendalikan inflasi tetap rendah dalam sasarannya sebesar 3,0% ± 1% pada 2020 dan 2021," tandasnya.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan, tingkat inflasi pada Mei 2020 lebih rendah dibandingkan pola inflasi pada periode Ramadhan dan Idul Fitri, yang dalam lima tahun terakhir rata-rata tercatat 0,69% mtm. Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan, inflasi IHK Mei 2020 tercatat 2,19% year on year (yoy), menurun dibandingkan inflasi April sebesar 2,67% yoy.
"Berdasarkan komponen, inflasi inti menurun dipengaruhi melambatnya permintaan domestik dan konsistensi Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi sesuai target," kata Perry di Jakarta, Kamis (18/6/2020).
Perry menambahkan, untuk kelompok volatile food mencatatkan deflasi terutama dipengaruhi koreksi harga beberapa komoditas akibat melambatnya permintaan, memadainya pasokan dan terjaganya distribusi barang.
Sementara itu, kelompok administered prices mencatat inflasi terutama didorong peningkatan musiman tarif angkutan udara, tarif kereta api dan rokok kretek filter.
"Ke depan, Bank Indonesia konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, untuk mengendalikan inflasi tetap rendah dalam sasarannya sebesar 3,0% ± 1% pada 2020 dan 2021," tandasnya.
(bon)