Transaksi Tunai Masih Diminati
loading...
A
A
A
Menurut Alexandra, masyarakat perkotaan akan berangsur beralih ke mata uang non tunai, seperti electronic money, karena lebih praktis, efisien dan juga untuk alasan kebersihan. "Adanya pandemi turut mengubah pola aktivitas ekonomi dan mendorong berbagai pelaku usaha dan konsumen untuk beralih pada penggunaan uang non tunai," ujar Alexandra kepada KORAN SINDO.
Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) ini membeberkan, sejumlah data terakhir menunjukkan bahwa dengan banyaknya masyarakat Indonesia yang mengakses internet semakin tinggi penggunaan transaksi digital non-tunai. Data dari Statista menyebutkan bahwa sekitar 210.16 juta penduduk Indonesia mengakses internet. Dari dari angka tersebut, sekitar 80 % penduduk Indonesia, menurut kajian Google 2021, pernah berbelanja secara online, yang tentunya sebagian dari mereka melakukan transaksi dan pembayaran secara digital.
Uang Beredar Meningkat
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), jumlah uang kartal yang diedarkan (UYD) pada April 2022 meningkat 23,2 % (yoy) mencapai Rp1.039,1 triliun. Sepanjang momentum Ramadan dan libur Idul Fitri 2022 ini terjadi realisasi penarikan uang tunai meningkat 16,6 % dibandingkan realisasi tahun 2021 (yoy) dari sebesar Rp154,5 triliun menjadi Rp180,2 triliun.
Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan sebelum kondisi pandemi (Mei 2019) yang sebesar 9,21 % (perbandingan dengan tahun lalu). Realisasi tersebut masih dalam kisaran alokasi uang tunai yang telah dipersiapkan BI guna mengantisipasi kebutuhan transaksi masyarakat selama Ramadan dan Idul Fitri 2022.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan, pada April 2022 transaksi ekonomi dan keuangan digital di Indonesia berkembang pesat. Perkembangan ini terjadi karena beberapa faktor. Masing-masing yakni yakni meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring, perluasan, dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta akselerasi digital banking.
Wakil Ketua Komisi XI DPR M Amir Uskara menilai, peredaran uang tunai menjadi tantangan dalam digitalisasi ekonomi termasuk di Indosiar. Pasalnya kata Amir, potensi transaksi yang jauh lebih besar, aman dan inklusif menjadi terhalang. Dengan masuk pada era cashless, tentu berbagai bidang usaha terbantu dengan kecepatan transaksi, perluasan pasar begitu juga masyarakat sebagai konsumen menikmati sistem yang lebih aman.
"Masalah dominasi uang tunai perlu segera diatasi dengan berbagai strategi dan kehadiran regulasi yang mendukung," ujar Amir.
Baca Juga: Koran SINDO
Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) ini membeberkan, sejumlah data terakhir menunjukkan bahwa dengan banyaknya masyarakat Indonesia yang mengakses internet semakin tinggi penggunaan transaksi digital non-tunai. Data dari Statista menyebutkan bahwa sekitar 210.16 juta penduduk Indonesia mengakses internet. Dari dari angka tersebut, sekitar 80 % penduduk Indonesia, menurut kajian Google 2021, pernah berbelanja secara online, yang tentunya sebagian dari mereka melakukan transaksi dan pembayaran secara digital.
Uang Beredar Meningkat
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), jumlah uang kartal yang diedarkan (UYD) pada April 2022 meningkat 23,2 % (yoy) mencapai Rp1.039,1 triliun. Sepanjang momentum Ramadan dan libur Idul Fitri 2022 ini terjadi realisasi penarikan uang tunai meningkat 16,6 % dibandingkan realisasi tahun 2021 (yoy) dari sebesar Rp154,5 triliun menjadi Rp180,2 triliun.
Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan sebelum kondisi pandemi (Mei 2019) yang sebesar 9,21 % (perbandingan dengan tahun lalu). Realisasi tersebut masih dalam kisaran alokasi uang tunai yang telah dipersiapkan BI guna mengantisipasi kebutuhan transaksi masyarakat selama Ramadan dan Idul Fitri 2022.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan, pada April 2022 transaksi ekonomi dan keuangan digital di Indonesia berkembang pesat. Perkembangan ini terjadi karena beberapa faktor. Masing-masing yakni yakni meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring, perluasan, dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta akselerasi digital banking.
Wakil Ketua Komisi XI DPR M Amir Uskara menilai, peredaran uang tunai menjadi tantangan dalam digitalisasi ekonomi termasuk di Indosiar. Pasalnya kata Amir, potensi transaksi yang jauh lebih besar, aman dan inklusif menjadi terhalang. Dengan masuk pada era cashless, tentu berbagai bidang usaha terbantu dengan kecepatan transaksi, perluasan pasar begitu juga masyarakat sebagai konsumen menikmati sistem yang lebih aman.
"Masalah dominasi uang tunai perlu segera diatasi dengan berbagai strategi dan kehadiran regulasi yang mendukung," ujar Amir.
Baca Juga: Koran SINDO
(ynt)