Beban Puncak Listrik Turun saat Idul Fitri, PLN Tetap Siaga Hingga H+14
loading...
A
A
A
JAKARTA - Beban puncak listrik saat Hari Raya Idul fitri 1443 H pada Senin (02/05/2022) lalu di wilayah Jawa, Madura dan Bali berkurang signifikan yakni hanya 13.500 MW. Sebagai perbandingan, di hari-hari biasa beban puncak listrik di wilayah tersebut bisa mencapai angka 28.000 MW.
Kendati sempat mengalami penurunan, PLN memastikan tetap siaga melayani masyarakat dan menjamin keandalan listrik dengan menyiapkan personel hingga H+14 Idul Fitri. Perusahaan listrik pelat merah itu memprediksi, beban puncak kelistrikan di Jawa, Madura, Bali akan kembali naik ke level 28.000 MW hingga 29.000 MW saat aktivitas kembali normal.
Di wilayah lain, saat Idul Fitri awal pekan ini, beban puncak regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara (Sulmapana) berada pada posisi 3.060 MW dengan daya mampu di level 4.720 MW.
Adapun, untuk regional Sumatera dengan daya mampu sebesar 7.180 mW, beban puncaknya selama momen Idul Fitri mencapai 5.330 MW. Dan, beban puncak regional Kalimantan selama Idul Fitri mencapai 1.440 MW dengan daya mampu 2.460 MW.
“Pada Idulfitri kali ini kami menyiapkan total 2.982 posko pengamanan pelayanan Listrik dengan kekuatan 50.268 personel, 6.142 kendaraan dan 2.550 peralatan pendukung siaga di seluruh unit kawal keandalan pasokan listrik,” kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam konferensi pers pantauan kondisi kelistrikan Idul Fitri yang digelar virtual, Rabu (04/05/2022).
Pada kesempatan tersebut, Darmawan menyampaikan apresiasi kerja keras seluruh pihak, sehingga pasokan listrik di sistem kelistrikan tersebar pada saat Hari Raya Idul Fitri 1443 H dalam kondisi aman dan tidak ada gangguan pasokan listrik meluas yang terjadi.
“Kami mengapresiasi seluruh pegawai yang menjaga listrik tetap hidup meski tidak tidur, tidak bisa berkumpul dengan keluarga saat Lebaran, demi pasokan listrik untuk masyarakat,” kata dia.
Untuk memastikan keandalan listrik terus berlangsung, jajaran direksi PLN ikut mengawal dengan meninjau ke lapangan. Darmawan saat konferensi pers berlangsung sedang melakukan kunjungan lapangan ke Gardu Induk Bantul di Yogyakarta.
Tidak hanya itu, Direktur Bisnis Regional Jawa Madura dan Bali (Jamali), Haryanto WS, Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara (Sulmapana), Adi Priyanto, Direktur Bisnis Regional Sumatera dan Kalimantan (Sumkal), Adi Lumakso, serta Direktur Energi Primer, Hartanto Wibowo juga melakukan siaga di beberapa lokasi berbeda.
Sementara itu, Direktur Bisnis Regional Jamali PLN Haryanto WS mengatakan, kondisi kelistrikan di regional Jawa Madura Bali dalam kondisi aman. Dia menambahkan, meski pada hari H lebaran beban puncak listrik sempat turun ke 13.500 MW, namun pada hari berikutnya (H+1) beban puncak berangsur naik ke level 18.518 MW - 19.500 MW. Sebagai informasi, diwilayah ini kondisi kelistrikannya memiliki daya mampu mencapai 31.702 MW.
“Di tengah banyak orang merayakan Idul Fitri, makan ketupat dengan istri dan anak, bersilaturahmi dengan keluarga, insan PLN tetap bekerja, makan ketupat bersama rekan-rekan di lapangan. Ini semua dilakukan demi masyarakat bisa menikmati Idul Fitri dengan nyaman,” ucap Haryanto.
Selanjutnya, Direktur Bisnis Regional Sulmapana Adi Priyanto juga memastikan sistem kelistrikan di regionalnya dalam kondisi aman. Kelistrikan Sulmapana memiliki daya mampu mencapai 4.724 MW dengan beban puncak sebesar 3.060 MW.
“Alhamdulillah, dengan kerja keras dan kerja ikhlas petugas yang bersiaga, layanan kelistrikan di Sulmapana dapat kita jaga dengan baik. Kami terus bekerja untuk menjaga kelistrikan hingga masa siaga ini berakhir,” tutur Adi Priyanto.
Kemudian, Direktur Bisnis Regional Sumkal, Adi Lumakso melaporkan bahwa kelistrikan saat hari raya Idul Fitri di regionalnya dalam kondisi aman. Pada saat hari H, kelistrikan Sumatera memiliki daya mampu mencapai 7.182 Megawatt (MW) dengan beban puncak sebesar 5.333 MW. Sementara untuk Kalimantan memiliki daya mampu mencapai 2.464 MW dan Beban Puncak sebesar 1.440 MW.
“Kondisi kelistrikan Sumatera dan Kalimantan dalam kondisi aman. Seluruh petugas tetap bersiaga menjaga layanan kelistrikan ke pelanggan agar tetap aman,” tutur Adi Lumakso.
Sementara dari sisi pembangkitan, Direktur Energi Primer, Hartanto Wibowo memastikan ketersediaan batu bara, gas, dan bahan bakar minyak dalam kondisi cukup untuk memenuhi kebutuhan selama masa siaga Idul Fitri.
“Seluruh energi primer cukup untuk menghadirkan pasokan listrik selama libur Idul Fitri. HOP untuk energi primer, khususnya batu bara berada di atas 15 hari,” jelas Hartanto.
Di bagian lain, dari hasil pantauan PLN, sepanjang hari raya Idulfitri, PLN menerima hampir 3.500 laporan pelanggan melalui aplikasi PLN Mobile. PLN memastikan seluruh laporan tersebut bisa dilayani dan diselesaikan dengan baik oleh petugas di lapangan.
Kendati sempat mengalami penurunan, PLN memastikan tetap siaga melayani masyarakat dan menjamin keandalan listrik dengan menyiapkan personel hingga H+14 Idul Fitri. Perusahaan listrik pelat merah itu memprediksi, beban puncak kelistrikan di Jawa, Madura, Bali akan kembali naik ke level 28.000 MW hingga 29.000 MW saat aktivitas kembali normal.
Di wilayah lain, saat Idul Fitri awal pekan ini, beban puncak regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara (Sulmapana) berada pada posisi 3.060 MW dengan daya mampu di level 4.720 MW.
Adapun, untuk regional Sumatera dengan daya mampu sebesar 7.180 mW, beban puncaknya selama momen Idul Fitri mencapai 5.330 MW. Dan, beban puncak regional Kalimantan selama Idul Fitri mencapai 1.440 MW dengan daya mampu 2.460 MW.
“Pada Idulfitri kali ini kami menyiapkan total 2.982 posko pengamanan pelayanan Listrik dengan kekuatan 50.268 personel, 6.142 kendaraan dan 2.550 peralatan pendukung siaga di seluruh unit kawal keandalan pasokan listrik,” kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam konferensi pers pantauan kondisi kelistrikan Idul Fitri yang digelar virtual, Rabu (04/05/2022).
Pada kesempatan tersebut, Darmawan menyampaikan apresiasi kerja keras seluruh pihak, sehingga pasokan listrik di sistem kelistrikan tersebar pada saat Hari Raya Idul Fitri 1443 H dalam kondisi aman dan tidak ada gangguan pasokan listrik meluas yang terjadi.
“Kami mengapresiasi seluruh pegawai yang menjaga listrik tetap hidup meski tidak tidur, tidak bisa berkumpul dengan keluarga saat Lebaran, demi pasokan listrik untuk masyarakat,” kata dia.
Untuk memastikan keandalan listrik terus berlangsung, jajaran direksi PLN ikut mengawal dengan meninjau ke lapangan. Darmawan saat konferensi pers berlangsung sedang melakukan kunjungan lapangan ke Gardu Induk Bantul di Yogyakarta.
Tidak hanya itu, Direktur Bisnis Regional Jawa Madura dan Bali (Jamali), Haryanto WS, Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara (Sulmapana), Adi Priyanto, Direktur Bisnis Regional Sumatera dan Kalimantan (Sumkal), Adi Lumakso, serta Direktur Energi Primer, Hartanto Wibowo juga melakukan siaga di beberapa lokasi berbeda.
Sementara itu, Direktur Bisnis Regional Jamali PLN Haryanto WS mengatakan, kondisi kelistrikan di regional Jawa Madura Bali dalam kondisi aman. Dia menambahkan, meski pada hari H lebaran beban puncak listrik sempat turun ke 13.500 MW, namun pada hari berikutnya (H+1) beban puncak berangsur naik ke level 18.518 MW - 19.500 MW. Sebagai informasi, diwilayah ini kondisi kelistrikannya memiliki daya mampu mencapai 31.702 MW.
“Di tengah banyak orang merayakan Idul Fitri, makan ketupat dengan istri dan anak, bersilaturahmi dengan keluarga, insan PLN tetap bekerja, makan ketupat bersama rekan-rekan di lapangan. Ini semua dilakukan demi masyarakat bisa menikmati Idul Fitri dengan nyaman,” ucap Haryanto.
Selanjutnya, Direktur Bisnis Regional Sulmapana Adi Priyanto juga memastikan sistem kelistrikan di regionalnya dalam kondisi aman. Kelistrikan Sulmapana memiliki daya mampu mencapai 4.724 MW dengan beban puncak sebesar 3.060 MW.
“Alhamdulillah, dengan kerja keras dan kerja ikhlas petugas yang bersiaga, layanan kelistrikan di Sulmapana dapat kita jaga dengan baik. Kami terus bekerja untuk menjaga kelistrikan hingga masa siaga ini berakhir,” tutur Adi Priyanto.
Kemudian, Direktur Bisnis Regional Sumkal, Adi Lumakso melaporkan bahwa kelistrikan saat hari raya Idul Fitri di regionalnya dalam kondisi aman. Pada saat hari H, kelistrikan Sumatera memiliki daya mampu mencapai 7.182 Megawatt (MW) dengan beban puncak sebesar 5.333 MW. Sementara untuk Kalimantan memiliki daya mampu mencapai 2.464 MW dan Beban Puncak sebesar 1.440 MW.
“Kondisi kelistrikan Sumatera dan Kalimantan dalam kondisi aman. Seluruh petugas tetap bersiaga menjaga layanan kelistrikan ke pelanggan agar tetap aman,” tutur Adi Lumakso.
Sementara dari sisi pembangkitan, Direktur Energi Primer, Hartanto Wibowo memastikan ketersediaan batu bara, gas, dan bahan bakar minyak dalam kondisi cukup untuk memenuhi kebutuhan selama masa siaga Idul Fitri.
“Seluruh energi primer cukup untuk menghadirkan pasokan listrik selama libur Idul Fitri. HOP untuk energi primer, khususnya batu bara berada di atas 15 hari,” jelas Hartanto.
Di bagian lain, dari hasil pantauan PLN, sepanjang hari raya Idulfitri, PLN menerima hampir 3.500 laporan pelanggan melalui aplikasi PLN Mobile. PLN memastikan seluruh laporan tersebut bisa dilayani dan diselesaikan dengan baik oleh petugas di lapangan.
(ynt)