PM Italia Bocorkan Fakta Terbaru: Mayoritas Importir Gas Rusia Membuka Rekening dengan Rubel
loading...
A
A
A
ROMA - Perdana Menteri Italia , Mario Draghi mengatakan, perusahaan-perusahaan Eropa bisa membayar gas Rusia dengan mata uang Rubel tanpa melanggar sanksi. Tampaknya Italia mengabaikan aturan Uni Eropa yang mengatakan sebaliknya.
Seperti diketahui perusahaan-perusahaan Eropa tengah berjuang selama berminggu-minggu untuk mencari tahu bagaimana mereka dapat memenuhi permintaan Rusia untuk melakukan pembayaran dengan Rubel dan menjaga agar gas tetap mengalir tanpa melanggar sanksi yang dirancang untuk menghukum Moskow atas perang melawan Ukraina.
Pejabat Uni Eropa mengatakan, perusahaan harus tetap membayar dengan euro, dan membuka rekening bank Rubel akan melanggar aturan. Namun UE belum mengeluarkan instruksi tertulis secara rinci tentang bagaimana perusahaan harus membayar Gazprom PJSC.
“Tidak ada pernyataan resmi tentang apa artinya melanggar sanksi,” kata Draghi saat konferensi pers pada hari Rabu seperti dilansir Bloomberg.
"Tidak ada yang pernah mengatakan apapun tentang, apakah melakukan pembayaran dengan Rubel melanggar sanksi. Faktanya, sebagian besar importir gas telah membuka rekening mereka dalam rubel dengan Gazprom,” tambahnya.
Sebuah dekrit Rusia pada bulan Maret meminta perusahaan untuk membuka dua akun, satu dalam Euro dan satu dalam Rubel untuk menjadi sebuah langkah yang ditolak UE. Sejak arahan itu mencuat, ada sinyal dari Gazprom yang berusaha meyakinkan pembeli Eropa bahwa mereka dapat terus mendapatkan gas tanpa melanggar aturan UE.
Draghi juga mengatakan, bahwa importir gas utama Jerman telah membayar dengan Rubel. Seperti Italia, Jerman adalah konsumen besar gas Rusia.
“Sebenarnya kemarin kita lihat buktinya, saya kira sejak (Rabu) pagi ini, importir gas terbesar di Jerman sudah membayar ddengan rubel,” katanya.
Seorang juru bicara Uniper SE Jerman, pembeli utama gas Rusia mengatakan, perusahaan belum melakukan pembayaran di bawah sistem baru karena batas waktu pembayarannya hingga akhir Mei. Uniper sebelumnya menerangkan, bahwa mereka yakin dapat mematuhi sanksi dan menjaga aliran gas.
Juru bicara tersebut menolak untuk mengomentari apakah utilitas telah membuka akun bank dengan Rubel. Di sisi lain pedoman aturan dari UE yang dirilis pada akhir April mendapatkan kritik dari perusahaan dan beberapa pemerintah, lantaran kurang jelas.
Eropa menjanjikan adanya pembaruan segera. Tetapi jam terus berjalan karena banyak perusahaan memiliki tenggat waktu pembayaran yang jatuh tempo akhir bulan ini - dan jika mereka tidak membayar, mereka berisiko tidak mendapatkan aliran gas.
Gas Polandia dan Bulgaria dihentikan setelah mereka menolak untuk memenuhi persyaratan baru Presiden Vladimir Putin. Pembeli lain telah mencari solusi, termasuk perusahaan OMV AG Austria memberi sinyal bahwa perbaikan bisa dilakukan.
Seperti diketahui perusahaan-perusahaan Eropa tengah berjuang selama berminggu-minggu untuk mencari tahu bagaimana mereka dapat memenuhi permintaan Rusia untuk melakukan pembayaran dengan Rubel dan menjaga agar gas tetap mengalir tanpa melanggar sanksi yang dirancang untuk menghukum Moskow atas perang melawan Ukraina.
Pejabat Uni Eropa mengatakan, perusahaan harus tetap membayar dengan euro, dan membuka rekening bank Rubel akan melanggar aturan. Namun UE belum mengeluarkan instruksi tertulis secara rinci tentang bagaimana perusahaan harus membayar Gazprom PJSC.
“Tidak ada pernyataan resmi tentang apa artinya melanggar sanksi,” kata Draghi saat konferensi pers pada hari Rabu seperti dilansir Bloomberg.
"Tidak ada yang pernah mengatakan apapun tentang, apakah melakukan pembayaran dengan Rubel melanggar sanksi. Faktanya, sebagian besar importir gas telah membuka rekening mereka dalam rubel dengan Gazprom,” tambahnya.
Sebuah dekrit Rusia pada bulan Maret meminta perusahaan untuk membuka dua akun, satu dalam Euro dan satu dalam Rubel untuk menjadi sebuah langkah yang ditolak UE. Sejak arahan itu mencuat, ada sinyal dari Gazprom yang berusaha meyakinkan pembeli Eropa bahwa mereka dapat terus mendapatkan gas tanpa melanggar aturan UE.
Draghi juga mengatakan, bahwa importir gas utama Jerman telah membayar dengan Rubel. Seperti Italia, Jerman adalah konsumen besar gas Rusia.
“Sebenarnya kemarin kita lihat buktinya, saya kira sejak (Rabu) pagi ini, importir gas terbesar di Jerman sudah membayar ddengan rubel,” katanya.
Seorang juru bicara Uniper SE Jerman, pembeli utama gas Rusia mengatakan, perusahaan belum melakukan pembayaran di bawah sistem baru karena batas waktu pembayarannya hingga akhir Mei. Uniper sebelumnya menerangkan, bahwa mereka yakin dapat mematuhi sanksi dan menjaga aliran gas.
Juru bicara tersebut menolak untuk mengomentari apakah utilitas telah membuka akun bank dengan Rubel. Di sisi lain pedoman aturan dari UE yang dirilis pada akhir April mendapatkan kritik dari perusahaan dan beberapa pemerintah, lantaran kurang jelas.
Eropa menjanjikan adanya pembaruan segera. Tetapi jam terus berjalan karena banyak perusahaan memiliki tenggat waktu pembayaran yang jatuh tempo akhir bulan ini - dan jika mereka tidak membayar, mereka berisiko tidak mendapatkan aliran gas.
Gas Polandia dan Bulgaria dihentikan setelah mereka menolak untuk memenuhi persyaratan baru Presiden Vladimir Putin. Pembeli lain telah mencari solusi, termasuk perusahaan OMV AG Austria memberi sinyal bahwa perbaikan bisa dilakukan.
(akr)