Dorong Industri Perikanan Indonesia, ASHA GO Public
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Cilacap Samudera Fishing Industry (ASHA) merupakan perusahaan perikanan yang terintegrasi dengan pengalaman lebih dari 40 tahun dalam industri perikanan. Direktur Utama Perseroan, William Sutioso menjelaskan, integrasi PT CSFI dilakukan dari kapal perikanan, unit pengolahan ikan, pemasaran produk hasil ikan dan dockyard.
"Dimana dockyard ini merupakan yang terbesar di Cilacap dengan fasilitas antara lain slipway: 1,500 DWT dengan sidetrack: 5 lini dengan masing-masing 100m, yang dapat digunakan untuk reparasi kapal dan pembangunan kapal baru, cold storage dan kapal penangkapan ikan, kapal Cargo dan pengolahan ikan," terangnya.
Lebih jauh William menerangkan, melalui perusahaan Afiliasi, melakukan pengelolaan pelabuhan (Port) dan kapal tanker sebagai pemasok bahan bakar ke kapal. Dimana ketersediaan BBM ini merupakan factor penting dalam penangkapan ikan, pada saat ini, ketersediaan station pengisian BBM di berbagai pelabuhan dan pendaratan di Indonesia baru sekitar 30% dari jumlah pelabuhan atau pendaratan ikan yang ada.
Dengan pengalaman 40 tahun di industri perikanan, maka perseroan telah membangun jejaring yang cukup luas. Dimana pada saat ini, secara aktif pelanggan lokal mencapai 383 Klien dan eksport 48 Klien.
Perseroan secara terus aktif mengembangkan produk-produk baru, pasar ekspor dan domestik yang belum tersentuh. Menurut William, “meskipun pada saat ini pasar terbesar adalah ekspor mencapai 80%-90%, namun dikemudian hari perseroan akan mengembangkan pasar lokal, karena seringkali pasar lokal memiliki harga yang lebih baik”.
Dalam rencana bisnisnya, salah satu penggunaan dana yang diperoleh dari Initial Public Offering, adalah akuisisi PT Jembatan Lintas Global. Akuisisi ini merupakan langkah strategis dalam pengembangan pengolahan ikan, dimana PT JLG memiliki lokasi strategis di Jawa Timur, dengan limpahan ikan segar dari Pantai Utara dan Pantai Selatan serta tersedianya SDM, serta akses langsung Eksport melalui Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Selain itu, Perseroan juga memiliki misi untuk pemberdayaan masyarakat Pesisir dan Perempuan sebagai wujud pembentukan kapasitas (capacity building) dan kesetaraan gender dalam unit pengolahan ikan perseroan. William menekankan bahwa “pengolahan ikan memilki nilai tambah yang dapat meningkatkan margin laba”.
Lebih jauh, William menjelaskan, pada saat ini, “PT JLG telah membuka pasar ekspor untuk pengolahan ikan ke Australia dan dalam proses pasar benua Amerika. PT JLG akan dikembangkan dalam pengelolaan Ikan dan import untuk pasar local ataupun re-eksport. Pada Desember 2021, perseroan melalui afiliasinya telah memperoleh izin import untuk 1,000 Ton ikan. Dengan demikian, Perseroan memiliki spektrum penerimaan yang luas”.
Sebagai antisipasi adanya rencana pemerintah Indonesia melakukan industriliasi sector perikanan dengan diberlakukannya KUOTA dalam penangkapan ikan terukur, maka perseroan juga telah mengajukan permintaan KUOTA di Maret 2022.Dengan Raihan dana IPO maka setoran modal Perseroan mencapai Rp. 200 Miliar, sehingga perseroan memenuhi syarat yang diajukan pemerintah dalam permintaan KUOTA.
"Dimana dockyard ini merupakan yang terbesar di Cilacap dengan fasilitas antara lain slipway: 1,500 DWT dengan sidetrack: 5 lini dengan masing-masing 100m, yang dapat digunakan untuk reparasi kapal dan pembangunan kapal baru, cold storage dan kapal penangkapan ikan, kapal Cargo dan pengolahan ikan," terangnya.
Lebih jauh William menerangkan, melalui perusahaan Afiliasi, melakukan pengelolaan pelabuhan (Port) dan kapal tanker sebagai pemasok bahan bakar ke kapal. Dimana ketersediaan BBM ini merupakan factor penting dalam penangkapan ikan, pada saat ini, ketersediaan station pengisian BBM di berbagai pelabuhan dan pendaratan di Indonesia baru sekitar 30% dari jumlah pelabuhan atau pendaratan ikan yang ada.
Dengan pengalaman 40 tahun di industri perikanan, maka perseroan telah membangun jejaring yang cukup luas. Dimana pada saat ini, secara aktif pelanggan lokal mencapai 383 Klien dan eksport 48 Klien.
Perseroan secara terus aktif mengembangkan produk-produk baru, pasar ekspor dan domestik yang belum tersentuh. Menurut William, “meskipun pada saat ini pasar terbesar adalah ekspor mencapai 80%-90%, namun dikemudian hari perseroan akan mengembangkan pasar lokal, karena seringkali pasar lokal memiliki harga yang lebih baik”.
Dalam rencana bisnisnya, salah satu penggunaan dana yang diperoleh dari Initial Public Offering, adalah akuisisi PT Jembatan Lintas Global. Akuisisi ini merupakan langkah strategis dalam pengembangan pengolahan ikan, dimana PT JLG memiliki lokasi strategis di Jawa Timur, dengan limpahan ikan segar dari Pantai Utara dan Pantai Selatan serta tersedianya SDM, serta akses langsung Eksport melalui Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Selain itu, Perseroan juga memiliki misi untuk pemberdayaan masyarakat Pesisir dan Perempuan sebagai wujud pembentukan kapasitas (capacity building) dan kesetaraan gender dalam unit pengolahan ikan perseroan. William menekankan bahwa “pengolahan ikan memilki nilai tambah yang dapat meningkatkan margin laba”.
Lebih jauh, William menjelaskan, pada saat ini, “PT JLG telah membuka pasar ekspor untuk pengolahan ikan ke Australia dan dalam proses pasar benua Amerika. PT JLG akan dikembangkan dalam pengelolaan Ikan dan import untuk pasar local ataupun re-eksport. Pada Desember 2021, perseroan melalui afiliasinya telah memperoleh izin import untuk 1,000 Ton ikan. Dengan demikian, Perseroan memiliki spektrum penerimaan yang luas”.
Sebagai antisipasi adanya rencana pemerintah Indonesia melakukan industriliasi sector perikanan dengan diberlakukannya KUOTA dalam penangkapan ikan terukur, maka perseroan juga telah mengajukan permintaan KUOTA di Maret 2022.Dengan Raihan dana IPO maka setoran modal Perseroan mencapai Rp. 200 Miliar, sehingga perseroan memenuhi syarat yang diajukan pemerintah dalam permintaan KUOTA.