Ini Sosok Gazprom: Penguasa Pasar Gas Uni Eropa Asal Rusia

Senin, 09 Mei 2022 - 20:45 WIB
loading...
Ini Sosok Gazprom: Penguasa...
Gazprom berada pada posisi sulit saat ini. Foto/Reuters
A A A
JAKARTA - Saat ini Gazprom menjadi satu-satunya perusahaan migas di dunia yang dililit pusing tujuh keliling. Betapa tidak, raksasa migas Rusia yang memiliki cadangan gas terbesar ini terimbas sanksi ekonomi terhadap Rusia.



Baru-baru ini Amerika Serikat mengenakan sanksi kepada Gazprombank, salah satu afiliasi bisnis Gazprom. Pemberian sanksi kepada para pejabat eksekutif Gazprombank karena AS ingin menghindari permasalahan ekspor gas di Eropa.

"Kami memberi sanksi kepada beberapa eksekutif bisnis puncak mereka, untuk menciptakan efek jera," ujar Pejabat Senior Administrasi Presiden AS Joe Biden dilansir dari Reuters, Senin (9/5/2022).

Gazprom memiliki saham sekitar 46% di bank yang didirkan pada tahun 1990 ini. Gazprombank menjadi salah satu bank yang ditunjuk oleh Putin sebagai bank tempat untuk membuka rekening khusus untuk membayar pembelian gas Rusia dengan rubel.

Sebelumnya, awal April lalu Jerman menyatakan mengambil alih anak perusahaan Gazprom di Jerman, Gazprom Germania, hingga 30 September nanti. Putin sendiri sudah mengutarakan ancamannya atas langkah nasionalisasi Jerman itu terhadap perusahaan negaranya.

Satu kemelut yang hingga saat ini menghantui Gazprom adalah kebijakan Putin yang mewajibkan para pembeli gas untuk membayarnya dalam bentuk Rubel. Kebijakan itu tentu saja akan berdampak pada penjualan gas mereka di Eropa.

Eropa adalah market terbesar Gazprom dengan pangsa pasar sekitar 43%. Jika kebijakan penggunaan Rubel oleh Putin menjadi harga mati, maka itu akan berdampak langsung pada pendapatan perusahaan.

Beberapa hari yang lewat, Gazprom telah memperkirakan adanya penurunan produksi gas sekitar 4% tahun ini. Penurunan itu sebagai sebagai tanda lain dari dampak sanksi Barat terhadap Moskow.

Padahal tahun lalu, Gazprom tengah menikmati keuntungan yang meroket. Gazprom mengumkan bahwa laba bersihnya mencapai 2,09 triliun rubel (USD29 miliar) pada tahun 2021. Jumlah itu naik dari 135 miliar rubel pada tahun keuangan 2020 lantaran kenaikan harga gas dan minyak akibat pandemi.

Kekuatan pasar Gazprom di Eropa merupakan hasil dari monopoli pemerintah Rusia. Undang-undang Rusia menetapkan bahwa hanya Gazprom yang diizinkan untuk mengoperasikan jaringan pipa yang digunakan untuk ekspor.

Tak pelak, perusahaan ini telah menjadi pemasok gas terbesar ke Uni Eropa (UE) selama beberapa dekade. Makanya jika Eropa tak bisa lagi membeli gasnya, maka itu jelas menjadi pukulan telak.



Gazprom merupakan perusahaan energi multinasional terbesar di Rusia. Namanya berasal dari singkatan Gazovaya Promyshlennost (Industri Gas). Kantor pusatnya berada di Lakhta Center, St Petersburg.

Sejarah berdirinya Gazprom tak lepas Perang Dunia II. Pada tahun 1943 atau saat Perang Dunia IIberlangsung, pemerintah Uni Soviet mulai mengembangkan industri gas domestik.

Sekitar tahun 1970-1980an, mereka menemukan cadangan gas alam yang cukup besar di Siberia. Setelah itu, pada 1989, Kementerian Industri Gas berubah menjadi State Gas Concern Gazprom dan menjadi perusahaan negara pertama yang dikelola Uni Soviet.

Itulah yang mengawali berdirinya Gazprom. Setelah Uni Soviet bubar, perusahaan yang sekarang memiliki karyawan sebanyak 473 ribu orang itu diprivatisasi dan mempertahankan asetnya yang berbasis di Rusia.

Pemegang saham utama Gazprom pada 2017 adalah Badan Federal untuk Manajemen Properti Negara dengan angka 38,37%. Sedangkan Rosneftegaz memiliki sekitar 10,97%. Sisanya dipegang oleh para investor termasuk 25,20% pemegang ADR di pasar saham asing dan 24,57% oleh pihak lainnya.

Dari sisi produksi, pada tahun 2011, tercatat perusahaan ini telah menghasilkan 513,17 miliar meter kubik gas alam. Angka tersebut adalah 17% dari produksi gas di seluruh dunia dan 83% dari Rusia. Ladang utama Gazprom terletak di wilayah Nadym-Pur-Taz atau dekat Teluk Ob di Siberia Barat.

Dalam penjualan, Gazprom melakukan ekspor pada berbagai negara di dunia, termasuk Uni Eropa. Bahkan, beberapa negara tercatat sangat bergantung pada perusahaan ini, seperti Bulgaria, Hungaria, Polandia, dan lainnya.

Per 2019, perusahaan ini tercatat sebagai perusahaan gas alam publik terbesar di dunia berdasarkan pendapatan yang diterima. Angka penjualan pada 2019 mencapai USD120 miliar.

Seiring terus berkembangnya perusahaan, Gazprom turut melebarkan sayap perusahaan dengan mendirikan banyak anak perusahaan. Tak hanya di Rusia, namun di luar negeri juga.



Pada Januari 2022 lalu, Gazprom menyalip Sberbank dalam daftar perusahaan terbesar di Rusia berdasarkan kapitalisasi pasar.
(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1093 seconds (0.1#10.140)