Amphuri Prediksi Akhir Agustus Jamaah Umrah Sulsel Meningkat
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Dewan Pengurus Pusat (DPP) Asosiasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPURI), memprediksi jamaah umrah asal Sulawesi Selatan (Sulsel) akan melonjak hingga akhir bulan Agustus mendatang seiring pelonggaran aktifitas masyarakat.
Melalui data Kementerian Agama RI hingga Mei ini, kuota haji Indonesia berjumlah 100.051 jamaah. Jumlah itu terdiri atas 92.825 kuota jamaah haji reguler, dan 7.226 kuota jamaah haji khusus.
Wakil Ketua DPP Ampuri HM Azhar Gazali mengatakan, dari jumlah jamaah yang berangkat, Sulsel sejauh ini paling banyak memberangkatkan jamaah umrah setelah Pulau Jawa. Dari jumlah 100.051 jamaah tersebut 20% berasal dari Sulsel.
"Kalau jumlah jamaah saya tahu untuk seluruh Indonesia itu, sudah sekitar 100.060 jamaah yang sudah berangkat umrah sejak awal keberangkatan yang dibuka pemerintah di awal Januari namun Sulsel persentasenya kurang lebih 20% dari 100.060 jamaah yang terbang umrah, dan kalau di luar Pulau Jawa, Sulsel yang menjadi yang terbesar," paparnya.
Meski demikian, dirinya memprediksi jamaah umrah Sulsel akan terus mengalami peningkatan di akhir Agustus mendatang. Hal itu tak terlepas dari pelonggaran pembatasan pemberangkatan jamaah umrah yang sejauh ini masih di berlakukan di Sulawesi Selatan.
"Hampir 6 sampai 10 kali penerbangan dalam seminggu, cuman di Makassar saat ini masih dibatasi belum semua nanti resmi itu di Agustus akhir. Dengan penerbangan kurang lebih 10 kali penerbangan dalam seminggu Kalau sekarang masih banyak ya masih via Jakarta seperti saya masih via Jakarta tapi sudah ada juga yang langsung tapi belum normal," tandasnya saat dihubungi, Kamis (19/5/2022).
Sementara itu, keputusan Presiden RI Joko Widodo memberikan kelonggaran penggunaan masker di luar ruangan dirasa akan memberikan keuntungan bagi para jamaah. Dirinya menilai pelonggaran ini akan membuka para jamaah melakukan perjalanan umrah lebih mudah tanpa harus melakukan PCR.
"Kalau di sini (Mekkah) sudah mendekati normal tidak ada lagi VCR dan lain hal, tapi kalau kita berbicara secara global persyaratan vaksin itu pasti ada di negara manapun sekarang itu harus ada syaratnya," katanya.
Apalagi kata dia, di Saudi Arabia memang harus vaksin termasuk vaksin booster melengkapi vaksin Booster itu wajib. "Kalau di negara kita menghapus masker itu sangat menguntungkan buat kita dalam artian kewajiban itu sudah dihilangkan sehingga jamaah tidak perlu lagi melakukan VCR ," pupusnya.
Melalui data Kementerian Agama RI hingga Mei ini, kuota haji Indonesia berjumlah 100.051 jamaah. Jumlah itu terdiri atas 92.825 kuota jamaah haji reguler, dan 7.226 kuota jamaah haji khusus.
Wakil Ketua DPP Ampuri HM Azhar Gazali mengatakan, dari jumlah jamaah yang berangkat, Sulsel sejauh ini paling banyak memberangkatkan jamaah umrah setelah Pulau Jawa. Dari jumlah 100.051 jamaah tersebut 20% berasal dari Sulsel.
"Kalau jumlah jamaah saya tahu untuk seluruh Indonesia itu, sudah sekitar 100.060 jamaah yang sudah berangkat umrah sejak awal keberangkatan yang dibuka pemerintah di awal Januari namun Sulsel persentasenya kurang lebih 20% dari 100.060 jamaah yang terbang umrah, dan kalau di luar Pulau Jawa, Sulsel yang menjadi yang terbesar," paparnya.
Meski demikian, dirinya memprediksi jamaah umrah Sulsel akan terus mengalami peningkatan di akhir Agustus mendatang. Hal itu tak terlepas dari pelonggaran pembatasan pemberangkatan jamaah umrah yang sejauh ini masih di berlakukan di Sulawesi Selatan.
"Hampir 6 sampai 10 kali penerbangan dalam seminggu, cuman di Makassar saat ini masih dibatasi belum semua nanti resmi itu di Agustus akhir. Dengan penerbangan kurang lebih 10 kali penerbangan dalam seminggu Kalau sekarang masih banyak ya masih via Jakarta seperti saya masih via Jakarta tapi sudah ada juga yang langsung tapi belum normal," tandasnya saat dihubungi, Kamis (19/5/2022).
Sementara itu, keputusan Presiden RI Joko Widodo memberikan kelonggaran penggunaan masker di luar ruangan dirasa akan memberikan keuntungan bagi para jamaah. Dirinya menilai pelonggaran ini akan membuka para jamaah melakukan perjalanan umrah lebih mudah tanpa harus melakukan PCR.
"Kalau di sini (Mekkah) sudah mendekati normal tidak ada lagi VCR dan lain hal, tapi kalau kita berbicara secara global persyaratan vaksin itu pasti ada di negara manapun sekarang itu harus ada syaratnya," katanya.
Apalagi kata dia, di Saudi Arabia memang harus vaksin termasuk vaksin booster melengkapi vaksin Booster itu wajib. "Kalau di negara kita menghapus masker itu sangat menguntungkan buat kita dalam artian kewajiban itu sudah dihilangkan sehingga jamaah tidak perlu lagi melakukan VCR ," pupusnya.
(agn)