Ogah Genjot Produksi, OPEC Menampar Eropa di Tengah Rencana Embargo Minyak Rusia

Minggu, 08 Mei 2022 - 22:23 WIB
loading...
Ogah Genjot Produksi,...
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Dunia beserta mitranya atau OPEC plus memutuskan tidak akan meningkatkan produksi. Keputusan ini menjadi tamparan bagi Eropa ketika embargo minyak Rusia menggema. Foto/Dok
A A A
WINA - Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Dunia beserta mitranya atau OPEC + yang dipimpin oleh Rusia memutuskan minggu ini bahwa mereka tidak akan meningkatkan produksi untuk bulan depan. Secara tidak langsung apa yang dilakukan OPEC + telah menampar wajah Uni Eropa (UE) , karena keputusan ini berarti tidak ada minyak tambahan yang datang ke Eropa ketika rencana embargo minyak Rusia menggema.

Seperti diketahui pada awal pekan ini, Komisi Eropa mengusulkan embargo terhadap minyak mentah Rusia dan produk olahan lain sebagai bagian dari paket sanksi keenam yang sedang dibahas oleh Uni Eropa. Embargo minyak mentah, kata Presiden Uni Eropa, Ursual von der Leyen, akan mulai berlaku setelah enam bulan dan embargo produk olahan bakal diterapkan akhir tahun ini.



Uni Eropa sendiri telah mengimpor sekitar 3,5 juta barel minyak mentah dan produk olahan dari Rusia. Angka tersebut sekitar setengah dari total ekspor minyak dan produk Rusia dan sekitar seperempat dari impor minyak Uni Eropa.

Periode enam bulan seharusnya membantu anggota Uni Eropa menemukan pemasok alternatif. Namun OPEC tidak memiliki rencana meningkatkan produksi untuk membantu Uni Eropa.

Menurut laporan Reuters pada pertemuan OPEC hari Kamis yang mengutip dua sumber, para delegasi "benar-benar menghindari diskusi tentang sanksi terhadap Rusia, mereka menyelesaikan pembicaraan dengan cepat yakni kurang dari 15 menit".

"OPEC + terus melihat ini sebagai masalah yang dibuat Barat sendiri dan bukan masalah pasokan mendasar yang harus ditanggapi," ujar Kepala komoditas di Investec, Callum Macpherson.

Pada bulan Maret, Sekretaris Jenderal OPEC, Mohammed Barkindo memperingatkan, bahwa tidak ada kapasitas cadangan di dunia untuk mengkompensasi embargo penuh pada ekspor minyak Rusia, yang berjumlah sekitar 7 juta barel per hari dalam minyak mentah dan produk olahan.

"Ini tentang bagaimana kita bertahan dari krisis ini. Tidak ada kapasitas di dunia saat ini yang dapat menggantikan 7 juta barel ekspor," kata Barkindo di CERAWeek pada bulan Maret dan minggu ini mengulangi pernyataannya menjelang pertemuan OPEC +.

Namun, ada kapasitas yang cukup untuk menggantikan ekspor Rusia ke Uni Eropa, di dalam OPEC sendiri. Menurut perkiraan Rystad Energy yang dikutip oleh Reuters, Arab Saudi, UEA (Uni Emirate Arab), Kuwait, dan Irak bersama-sama memiliki kapasitas produksi cadangan sekitar 4 juta barel per hari.

"Sebagian besar negara-negara ini memiliki kemampuan penyimpanan di darat yang luas, berarti bahwa beberapa juta barel dapat dinominasikan untuk ekspor dalam beberapa minggu," kata Louise Dickson, seorang analis dari konsultan energi Norwegia.

Ini menjadi kabar baik bagi Uni Eropa, apabila pasokan berjalan lancar. Sementara harga tinggi akan menjadi masalah yang sama sekali berbeda. Karena UE harus menyadari bahwa ini bukan tentang mengamankan pasokan alternatif, tetapi tentang melakukannya dengan harga yang relatif terjangkau.

Namun dalam situasi ini, Arab Saudi, Irak, Kuwait, dan UEA tidak memiliki motivasi untuk memberikan diskon. Sebaliknya, mereka memiliki motivasi untuk melakukan apa yang mereka lakukan yakni berpegang teguh pada peningkatan produksi dan menikmati kenaikan harga minyak karena pergerakan pasar cukup menantang untuk saat ini.

Ketika mereka mungkin menolak untuk membahasnya, dorongan sanksi Uni Eropa terhadap Rusia telah terbukti menjadi keuntungan bagi produsen OPEC. Telah terjadi keajaiban bagi harga minyak dan gas, terutama dengan banyak produsen OPEC secara teknis tidak dapat meningkatkan produksi mereka, memberikan dukungan tambahan untuk meningkatkan keuntungan produsen.



Kemungkinan hal-hal berubah selama enam bulan ke depan dengan asumsi suara bulat Uni Eropa untuk embargo diragukan bakal tercapai, hal ini bila melihat reaksi OPEC terhadap permohonan dari Inggris dan AS untuk lebih banyak minyak dari sebelum perang di Ukraina. Berbicara tentang AS, kemampuannya untuk mengisi kesenjangan minyak di Eropa juga diragukan.

Menurut Administrasi Informasi Energi AS, produksi minyak mentah di negara itu tahun ini hanya akan tumbuh sebesar 800.000 barel per hari. Mungkin AS dapat menggunakan cadangannya untuk mengirim beberapa minyak mentah ke sekutu Eropanya.

Tetapi AS sudah mengumumkan pelepasan 180 juta barel dari cadangan minyak strategis untuk menekan harga bahan bakar lokal. Di sisi lain Uni Eropa ingin memberikan dirinya enam bulan untuk menemukan pemasok alternatif minyak mentah sebelum menghentikan asupan barel Rusia.

Enam bulan yang sama juga dapat digunakan Rusia untuk mengalihkan lebih banyak minyaknya ke timur. Tanpa OPEC di pihaknya, Uni Eropa mungkin harus memberi warganya kabar buruk bahwa bensin, diesel dan segala sesuatu yang diangkut dengan kendaraan mesin pembakaran akan tetap mahal untuk waktu lebih lama dari yang diperkirakan.

(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1517 seconds (0.1#10.140)